Sabtu, 29 Agustus 2015

Imagine 5SOS (Heartbreak Girl)

Hi, readers! Gue mau memposting sebuah imagine dari lagu Heartbreak Girl  by 5 Seconds Of Summer nih. Gue harap kalian tak pernah bosan untuk membaca karya gue, karena gue akan sering meng-share imagine/fan fiction/short story yang kebanyakan nama tokohnya dari 5 Seconds Of Summer. Karena mereka favorite gue hahaha, okelah kalian bisa lihat dibawah ini yaa.

*************************************************************************************

Hari ini perasaan hati lo tuh lagi hancur banget, lo lagi kesel, marah, sedih karena lo lagi berantem sama pacar lo, yaitu Michael. Tapi lo bingung mau cerita ke siapa. Michael selalu bikin emosi lo naik, tanpa tahu perasan lo. Lo udah berkali - kali nemuin dia lagi cheating sama cewe lain, jalan bareng sama cewe lain, mengabaikan lo saat lo butuh dia tapi dia malah sia - siain lo, sakit gak tuh?! :') Dan gak lama kemudian, akhirnya lo menyadari bahwa lo punya Calum yang selalu siap dengerin cerita lo. Bahkan lo sering gedor gedor pintu rumahnya cuma karena lo mau curhat sama dia. Calum itu sahabat lo dari kecil, lo sama dia tuh udah karib banget deh.

Malam ini lo kerumahnya dia buat nangis sesenggukan, dan Calum udah terbiasa dengan situasi seperti ini. Calum cuma meluk lo dan membelai rambut lo, dia gak mau lo terus - terusan sedih, karena baginya, lo itu bagaikan rembulan yang selalu menyinari bumi tanpa kenal lelah, lo satu - satunya cewek yang dia sayang. Dan tanpa lo sadari, lo udah menyinari hidup Calum dari kalian kecil.

Lo dipersilahkan masuk dan duduk di sofanya. Calum akan membuatkan teh hangat agar lo ngerasa nyaman, sedangkan lo masih asik nangis sambil makan permen. Lo juga tau, Calum itu selain bassist  di 5SOS, dia juga suka bikin lagu buat band nya. Lo pun pergi ke kamar Calum, lo penasaran dengan lagu - lagu yang akan ditulisnya untuk album barunya nanti. Tak usah ditanya lagi, ruang kamarnya pun penuh kertas berserakan. Kertas - kertas rapih bertuliskan lagu - lagu. Tiba - tiba lo penasaran dengan kertas yang tergulung di bawah tempat tidur, lalu lo ambil kertas itu yang isinya :

You call me up,
It's like a broken record
Saying that your heart hurts
That you never get over him getting over you,
And you end up crying
And I end up lying,
'Cause I'm just a sucker for anything that you do

I dedicate this song to you,
The one who never sees the truth,
That I can take away your hurt, heartbreak girl.
Hold you tight straight through the day light,
I'm right here, when you gonna realize
That I'm your cure, heartbreak girl

Lo bingung dengan isi lagu itu dan lo kaget ketika menyadari bahwa sedari tadi Calum udah berdiri disamping lo, entah itu kapan yang pasti lo gak menyadari karena lo terlalu sibuk mikirin maksud dari lagu itu. Calum tersenyum memandangi diri lo. Dan lo minta penjelasan kalo lagu itu buat siapa, dan Calum tetap gak mau mengakuinya. Alhasil, lo ngambek. Akhirnya, Calum nyerah daripada harus ngeliat biadari nya itu ngambek. Dan Calum bilang saat itu juga kalo lagu itu dia bikin "khusus buat elo." Lo pun nangis kembali, tetapi kali ini nangis karena lo terharu, kenapa gak dari dulu lo sadar bahwa ada yang sayang banget sama lo. Lo memeluk Calum, ia bilang "i love you so much my best fiend, forgive me." Lo menggelengkan kepala dan berkata, "Hussh, don't talk like that. You kow, i love you too Cal."

Malam ini, lo seneng banget karena udah nemuin orang yang tepat. Lalu, gimana dengan Michael? 
Tenang, lo dan Michael udah putus malam itu juga, hari itu juga. Bukan maksud Calum ingin menghacurkan hubungan lo dengan Michael, tetapi ia hanya tak mau bidadari nya terluka. Dan Michael menyadari hal itu, ia sangat menyesal karena telah menyia - nyiakannmu.

~The End~
#gajelas #ya #ceritanya #jadi #baper #sendiri #yang #nulis #norak #deh #hahaha #maafkan.

Jumat, 28 Agustus 2015

Falling In Love With An Impossible Boy

Erica as you.
Genre : romance.

*Erica's pov*

Malam di London kali ini lumayan dingin menurutku. Jalanan di luar sana juga tak sebising biasanya. Baguslah, itu membuatku nyaman akan keadaan ini. Menyadari bahwa aku telah merantau dari Indonesia ke London itu bukanlah hal mudah. Bisa saja suatu waktu nanti aku akan merasa homesick akan keadaan di Indonesia. Ya walaupun terkadang aku merasa benci dengan banyaknya koruptor, banjir dimana - mana, banyak warga Indonesia yang masih belum tertib akan keadaan dan menjaga kelestarian lingkungan tetapi aku tetap mencintai negara dan kota kelahiranku, yaitu Jakarta.

*flashback

13 Maret 2011. Hari itu tepat dimana aku genap berulang tahun ke - 20 tahun. Dan di hari itu juga aku mendapat kejutan bahwa aku diterima di universitas ternama di London, University of Cambridge.
University of Cambridge adalah pecahan dari University of Oxford. Sama seperti Oxford, University of Cambridge juga mampu menjadi universitas yang bergengsi di Britania Raya, bahkan dunia. Ketatnya persaingan antara University of Oxford dan University of Cambridge, membuat masyarakat sering menjulukinya dengan Oxbridge. Kedua perguruan tinggi ini memang memiliki peraturan seleksi yang ketat, karena keduanya memang merupakan perguruan tinggi paling bergengsi di Britania Raya bahkan dunia. Dalam peringkat QS World University Rankings®, University of Cambridge menempati peringkat universitas terbaik pertama di Inggris dan terbaik ke -3 di dunia.
Dan akhirnya aku harus meninggalkan Indonesia secepatnya. Keluarga, sahabat, teman, kenangan demi kenangan harus ku tinggalkan demi mengejar sebuah cita - cita. Tetapi, semua itu tak akan pernah ku lupakan. Karena mereka adalah separuh dari kehidupanku. Karena mereka, aku tak bisa apa - apa, mereka yang selalu men-support diriku kapan pun itu.
Dua minggu kemudian, aku berangkat menuju bandara bersama keluarga dan beberapa kawan - kawanku. Aku akan meninggalkan tempat dimana aku dilahirkan. Suara - suara pemberitahuan pun mulai muncul, tanda keberangkatan pesawat yang akan ku tumpangi akan segera berangkat. Aku belum siap untuk meninggalkan Indonesia, tetapi beberapa dari mereka memelukku dengan sangat erat seperti tak mau aku pergi. Kami menangis bersama. Tetapi, yakinlah. Aku akan selalu mengingat dirimu keluarga dan kawan - kawanku. I always be there for you although i will stay in London for a long time.
                                                            **************
*Now

Sekitar pukul sembilan pagi tadi aku sudah berada di hall kampus untuk menunggu seseorang datang menemuiku. Aku sedikit sebal karena sudah tiga jam aku menunggu orang itu tetapi orang yang tunggu belum juga tiba, menyebalkan sekali, bukan?

Setelah lama aku menunggu, dua puluh menit kemudian ia muncul dengan wajah tak bersalah, omg apa yang ia lakukan sehingga ia bisa datang terlambat --"

"Hei, maafkan aku Erica. Aku sudah telat berjam - jam. Aku minta maaf sekali." ternyata Luke menepati janjinya untuk bertemu denganku. Ia bahkan berbicara dengan nada sangat berhati - hati karena menurutnya, aku adalah gadis yang pemarah jika kemauanku tak dituruti. Tapi itu hanya berlaku hanya untuk Luke, tidak untuk yang lain.

Aku hanya mengangguk pelan sambil menyunggingkan senyum agar ia berhenti memohon - mohon meminta maaf padaku, karena saat ini aku benar - benar tak ingin berdebat dengannya. Luke Hemmings, ia adalah orang yang pertama kali ku temui saat aku tiba di University of Cambridge. Ia juga yang mengenalkanku pada beberapa tempat yang berada di universitas itu. Aku dan Luke akhirnya semakin dekat dan ia adalah sahabatku sampai sekarang. Ia adalah orang yang unik, mempunyai bola mata indah yang berwarna biru yang membuatku merasa teduh, berambut blonde, bertubuh tinggi dan mempunyai lip piercing di bibirnya, but he's not a bad boy. He's a good boy, really really good boy for me. Mungkin tuhan juga mengirimkan bonus untukku, karenaNya aku bisa bertemu seorang Luke Hemmings, ia salah satu anggota favorite ku setelah Calum Hood. I think i'm a lucky girl.

Kami pun beranjak dari hall kampus menuju sebuah studio dengan menggunakan mobil. Entah itu studio apa, yang jelas aku sama sekali tak tahu mengapa ia mengajakku ke sebuah studio, bayangkan. Aku menunggu mungkin sekitar tiga jam lebih dan ia hanya mengajakku ke sebuah studio yang letaknya tak terlalu jauh dari kampus. Itu sangat membuatku lelah. Kalau begitu caranya, aku bisa berkunjung kerumah Luke daripada harus menunggu berjam-jam seperti orang hilang tak tau arah. Luke kembali menatapku. Ia tahu aku kesal padanya, tetapi aku tak menggubrisnya, kami sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini.

Sesampainya kami di depan studio, Luke langsung memasuki ruangan itu dengan mudahnya. Sedangkan aku, untuk memasukinya saja sudah di hadang oleh bodyguard yang berbadan besar itu, dan Luke sama sekali tak menyadari bahwa aku telah di hadang, "Oh sialnya diriku." gumamku dalam hati. Aku pun berteriak memanggil nama Luke, dengan sigap ia langsung menengok dan menolongku dari bodyguard itu dan berkata kepada si bodyguard bahwa aku adalah princess nya. Luke memang pandai berkata - kata, harus ku akui itu. Tak heran bahwa terkadang aku merasa Luke sedang menunjukan kata - kata yang paling romantisnya itu padaku, dan aku tahu itu hanya sebuah candaan.

 Akhirnya, Luke berhasil membebaskanku dari si bodyguard berbadan besar itu. Mungkin aku akan pingsan jika Luke tak cepat - cepat menolongku, karena aku di himpit oleh kedua bodyguardnya yang berbadan besar. Tak lama kemudian aku dan Luke memasuki sebuah ruangan bertuliskan "This is a room only for the member of 5 Seconds Of Summer." Wow, seriously? This is a room of 5 Seconds Of Summer? OMG, Luke brought me to here. I can't believe it, i'm really happy because i'll meet Ashton, Michael, and... Calum,  someone who i loved in the silence.

Aku masih terbengong - bengong karena aku tak percaya aku berada di tempat ini. Harusnya aku tak terlalu kaget bahwa suatu saat Luke akan membawa ku ke studio nya, aku pun mengenyahkan khayalan itu, tetapi aku salah. Ternyata mimpiku menjadi kenyataan.

Luke pun mengagetkanku dari lamunanku, tak kusadari bahwa sosok pria berbaju hitam, berambut mohawk, berbola mata hitam tengah menatapku dari jarak dekat sambil memainkan bass nya. Omg, itu Calum. Aku tak menyangka bisa bertemu dengannya disini. aku sangat berterima kasih pada Luke karena nya, aku bisa bertemu dengan 5 Seconds Of Summer dan juga.. bertemu dengan Calum. Mungkin aku gila karena aku jatuh cinta dan mencintai seorang bassist terkenal, tetapi aku tak dapat menyebutkan mengapa aku mencintainya. Kali pertama aku melihatnya di video clip yang berjudul "Amnesia" aku langsung tertarik padanya.

                                                 *****************

Semenjak Luke mengajakku mendatangi studionya, Calum dan aku semakin dekat. Sebenarnya aku sangat bahagia dengan keadaan ini, bahkan aku masih menganggap bahwa ini hanya mimpi. Tetapi aku selalu mencubit pipiku, kalau terasa sakit, artinya bukan mimpi haha. Dan kau tahu, ini memang bukan mimpi, aku yakin sebentar lagi kalian akan jealous padaku karena aku sangat beruntung, hihihi :p *abaikan*

*Calum's pov*

Aku melihat dirinya saat Luke membawanya masuk ke dalam studio kami. Awalnya aku sama sekali tak ingin memperhatikan gadis itu. Tetapi perasaanku mengatakan bahwa aku harus melihatnya. Aku pun menatapnya sampai tak berkedip, aku tak tahu mengapa. Mungkin aku akan jatuh cinta padanya. Aku dapat melihat pipinya memerah pada saat aku bertatapan dengannya, aku harap ia menyukai ku . Tetapi, kak Mali melarangku untuk tak berpacaran dengan gadis manapun setelah aku mengalami sakit hati yang sangat dalam sekitar tiga tahun lalu.Tetapi mata ini tak bisa untuk berhenti menatap gadis itu, ia terlalu menggemaskan bagiku. Kami berdua mulai dekat, kelihatannya ia juga tak keberatan jika aku mengajaknya pergi berdua. Dan Luke, ia juga senang aku bahagia ketika aku pergi bersama dengan sahabatnya, Erica.

Malam itu, aku mengajaknya ke suatu tempat yang pastinya romantis untuk dikunjungi. Aku sudah menyuruhnya untuk bersiap - siap memakai baju yang casual tetapi tetap hangat untuk dipakai, karena sekarang sedang winter. Tiba waktunya untuk menjemput dirinya. Ia terlihat sangat anggun, aku sangat terpana olehnya. Aku juga berbusana casual, karena kami hanya pergi ke tempat kincir raksasa yang disebut London Eye. London Eye tampak indah, sedikit demi sedikit butiran salju berjatuhan ke kaca, Erica terlihat sangat senang. Sama sepertiku, aku jatuh cinta padanya tetapi aku malu untuk mengatakannya, padahal sebelumnya aku tak pernah begini. Entah mengapa, Erica seperti membiusku untuk masuk kedalam kehidupannya. Ia sangat sempurna bagiku.

*Erica's pov*

Aku merasa nyaman malam ini. Dibawah sinar rembulan dan cahaya bintang, Calum menemaniku. Kami berada disatu tempat yang sama, disebuah ruang ruang London Eye sambil melihat pemanangan di luar sana. London di malam hari sungguh indah, aku  bisa melihat sungai river terhampar luas, bagunan bangunan tingkat yang kokoh membuatku takjub, ia mendekapku dengan erat saat aku kedinginan dan membiarkan diri ini terhanyut oleh nafasnya yang hangat, aku seperti tak mau kehilangan momen ini. Aku bisa berkencan dengan seorang Calum Hood, bassist favorite ku. Kurasa, kami seperti lebih dari sekedar teman. I can see from the way hee look at me, the way he kiss my lips when i'm mad, the way he hug me when i'm sad. I know i loved him. But i don't dare to say this feeling to him.

                                                   *********************



*Erica's pov*
 

Delapan tahun aku berada di negara asing tanpa sanak saudara, bahkan aku sendirian berada di negara itu . Tetapi, aku bahagia hidup disana bersama sahabat baruku dan tentunya, Calum. Kau tahu, sebentar lagi aku akan sarjana dan kembali melanjutkan kehidupan nyataku di Indonesia. Rasanya aku ingin selamanya tinggal disini bersama mereka, tetapi aku juga merasakan rindu yang amat dalam kepada negara ku dan keluarga ku. Mungkin aku akan say goodbye kepada Luke, Calum, Ashton, dan Michael. Saat ini aku lebih baik merebahkan tubuhku keatas kasur, dan mengabil secarik kertas untuk... ya kau tahulah, untuk menulis sebuah puisi yang mungkin tidak akan diketahui oleh Calum.

Aku terdiam dalam kesunyian.
Dimana, hanya ada aku di ruangan ini.
Tanpa kata - kata yang terucap.
Sejenak, aku diam membisu ketika menyadari bahwa aku betul - betul mencintainya.
Hanya dari kejauhan, aku dapat melihat dirinya.
Tetapi, aku tak bisa melihat dirinya secara langsung.
Aku hanya dapat melihatnya.. dari sebuah layar.
Yang entah kapan, aku dapat bertemu dan bertatapan langsung dengannya.
Jika diriku berhasil menemui dirinya, pasti akan sulit baginya untuk mencintai diriku.
 I'm falling in love with an impossible boy, just called "Calum"

Aku tak tahu apakah ia juga mempunyai perasaan yang sama. Tetapi, biarlah aku menyimpan perasaan ini sendirian. Ia tak mungkin mengejar diriku karena ia seorang bassist terkenal.

*Calum's pov*

Aku melihat seorang gadis berdiri di depanku.
Dengan rambut di kuncir dua layaknya anak kecil.
Ia begitu menggemaskan bagiku.
Saat itu aku ragu untuk berkata bahwa aku mencintainya.
Tetapi, lama kelamaan rasa ini makin tumbuh.
Aku tahu aku salah karena terlanjur mencintainya.
Aku tak bisa menjadikannya gadisku.
Tetapi aku menyayanginya.
Mungkin, siapapun yang membaca puisi ini tak mengerti perasaanku sekarang.
Kacau balau karena terus memikirkannya.
Maafkan aku, Erica.
Aku rasa, perasaan ini akan terpendam selamanya.

                                                          ******************
*Erica's pov*

London, 23 July 2019.

Akhirnya hari yang ku tunggu pun tiba. Hari ini aku akan kembali ke Indonesia dan aku akan bertemu dengan orang - orang yang ku cintai. Luke, Ashton, dan Michael datang menjemputku di apartment yang aku tempati. Tak ada Calum. Sesekali aku bertanya pada Luke "Dimana Calum berada? Aku ingin menemui dirinya (aku merindukannya)" Luke menjawab bahwa Calum sedang ada acara keluarga yang sangat penting, jadi ia tak bisa hadir menemanimu ke bandara dan tentunya sudah ada Luke, Ashton, dan Michael yang akan menemanimu dan Luke juga bilang bahwa Calum merindukanmu Erica, ia sangat meminta maaf karena tak bisa hadir. Sebenarnya ia menyayangimu, tetapi.. ia belum mau untuk memulai sebuah hubungan karena ia pernah mengalami sakit hati yang amat dalam tiga tahun silam, tetapi percayalah padaku bahwa Calum menyayangimu.
Aku kecewa dalam hati. Aku merindukannya. Aku salah telah mncintai seorang bassist dan ia tak akan pernah mengejarku. Ah sudahlah, mungkin hanya diriku yang terlalu menginginkan dirinya, aku pun juga sudah bahagia pernah berkencan bersamanya, dan aku juga bahagia mempunyai sahabat sebaik Luke. Terimakasih untuk Universty of Cambridge yang sudah mengajarkanku banyak hal, terimakasih untuk panorama selama di London, Terimakasih untuk 5 Seconds Of Summer sudah memberiku banyak hadiah dan membuat para 5sosfam jealous padaku, dan terimakasih untuk Calum sudah menjadi bagian hidupku selama aku berada di London. Aku pun berpelukan dengan Luke, Ashton, dan Michael. Tak lupa, Bryana kekasih Ashton juga datang untuk menemuiku. Aku bahagia sekali. Pintu pesawat sudah dibuka, aku memasuki pesawat dengan perasaan sedih namun bahagia. Aku tak apa Calum tak hadir menemuiku, yang pasti aku masih mencintainya dan terus melihat dirinya hanya melalui sebuah layar.

~The End~

Hayoo, baper gakk? Kalo imagine nya kurang  ngena atau kurang jelas maafkan saja ya karena saya masih penulis amatir, hahaha *peace* okay, semoga kalian menyukainya, readers! good night ^,^ 

Selasa, 25 Agustus 2015

About Secondhand Serenade

Hi guys! Kali ini saya akan merekomendasikan lagu lagu dari band favourite saya setelah 5SOS.
Nah, band ini bernama Secondhand Serenade. Band ini sedikit lebih melow dibanding 5SOS, akan tetapi group band ini bergenre Accoustic Pop Rock. Mulai dari albumnya yang berjudul Awake, A Twist In My Story, Hear Me Now lebih banyak menggunakan alunan akustik dan lagu lagu tersebut menggambarkan isi hati sang vocalist (John Vesely) kepada sang istri akibat cerai nya pernikahan mereka beberapa tahun silam. Nah, bagi yang suka lagu melow atau galau banyak nih lagunya yang bagus - bagus, contohnya :

  1. It's Not Over
  2. Broken
  3. Like A Knife
  4. Hear Me Now
  5. Only Hope
  6. Nothing Left To Say
  7. Goodbye
  8. Stranger
  9. Is There Anybody Out There
  10. Distance
  11. Never Too Late
  12. Pretend
  13. Something More
  14. Why
  15. Stay Close Don't Go
Itulah sebagian lagu yang terdapat di album Awake, A Twist In My Story, Hear Me Now.
Tapi tenang saja, tak semuanya lagu nya itu galau kok, buktinya ada Your Call, Vulnerable, Fall For You, Maybe, A Twist In My Story, World Turns, Awake dan lain sebagainya yang menyentuh dihati haha. Tapi kalian kalau mau bergalau ria, jangam terlalu larut. Nanti malah makin sedih, terus happy nya kapan? * Okay lupakan* haha.

Ia baru saja mengeluarkan album baru berjudul "Undefeated" yang dirilis pada tahun 2014 kemarin. Dan kalian tahu? Ia sudah tak galau lagi lhoo, lagu lagunya kembali ceria, seperti Shake It Off, I Don't Wanna, Let Me In See All, Undefeated, Fly By, Come Back To Me, Price We Pay, La La Love, dan di album ini hanya terdapat satu lagu galau yang berjudul Nothing Left To Say, asyik kan haha.

Saya itu dulu Serenader (sebutan fandom Secondhand Serenade). Karena itu, saya tahu banyak tentang band ini, tetapi setelah saya mendengar lagu Amnesia dari 5 Seconds Of Summer, lama kelamaan saya jatuh cinta pada band tersebut apalagi dengan membernya yang bernama Calum Hood. 

Okelah, sekian artikel dari saya. Semoga para pembaca menyukainya ya! ;)

Sabtu, 22 Agustus 2015

Some of the Song Lyrics from 5SOS

Hi readers, i feel bored tonight and let me post some lyrics from my favorite band (5SOS) Okay! Hope you like it ;)

"Beside You"

(Luke)
Within a minute I was all packed up.
I've got a ticket to another world.
I don't wanna go.
I don't wanna go.

(Calum)
The silent words are hard to speak.
When your thoughts are all I see.
"Don't ever leave," she said to me.

(Luke)
When we both fall asleep underneath the same sky.
To the beat of our hearts at the same time.
So close but so far away.

(Can you hear me?)

(Luke)
[Chorus:]
She sleeps alone.
My heart wants to come home.
I wish I was, I wish I was beside you.
She lies awake.
I'm trying to find the words to say.
I wish I was, I wish I was beside you.

(Calum)
Another day and I'm somewhere new.
I made a promise that I'll come home soon.
Bring me back, bring me back to you.

(Luke)
When we both wake up underneath the same sun.
Time stops, I wish that I could rewind.
So close but so far away.

[Chorus:]
She sleeps alone.
My heart wants to come home.
I wish I was, I wish I was beside you.
She lies awake.
I'm trying to find the words to say.
I wish I was, I wish I was beside you.

There are pieces of us both
Under every city light
And they're shining as we fade into the night

She sleeps alone.
My heart wants to come home.
I wish I was, I wish I was...

[Chorus:]
She sleeps alone.
My heart wants to come home.
I wish I was, I wish I was beside you.
She lies awake.
I'm trying to find the words to say.
I wish I was, I wish I was beside you.

She lies awake.
Beside you.
I wish I was, I wish I was...

She sleeps alone.
My heart wants to come home.
I wish I was, I wish I was..

                                               **************************

"Good Girls"
 

(Michael)

Do do do d-do do do do do do
She's a good girl
She's Daddy's favorite
He's saved for Harvard
(Calum)
He know she'll make it
(Michael)
She's good at school
She's never truant
She can speak French
(Calum)
(I think she's fluent)
'Cause every night she studies hard in her room

 (Michael)
At least that's what her parents assume
(Calum)
But she sneaks out the window to meet with her boyfriend
Here's what she told me the time that I caught her

[Chorus:]
She said to me,
"Forget what you thought
'Cause good girls are bad girls that haven't been caught.
So just turn around and forget what you saw
'Cause good girls are bad girls that haven't been caught."

Whoa oh oh oh- oh whoa oh
Good girls are bad girls that haven't been caught
Whoa oh oh oh- oh whoa oh
Good girls are bad girls that haven't been caught

(Calum)
She's a good girl
A straight A student
She's really into
All that self-improvement
(Michael)
I swear she lives in that library
 (Calum)
But if you ask her she'll say,
(Michael)
"That's where you'll find me!"

(Luke)
But if you look then you won't find her there
She may be clever but she just acts too square
'Cause in the back of the room where nobody looks
She'll be with her boyfriend
(Michael)
She's not reading books!

[Chorus:]
She said to me,
"Forget what you thought
'Cause good girls are bad girls that haven't been caught.
So just turn around and forget what you saw
'Cause good girls are bad girls that haven't been caught."

Do do do d-do do do do do do
Good girls are bad girls and good girls are bad girls
Do do do d-do do do do do do
Good girls are bad girls and good girls are bad girls

(Ashton)
She's a good girl
(She's a good girl)
Hasn't been caught
(She's a good girl)
She's a good girl
(She's a good girl)
Hasn't been caught... caught... caught... caught... caught... caught... caught... caught...

[Chorus:]
She said to me,
"Forget what you thought
'Cause good girls are bad girls that haven't been caught.
So just turn around and forget what you saw
'Cause good girls are bad girls that haven't been caught."

She said to me,
(She said to me)
"Forget what you thought
'Cause good girls are bad girls that haven't been caught.
So just turn around
(Just turn around)
And forget what you saw
'Cause good girls are bad girls that haven't been caught."

Whoa oh oh oh-oh whoa oh
Good girls are bad girls that haven't been caught
Whoa oh oh oh-oh whoa oh
Good girls are bad girls that haven't been caught
Whoa oh oh oh- oh whoa oh
Whoa oh oh- oh oh whoa oh
Good girls are bad girls that haven't been caught

I Wish



Siang itu, terik matahari menyinari kota Jakarta. Waktu dimana semua orang sibuk dengan pekerjaannya, dan lalu lalang kendaraan tak henti-hentinya melalui kota itu. Namun Amberly, gadis remaja yang periang itu malah asik memotret pemandangan dengan asyiknya di atas pohon yang berada di tempat yang tidak terlalu bising. Sinar matahari mulai memasuki celah-celah pohon, membuat suasana menjadi tentram dan sunyi. Semuanya terlihat dengan jelas, angin sepoi-sepoi membelai rambutnya dengan santainya sehingga membuatnya sedikit mengantuk. Akhirnya, perlahan Amberly memejamkan mata, sedikit demi sedikit mulai memasuki dunia mimpi dan tiba-tiba ia merasa tubuhnya sakit sekali seperti tertimpa batu, sehingga ia terbangun dan terpaksa menghentikan mimpinya. Ternyata, ia telah menimpa seseorang yang berada dibawah pohon. Aaah tidakk!
***

Brukkkkk, “Aduh! Kok sakit sih, lagi enak tidur diatas pohon malah jatoh.” Ujar Amberly sambil menggaruk-garuk kepalanya. Sontak, ia kaget dan terdiam karena telah menimpa seseorang.

“Heh! Makanya kalo tidur itu jangan disembarang tempat. Jatoh kan jadinya. Udah bagus ada gua disini, jadinya elo ga terlalu kesakitan.” Celetuk Adelio membalas perkataan Amberly.

“Yeeh yaudah sih gausah nyolot bisa kali yaa.” Dengan tampang jutek, Amberly berbicara padanya.

“Gausah sok imut lo.” Adelio bergegas pergi dari tempat itu sambil memasang muka masam.

“Eh lo kok ngeselin banget sih!” Lalu, Amberly melanjutkan memotret tanpa memikirkan kejadian tadi. Dan diam-diam ia mengambil gambar Adelio ketika sudah berjalan menjauh.

****

“Gila itu orang, songong banget. Bukannya terima kasih karena dibawah pohon ada gua tapi kenapa dia malah marah-marah sih. Udah jutek, galak lagi ckck.” Gumam Adelio ketika tiba di rumahnya dan seketika ia langsung merebahkan diri di kamar.

“Wuihh kenapa bro, lagi kesel? Biar gua tebak. Pasti orangnya itu cewek yaa?” Tiba-tiba Ejian, adik Adelio mengagetkannya dari belakang.

“Ah lo ngagetin gua tau ga, kalo mau main nanti aja. Lagi ga mood nih.”

“Hehehe tenaang, gua kesini bukan mau ngajak main kok tapi mau minjem playstation lo. Boleh ya??”

“Oh kirain mau main, yaudah sana ambil.”

“Aseekk, nanti malem gua balikin playstationnya.” Ejian berjalan kembali keluar dan membiarkan Adelio sendirian kembali. Dalam diam, terbesit bayang bayang Amberly dibenaknya yang membuat Adelio sedikit terpesona.

****

Keesokan harinya, Adelio mengendarai Kawasaki Ninjanya dengan lincah di parkiran SMAN 05 Jakarta, dan turun dari motor dengan gaya yang cool dan selalu memikat hati para gadis.

“Hai Lio, gua punya surat buat lu. Dan lu bisa liat di loker lu. Dibaca yah.” Dengan centilnya gadis itu berlalu, tetapi Adelio tetap biasa saja dengan situasi seperti ini. Karena ia memang pria popular disekolahnya, Ketika ia memasuki kelas XII.IPA 2. Tiba-tiba ia terdiam dan sorotan matanya tertuju pada gadis yang duduk dipojok kelas.

Ia merasa bahwa ia pernah melihat gadis itu. Gadis yang dituju pun akhirnya menyadari bahwa sedari tadi ada yang memperhatikannya. Dan Adelio sengaja duduk didepan kursi Amberly.

“Eh?” Adelio memanggil gadis itu sambil ragu-ragu.

“Hmm, siapa ya? Tapi tunggu, biar gua inget-inget. Sebelumnya kita pernah ketemu. Oh yaaa! Lu cowok ngeselin yang waktu itu ada dibawah pohon kan?”

“Oh iya, lo cewek yang songong itu kan? Ah kenapa harus lo lagi sih.”

“Ngomong-ngomong, ngapain lo duduk disini? Sana pindah. Gua ga mau duduk deket lo.”

“Jutek banget sih, bodo amat. Yang penting gua mau nya duduk disini.”

Please, jangan ganggu gua! Oke gua minta maaf karena waktu itu gua jutek, dan sekarang gua minta jangan ganggu gua, oke!”

“Ga mau! Lo harus tanggung jawab.”

“Loh? Tanggung jawab apa?”

“Karena elo adalah orang yang udah berurusan sama gue. Mulai sekarang elo harus jadi orang yang mau nemenin gua kemana pun gua pergi. Ya ibaratnya, lo itu jadi bayangan gua lah.”

“Dih? Gabisa gitu dong...” Belum sempat Amberly melanjutkan pembicaraannya, Adelio langsung meninggalkannya dan bergegas keluar.

Amberly pun langsung merasa kesal karena Adelio tidak mendengarkan omongannya. Ternyata, Adelio pergi ke ruang osis untuk melihat-lihat beberapa foto siswa-siswi yang berhasil memenangkan lomba di berbagai perlombaan.

Salah satunya, tertera foto Amberly yang sedang memotret pegunungan dari kejauhan. Karena potretannya sangat mengesankan, ia mendapat juara I di lomba “Kreasi Fotografi Kreatif.” Tak sadar, seulas senyum tersungging disana.

Waktu kian berjalan dengan cepat. Seperti perkataan Adelio pada Amberly, ia selalu mengikuti Amberly kemanapun ia pergi. Tetapi, tetap saja Amberly bersikap dingin padanya. Tak sengaja ketika Amberly baru memasuki tangga utama sekolah, ia menabrak seseorang yang bertubuh tegap dan tubuh itu langsung melindungi dirinya agar Amberly tak jatuh. Mata itupun bertemu. Amberly tak sengaja menabrak pria tampan disekolah ini. Dan orang itu adalah Adelio

“Woy, kalo jalan bisa liat-liat ga?” ekspresi Amberly terlihat biasa saja tetapi cara ia berbicara seperti menyindir. Dengan kikuk, Adelio membalas perkataannya.

“Yah elo lagi kan ckck, bilang aja sih kalo nge-fans. Gausah menutup diri dari kenyataan deh.” Adelio sebisa mungkin menutupi kecanggungannya dengan berbicara seperti itu.

“Elo jadi orang kepedean banget.” Ucap Amberly sambil berlalu. Adelio hanya bisa menatap gadis itu dari kejauhan.

Sesaat ia berteriak,

“Dengar Amberly, awas aja kalo sampe lo beneran naksir gue. Dan, gue yakin ga lama lagi lo bakal naksir gue!”

****

Adelio bersenandung di dalam kamar sambil memainkan gitarnya, melihat-lihat foto-foto kelasnya nya disaat ia kelas tiga SMA. Dan tak pernah ia sadari, matanya terpaku pada sesosok gadis yang berdiri dipojok kelas itu, sebenarnya ia sudah menyukai Amberly sedari ia duduk dikelas satu. Memang mereka tidak pernah sekelas, Tetapi ia selalu mengawasi Amberly semenjak kejadian yang mempertemukan mereka dibawah pohon.
Ia meyangkal pikiran itu karena Amberly adalah gadis yang jutek, sampai akhirnya mereka dapat satu kelas di kelas XII.IPA 2 ini. Adelio pun mulai mengambil secarik kertas untuk menulis sebuah puisi :

Malam ini, aku melihat bintang tersenyum padaku
Membuat hati ini bahagia saat melihatnya
Dan membuat diri ini ingin berkata bahwa aku mulai menyayanginya
Tetapi, ada satu hal yang menghambatku untuk berkata
Ia terlalu dingin
Aku tak tahu bagaimana cara untuk menyampaikan ini padanya
Aku tak tahu apa yang dirasakannya ketika kita sedang berbicara
Dan menatap matanya pun aku tak mampu
Satu hal yang ingin ku tanyakan, apakah ia menyimpan perasaan yang sama?

Sebersit bayangan Amberly tiba-tiba memenuhi benaknya ketika ia selesai menulis sebuah puisi.

“Apa-apaan ini? Seorang Adelio, cowok popular disekolah bisa-bisanya mempimpikan seorang cewek jutek dan dingin kayak dia? Mikir apa gua ini? gua bisa dapetin cewek yang lebih manis daripada dia tapi kenapa gua malah naksir dia sih?” ucapannya yang keras membuat Ejian adiknya, tersadar untuk meledek kakaknya itu.

“Hai kak, marah-marah lagi ya? Sama siapa sih? Pastinya sama si cewek jutek kan?”

“Sok tau aja lu.”

“Yeeh serius guaa, tadi gua denger lo nyebut-nyebut si cewek jutek itu. Kalo boleh tau, siapa sih namanya?”

“Ah udah ga usah banyak nanya. Pergi sana!”

“Ga mau, gua akan terus disini sampe lo ngasih tau nama si cewek jutek itu.”

“Oke oke, gua bakal kasih tau. Namanya Amberly, orangnya blasteran.
Cantik sih tapi juteknya ga nahan bro!”

“Waah boleh juga tuh hahaha.”

“Eh, pokoknya awas aja kalo lo juga naksir!”

“Hahaha, gua ga bakal naksir kok sama Amberly. Kenal juga enggak.” Ejian pun langsung keluar kamar ketika ia sudah tahu siapa gadis yang disukai kakaknya.

****

Keesokan harinya, Adelio melihat Amberly sedang berbonceng sepeda dengan siswa kelas XII.IPS 1, bernama Alexander. Seketika Adelio geram melihatnya. Ternyata, tanpa sepengetauan Adelio, ia memang sudah dekat dengan Alexander. Tetapi amberly tidak pernah mengumbar rahasia ini, termasuk siswa siswi lainnya tak pernah tahu bahwa Alexander adalah kekasihnya. Amberly tak mau ini menjadi masalah berikutnya dengan Adelio dan ia juga tak mau Alexander salah paham. Maka sengaja Adelio berjalan melewati mereka dengan tatapan tidak suka.

Setelah ia melewatinya, ia bergegas untuk menunggu Amberly didepan kelas, dan kebetulan arah kelas Amberly dan Alexander tidak searah, maka dari itu Adelio berani untuk menunggu Amberly disana.

“Amberly tunggu, jangan masuk kelas sebelum gua bolehin.”

“Lho, kenapa?”

“Sejak kapan lo pacaran sama Alexander?”

“Emangnya perlu banget lo tau?”

“Ya perlu dong. Kan gua udah pernah bilang kalo kemanapun gua pergi, lo harus ada disamping gua. Tapi karena elo selalu ngelak, yaudah gua terpaksa bebasin lo.”

“Emangnya lo siapa gua? Terserah gua dong mau jalan sama siapa. Dan satu hal, gua udah terlanjur sayang Alexander.” Dengan sigap, Amberly mendorong pintu kelas hingga berdebam.

“Amberly, gua sayang lo.” Dengan pelan, Adelio mengucapkannya.

****

Hingga saatnya tiba, Adelio sengaja berangkat pagi sekali untuk bisa menaruh puisi yang pernah ia buat untuk Amberly dan meletakkannya dimejanya. Dan ia membuat aba-aba kepada teman-temannya agar tidak berbicara kepada Amberly kalau yang membuat puisi itu adalah Adelio. Dan sesaat kemudian, Amberly datang dan menemukan sepucuk surat puisi itu.

“Ini dari siapa?” Amberly bicara pada teman sebangkunya.

“Gua ga tau.”

“Oh, buat siapa emang?”

“Katanya sih buat elu.”

“Oh buat gua, kirain buat elu.”

“Ya enggaklah, buat apaan gua dikasih surat. Lagian kalo mau ngomong lewat sms/bbm kan bisa.”

“Ahahaha iya juga sih. Siapa ya kira-kira? Ngomong lewat sms/bbm kan bisa, udah gitu ngomong langsung kan lebih enak, kenapa ngirim surat ya?”

“Ga tau lah, mungkin aja dia ga pede. Atau mungkin dia suka lo kali.”

“Suka? Gua gaada yang suka kok. Lagian kan gua udah ada Alexander dan itu cuma lu aja yang tau.”

“Udah pokoknya lu baca aja isinya. Dan itu terserah lu mau pilih Alexander atau orang yang nulis surat itu buat lu.”

“Hmm, okelah. Itu gampang. Lagian, tanpa sepengetahuan orang-orang gua udah lama ga sama Alexander lagi. Dia udah pindah ke Amsterdam. Negara asalnya.”

Adelio hanya bisa melihatnya tanpa berkata-kata. Ia sangat senang Amberly bisa tersenyum seperti itu dan andai saja amberly bisa mengetahui siapa penulis dari surat puisi itu. Ia langsung pura-pura memasang muka kecut ketika Amberly mendekat.

“Eh, Adelio. Lu tau yang bikin surat ini siapa?”

“Kepo banget lu.”

“Seriusan gua pengen tau Adelio. Please don’t make me angry with you again.  I just want us peace. Kita tuh dari pertama masuk kelas dua belas masa marahan terus sih.”

“Nah ini yang gua suka. Akhirnya lu ngalah juga.”

“Del, gua kaya gini bukannya gua kalah atas perlakuan lo selama ini. Tapi karena gua cuma pengen lo sadar, dan lo bisa mandang gua sebagai temen dan bukan sebagai musuh.”

“Hmm, tapi sayangnya gua masih ga suka sama tingkah lo Amber.”

“Oh gitu?!? Jadi lo ga terima nih? Oke, sampe kapan pun gua ga bakal minta maaf duluan lagi. Jahat banget sih lo!”

“Okay, lo pikir gua takut? Haha!”

Amberly pun menjauh dengan rasa jengkel yang menggebu-gebu. Ia tak menyangka Adelio tidak mau memaafkannya.
Tetapi nasib berkata lain, mereka disatukan dalam kelompok Bahasa Indonesia yang mau tak mau mereka harus bekerja sama. Mereka bekerja dengan acuh tak acuh, saling mendiamkan satu sama lain, bahkan setiap Amberly ingin bertanya kepada Adelio, ia hanya mengacuhkannya dan mendiamkannya. Hatinya keras seperti baja. Padahal Amberly sudah bersikap sewajarnya layaknya seorang teman. Amberly benar-benar tak habis pikir dengan pria yang satu ini.

“Gua bener-bener bingung sama tingkah Adelio yang kian waktu, kian hari, kian detik selalu begitu. Dan kenapa setiap gua mau hubungi dia selalu gabisa?!? Kenapa dia ga maafin gua sih? Tempramen banget. Gua emosi juga ada alasannya. Jadi dia ga berhak buat terus-terusan jutekin gua.” Ungkapnya dalam hati yang membuat kepalanya semakin pening.”

“Eh, ngapain lo bengong? Bukannya kerja malah bengong. Mikirin siapa sih.” Sontak, suara Adelio menyadarkannya dalam lamunan itu.

“Ngapain lo nanyain? Emang peduli?”

“Gua cuma mau kasih tau kalo nanti sore kita ketemuan di taman.”

“Buat apa?”

“Ya mau ngerjain tugas ini lah, jangan geer dulu deh. Gaada yang mau ngajak nge-date lo kok.”

“Yeeh siapa juga yang geer, lagian gua ga bakal dateng kok.”

“Pokoknya awas aja kalo lo ga dateng, gua ga bakal tulis nama lo.”

“Duhh ribet banget sih! Iya, gua bakal dateng janji.”

Selesailah pembicaraan mereka pada saat itu. Amberly lega karena telah berbicara padanya. Tetapi ia tak siap untuk bertemu Adelio di taman. Ia masih terlalu takut untuk menatap matanya.

****

Amberly tiba tepat waktu dari waktu yang sudah ditentukan Adelio dan rupanya Adelio belum datang. Lagi-lagi pernyataan itu membuat Amberly kesal karena merasa dibohongi Adelio. Tetapi, beberapa jam kemudian Adelio datang dengan Kawasaki Ninjanya dan membuat amberly deg-degan, bahkan amberly selalu meyakinkan dirinya agar tidak jatuh cinta padanya. Adelio pun mendekat dan menyapa Amberly dengan santainya seakan ia lupa akan janjinya.

“Eh Adelio yang sok kegantengan, lo tau ini udah jam berapa? Udah hampir maghrib dan elo baru dateng? Keterlaluan banget sih. Lo mau bohongin gua? Ga bakalan gua mau percaya. Sekali lagi lo ngajak janjian, gua ga bakal dateng! Dan ini udah mau malem, gua harus pulang.”

Dengan sigap, Adelio langsung menyambar tangan amberly dan membuat gadis itu terdiam.

“Mau apa lagi? Udah ga ada lagi yang mau di omongin kan? Lepasin, gua mau balik. Lagian, emang di mata lo gua itu penting? Udahlah, gua itu orang asing kan bagi lo?!”

Adelio hanya menatap mata itu dan malah menggenggamnya lebih erat. Amberly berusaha untuk menyingkirkan tangan itu, tetapi tangan itu terlalu kuat.

“Apa lagi sih hah? Belum puas lo nyakitin gua dengan sikap dan sifat lo yang kaya gitu? Lo diemin gue, ga pernah tanggepin gua kalo gua nanya kelompok, lo selalu salahin gue, keegoisan lo dan lo ga mau maafin gue. Sekarang apa lagi? Lo mau bikin gua tambah marah?!!”

Pelan-pelan Adelio melepaskan genggaman itu, perlahan Amberly sedikit mengeluarkan air mata karena tidak kuat dengan tingkah Adelio yang selalu mengganggunya.

“Amber, dengerin ya. Gua ga pernah mau nyari masalah sama lo.”

“Apa? Ga pernah nyari masalah? Lo ga nyadar ya? Bener-bener parah. Lo tuh selalu menyangkal apa yang terjadi tau ga!”

“Seriusan, gua suka nyari masalah sama lo karena gua suka sama sifat dan sikap lo yang kuat, yang ga mau kalah sama gua, yang tegar. Gua suka tiap lo lagi marah dan tiap kita bicara. Gua suka cara lo ngomong waktu kita ketemu di bawah pohon. Gua suka cara lo waktu lagi potret pemandangan. Dan gua suka, tapi gua terlalu malu dan terlalu takut buat bilang hal ini kalo.. s-sse-benernya gua sayang lo Amber.”

Amberly terpaku untuk medengar perkataan ini. Ia tak percaya orang yang selama ini ia benci akhirnya menyukainya.

“Duhh, please deh jangan bikin gua tambah pusing sama kata-kata lo deh.”

“Tapi gua ga bohong Amber, believe me.”

“Terus, lo mau ngapain?”

“Ya gua mau sekarang, hari ini dan detik ini juga kita baikan.”

“Serius? Seorang Adelio, cowok popular disekolah yang banyak disukain cewek itu bisa naksir gue? Ahaha it’s impossible, right?”

“Gua serius banget Amberly.”

“Hmm, okedeh gua pegang kata-kata lo. Tapi.. sorry gua ga bisa bales perasaan lo.”

“Ke-kenapa Amber?”

“Tadinya gua sempet ada perasaan, tapi gua udah terlanjur move on dan gua ga bisa pertahanin perasaan ini karena..” Amberly pun menunduk dan tak berani menatap mata itu.

“Karena apa Amber? Apa lo masih kecewa sama gue?”

“Bukan, gua ga kecewa. Tapi gua ga bisa terima kenyataan ini. Tolong jangan paksa gua, please.”

“Gua tau lo kecewa, maaf banget Amber. Tapi gua harap kita bisa baikan dan berteman.”

“Iya gapapa.. penyesalan itu selalu datang belakangan, hmm, kalo mau kerja kelompok kayaknya besok aja. Lu bisa kerumah gua kok.”

Tiba-tiba sesosok pria bertubuh tinggi, memakai kaos biru dilapisi jaket jeans datang mendekati mereka dan menjemput Amberly.

“Hai Amberly, Lagi sama temen ya?” pria itu pun menyapa mereka sambil tersenyum.

“Hai, iya sebentar lagi mau pulang kok. Kamu tumben dateng? Cari aku ya?” Pria itu mengiyakan pertanyaan Amberly dan berkenalan dengan Adelio.

“Kenalkan, nama saya Nadhif. Teman Amberly.” Ia pun menjabat tangan Adelio dengan ramah. Seketika hati Adelio remuk karena ternyata Amberly sedang dekat dengan pria lain selain dirinya. Ternyata Adelio telat menyadari semua ini karena keegoisannya.

“Gua Adelio, teman sekelasnya. Jaga Amberly ya. Jangan bikin dia kecewa.”

“Itu pasti, gua udah kenal Amber lama banget sebelum dia masuk SMA, tapi Amber ga pernah cerita ke siapa pun. Dia orangnya itu ga gampang untuk menceritakan sesuatu ke orang yang belum dia kenal dekat.”

“Baguslah, jadi gua ga cemas.”

“Oke deh, gua sama Amberly balik dulu ya. Lu hati-hati.”
Dan Amberly melambaikan tangannya sambil tersenyum kepada Adelio.

****

Langit di sore hari itu kebetulan sedikit mendung, seperti hati Adelio yang sedang berkecamuk. Menelusuri sungai di sepanjang taman. Ia tak mengerti apa yang terjadi. Ia pikir ini akan berakhir indah tapi ternyata berbanding terbalik dengan kenyataannya. Ia mencoba untuk berpura-pura kuat tetapi gagal. Amberly bersama Nadhif. Ia menyesal karena tidak mengakui perasaannya terhadap Amberly lebih awal.
****

~He takes your hand,
I die a little
I wacth your eyes,
And I’m in riddle
Why can’t you look at me like that?~ One Direction – I Wish

“Lo tuh ibarat bintang, yang bersinar di malam hari. Tapi susah banget buat  di gapai, orang yang selalu memancarkan cahaya di hidup gue tapi gue ga bisa memiliki lo.”
-Adelio.

“Lo itu ibarat bayangan yang selalu ngikutin gua kemana pun gua pergi, tapi ga pernah nunjukin kalo sosok lo tuh kaya apa, lo baru menunjukannya setelah lo mengakui semuanya.”-Amberly

                                             “THE END”

Surat Untuk Cinyo

Surat Untuk Cinyo, Cinyo, kamu datang dengan segala keluguanmu. Aku tak ingat kapan tepatnya kamu menghampiri rumahku. Yang kutahu hanyala...