Kamis, 20 Desember 2018

Menghilang

Teruntuk Tuan yang mungkin sedang bersembunyi di balik semesta.

Bagaimana keadaanmu? Kuharap, semesta selalu menjagamu dengan baik meskipun aku sendiri tidak tahu mengenai keberadaanmu sekarang. Bahkan, aku tidak tahu mengapa secepat ini kau pergi dan memilih berkelana ke lain hati setelah kau berhasil membuatku jatuh hati terlalu dalam. Aku berani bertaruh, kau pasti tidak peduli dengan keadaan hatiku saat itu ketika kau memutuskan untuk pergi. Baiklah, kali ini aku hanya ingin menyampaikan segenap perasaan hati melalui aksara. Aku tak memaksamu untuk membacanya, karena percuma. Kamu tak akan memahami isi hati seorang Puan yang sedang dirundung pilu.

Tuan, apa kau tidak ingat dengan ucapan manismu ketika kita sedang bersua melalui telepon genggam? Katamu, kau sangat mencintaiku. Katamu, kau sangat membutuhkanku di hidupmu. Tidak ada gadis lain selain diriku. Kau membuatku terbuai ke langit ke tujuh ketika kau mengucapkannya. Aku bahkan sampai lupa diri sebab ucapanmu yang telah membawaku terbang tinggi ke atas awan. Namun, sekarang aku jatuh karena semua itu terbuang sia-sia. Aku tergopoh-gopoh untuk bangkit, tetapi sulit rasanya. Tidak ada yang bisa menolongku selain dirimu. Apa aku salah jika terlalu berharap? Apa aku salah jika menginginkan sebuah kepastian dan kejujuran?
Kau meninggalkanku tanpa sebab dan tanpa bahasa yang bisa kumengerti.

Kau tahu? Dirimu laiknya pencuri yang mengambil hati, lalu dengan seenaknya melarikan diri tanpa ingin diketahui. Aku baru sadar, ternyata kau tak ada bedanya dengan para pencuri itu.

Tuan, aku tak pernah sekalipun jatuh cinta kepada seseorang terlalu dalam seperti ini. Kaulah yang berhasil membuatku seperti orang yang gila akan cinta. Namun, aku ingin meminta beberapa hal. Anggap saja kita tak pernah bertemu. Anggap saja kita tak pernah bersitatap. Anggap saja aku tak pernah menaruh debaran yang mengguncang hati ketika kau memelukku kala gundah melanda. Anggap saja.. kisah kita tak pernah ada. Kisah kita sudah habis ditelan bumi hidup-hidup.

#30DWC #30DWCJilid16 #Day11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat Untuk Cinyo

Surat Untuk Cinyo, Cinyo, kamu datang dengan segala keluguanmu. Aku tak ingat kapan tepatnya kamu menghampiri rumahku. Yang kutahu hanyala...