Senin, 30 Mei 2016

From Title to Title (Part 1)

Jadi begini, waktu itu gue abis ada acara pesta dansa bareng temen. Nah setelah kita berdua selesai, itu tuh long way home banget deh. It takes a long time to arrived at home. Kebetulan, gue sama temen gue udah sahabatan lamaa banget. Jadi dimana pun dia, i always beside you, friend. Sebut saja temen gue itu, Hood. Gue dan Hood selalu pergi bareng, main mulu, layaknya tomorrow never dies. Karena, kita berpendapat "we'll never be as young as we are now." Mumpung kami masih 18 and she's a good girl and it makes she looks so perfect wow i like her, katanya. Dan.. suatu hari, dia ninggalin gue. Dia harus pergi tour dengan band nya yang menyebabkan hubungan persahabatan kita tuh makin renggang, as close as stranger gitulah jadinya. Sebenarnya sih wherever you are, i will always remember about you. Gua kecewa banget. Disatu sisi, dia selalu terbuka sama gue apapun itu, tapi sekarang dia jadi tertutup banget. Makin lama makin berasa kalo kita udah disconnected. Akhirnya, everything i didn't say. Dan gua menyadari bahwa sepertinya gue dan dia harus end up here. Gue ga mau dia bertingkah seenaknya tanpa tahu perasaan orang lain yang mikirin dia tuh gimana. I feel the pain, hey! Gue tau, gue mungkin terlalu cepat mengambil keputusan, but you don't know what i feel, right? Se-enggaknya begitulah. If you don't know, let me go. Gue tau dia heartbreak boy (dalam 5sos : heartbreak girl) tapi ya sudahlah, gue kan udah ga terlalu deket lagi sama Hood. Sebenarnya, gue ada rasa. Gue udah kasih green light tapi dia ga menyadarinya. Dia juga sempat ngasih voodoo doll buat kenang - kenangan. Bahkan gue masih inget, kita suka banget karaokean dirumah nyanyiin lagu what i like about you & heartache on the big screen dengan sangat keras, dan kita juga punya prinsip, don't stop singing until our neighbor reprimand us. Seru juga kalo inget tentang persahabatan kami, sayangnya itu semua sudah lewat. Lebih baik gue amnesia dan fly away deh daripada harus inget sama semua ini hehe.


*******

Sebenernya cerita ini udah lama, tapi di share aja. Ini juga gue rangkai judul lagunya dari album 5 Seconds Of Summer yang bertajuk nama group band mereka sendiri. Okay, sekian ^^

From Title to Title (Part 2)

Kini, aku dan Hemmings sedang berada di San Fransisco. Kami berangkat dengan menggunakan Airplanes. Menikmati pemandangan indah dan berlibur bersama itu memang menyenangkan. Selain itu, kami sering sekali Waste The Night. Mungkin karena saat malam hari, kita dapat melihat sebuah bintang yang bersinar amat terang diatas sana dan bersenda gurau satu sama lain. Ia juga orang yang aneh. Ia sering mengajakku untuk pergi ke Outer Space, tapi ku hanya mengelak. Tak terasa, dua bulan kemudian kami kembali ke Indonesia dan menjalani hidup seperti biasa. Ia berkata padaku bahwa lagu yang sering ia nyanyikan itu "She's Kinda Hot." Terkadang, ia adalah orang yang Unpredictable. Seiring berjalannya waktu ia berubah, berubah dan berubah. Kami berdua seperti orang yang Close As Stranger. Kupikir, aku terkena Jet Black Heart. Aku tahu dan aku paham, ia memang terlahir dari keluarga Broken Home dan lama-kelamaan ia merasa bahwa dirinya seperti Castaway. Tetapi ia bisa bercerita denganku. Aku adalah orang terdekat setelah keluarganya. Lantas, who am i? Invisible mungkin. Ia buta akan segalanya. Aku ingin melindungi hatiku dengan Safety Pin, tapi sulit untuk melakukannya dan aku hanyalah The Girl Who Cried Wolf dan kurasa sebentar lagi hatiku akan menjadi Broken Pieces. Ia mungkin sudah melupakanku tapi ia tak pernah merasakan hal ini. Kadang aku ingin Catch Fire kemudian melemparkan api itu ke wajahnya agar dia tahu rasanya seperti apa dihiraukan. Panas. Hey Everybody! Sudahlah, kalau kau ingin mengambil hatinya, aku tak apa. Asal kau bisa membayar semua yang kurasakan. Semenjak kejadian itu. Hemmings menjadi Lost In Reality. Vapour adalah favouritnya saat ini. Aku tak tahu mengapa. Mungkin karena kudengar perusahaan yang dikelola ayahnya bangkrut sehingga ia depresi. Money mereka semakin menipis. Aku ingin mempunyai Permanent Vacation agar bisa kulupakan semua kekesalanku dan Fly Away dari segalanya. Inilah Story Of Another Us yang akhirnya terpampang jelas di layar lebar seperti Heartache On The Big Screen.


******

Ini adalah rangkaian cerita yang saya buat dari judul lagu 5 Seconds Of Summer yang terdapat pada album kedua mereka yang bertajuk Sounds Good Feels Good. Okay untuk para 5sosfams pasti gak sabar menanti album ketiga, sama. saya juga haha. 

Fangirling

Berada di suatu tempat yang berisikan barang - barang fandom band kesukaan kita memang sangat menyenangkan. Apalagi kita bisa bebas berbuat apapun ditempat itu, termasuk fangirling.

Aku adalah gadis yang sangat tergila - gila dengan group band yang bernama 5 Seconds Of Summer. Yeah, tak tahu mengapa aku bisa menyukai group band ini. Yang pasti aku menyukai band itu karena aku memang menyukai genre nya, dan bukan hanya genre nya saja, lagu lagu nya pun juga enak untuk dinikmati sebagai penyuka musik bergenre pop/rock. Sampai - sampai aku rela bolos sekolah pada hari itu hanya untuk menonton konser nya. Mungkin itu hanya dalam mimpi, entahlah..

Mereka yang mewarnai hari - hari ku.

Four idiots brother from Australian ^^

******
Nazla PoV

Gua heran dengan gadis yang bernama Camilla. Disaat semua orang dewasa sibuk untuk bekerja, para pelajar sibuk untuk berangkat kesekolah. Dan para mahasiswa yang sibuk berangkat ke kampus. Camilla malah asik memainkan gadget nya sambil bermalas - malasan ditempat tidur. Ia hidup sendiri di kota Brighton untuk menjadi pribadi yang lebih mandiri dan tinggal di sebuah Apartment tapi nyata nya, ia malah bermalas - malasan dengan memainkan handphone nya sambil melihat - lihat foto 5 Seconds Of Summer dan tak lupa ia mendownload foto - foto dan lagu dari band itu sambil berteriak - teriak tak jelas.

*********
Camilla Pov

"OMG!! Calum Hood, you are so perfect!!"
"OMG!! Luke Hemmings, you are so fuckin cute!!"
"OMG!! Daddy Ashton."
"OMG!! Michael you're so idiot i like you!"
"I LOVE 5 SECONDS OF SUMMER!!"
"AARRGGHHHH YOU MAKE ME CRAZY."

**********

Tiba - tiba, pintu kamarnya berhasil terbuka paksa oleh seorang temannya yang tinggal di kamar sebelah.

"Heh Camilla! Lo gak ke kampus apa?! Berisik banget sumpah teriakan lo itu bener - bener bikin kuping gua sakit. Mana belom mandi lagi lo, lebay tau gak sih! Mandi sana, bukannya siap - siap sekolah tapi malah masih tiduran di kasur ampun deh."

Sontak, Camilla kaget mendengar pintu kamarnya terbuka. Rupanya semalam ia lupa mengunci pintu kamar. Saking teledornya, ia juga hampir menghilangkan kunci kamarnya sendiri.

"Ehh iya sorry Naz, abisnya mereka keren banget sih pokoknya lo harus liat deh. Ga nyesel gua yakin." Camilla lalu menunjukan handphone nya kepada temannya itu dan akhirnya Nazla pun duduk di pinggir tempat tidur Camilla.

"Loh loh Naz, ngapain lo ikutan duduk? Tadi lo marah - marah. Sekarang malah ikutan ngeliatin. Ga boleh. Lo ga boleh suka sama mereka. Mereka punya gua, lo kan bukan 5sosfam." Dengan santai nya Camilla berkata begitu pada Nazla.

"Gimana sih lo. Tadi lo yang nyuruh gua buat liat. Sekarang gua mau ikutan liat malah dimarahin sama lo. Ga jelas lo ah lebay tau ga." Nazla menjadi geram terhadap Camilla.

"Ga jadi, ga boleh. Nanti gua punya saingan. Tiba - tiba salah satu dari mereka lo rebut lagi, mereka kan pacar gua, ehh lebih tepatnya Calum Hood haha."

"Wey, wake up please. this is real life, not in your dream."

"Oh ya? Do you think 5sos is not hum....."

"Sssshh shut up please. "

Yap, akhirnya Nazla berhasil membuat Camilla kesal dan kemudian ia bersiap siap untuk mandi berkat Nazla.

*****
07:00 AM.

Camilla berangkat menuju kampus menggunakan mobil. Kampus yang terletak tak jauh dari apartment nya itu terlihat besar dan megah. Salah satu bangunan yang paling menarik perhatian adalah 'Angel of the North' karya Antony Gormley yang setinggi 20 meter, yang menyambut kedatangan para pengunjung di North East. Jembatan Tyne yang terkenal dan Jembatan Gateshead Millennium yang telah meraih penghargaan melintasi sungai Tyne, menghubungkan kota Newcastle dengan Gateshead Quays yang baru dibangun, dimana tempat ini terkenal akan galeri seni BALTIC dan pusat musik Sage Gateshead yang menakjubkan. Itulah gambaran mengenai Newcastle University.

Mobil Chevrolet hitam milik Camilla berhasil memasuki wilayah universitas itu dan memarkirnya dengan lihai. Baru saja ia keluar dari mobilnya, seorang pria memakai jaket hoodie menabraknya hingga Camilla terjatuh.

"Hey sorry, gua ga sengaja. Lagi buru - buru soalnya. Bye!" Ucap si pria misterius usai menabrak Camilla.

Camilla langsung mengeluh dengan kejadian itu. Bukannya menolong tetapi malah langsung ditinggal pergi. Tetapi pria itu cukup aneh. Ia belum pernah melihat mahasiswa itu di kampus sebelumnya. Maka ia melirik pria itu lagi sampai tak terlihat.

*******
12:00 PM

"Nazlaaaa.... " Teriak Camilla ketika ia bertemu Nazla di kantin kampus.

"Eh apaan sih malu - maluin tau ga diliatin orang tuh." Nazla membalasnya.

"Hehe sorry jangan jutek jutek dong. Gua cuma mau cerita, tadi pagi gua ketemu cowok misterius banget deh. Jadi tuh waktu gua baru keluar dari mobil, tiba - tiba orang itu nabrak gua. Ga nolongin lagi. Kan ngeselin."

"Ooh syukurin."

"Kok gitu sih lo, kesel deh."

"Ya mungkin aja dia kayak gitu karena elo nya dalam keadaan 'Bawel' makanya dia langsung kabur."

"Ah Nazlaa, gua ga bawel kok seriusan tadi pagi tuh gua lagi diem - diem nya. Masa iya sih orang baru keluar mobil sampe kampus langsung kumat fangirling gua, nanti disangka orang gila beneran dong.

"Haha tuh tau."

"Parah banget nih emang lo. Yaudah gua ke kelas duluan ya."

********

Calum mulai mengikuti kemana Camilla pergi. Ia adalah pria yang menabraknya tadi pagi. Ia sengaja menyembunyikan identitasnya agar tidak ketahuan orang - orang yang berada disana. Dan ia layak seperti penguntit sekarang.

Camilla yang sedari tadi serius memikirkan hal tadi pagi, tiba - tiba terbesit bayangan Calum Hood dipikirannya. "Hah?! Duh ga mungkin gua kepikiran Calum. Jangan sampe fangirling gua kumat. Calum ga mungkin disini." Camilla langsung menepiskan bayangan itu.

Calum makin cepat mengejar Camilla, dan..

HAP, Calum tertangkap oleh mata Camilla.

"Ca.. Cal... Calum?!? Lo Calum Hood??"

Calum hanya tersenyum melihat Camilla berkata terbata - bata seperti itu dan menatapnya penuh makna.

"Kok lo ada disini? Bukannya lo lagi sibuk tour Cal?"

Calum masih terdiam.

"CAL JAWAB!!!" Camilla mulai emosi.

"Iya ini gua. Gua disini karena.. "

"Karena apa? Jangan setengah - setengah dong ngomong nya."

"Oke, gua disini nyari elo. Tapi maaf ggg- gu-gua harus pergi sekarang." Calum melintas melewati Camilla dengan cepat sehingga membutuhkan waktu untuk membuat Camilla sadar bahwa ia bertemu seorang Calum Hood.

*******
18:15 PM

Apartment Camilla.

Aneh. Bagaimana bisa Camilla bertemu dengan seorang Calum Hood di kampusnya. Apalagi Calum berkata ia datang ke kampusnya hanya untuk mencarinya. Dan tatapannya sukses membuat Camilla mati rasa. Seakan ia membeku di dalam kotak es selama ratusan tahun. OMG! Pasti Camilla akan mimpi indah malam ini. Tetapi ia menemukan keganjalan di kamarnya. Ia menemukan sebuah kode, yang menunjukan bahwa ia harus pergi ke hall apartment jam 12 malam. Itu gila! Buat apa ia kesana hanya untuk hal yang tak jelas. Tetapi mau tak mau ia harus melakukannya.

12:00 AM

Hall Apartment.

Kosong. Sepi. Sunyi. Itulah yang ditemukan Camilla pada saat jam 12 malam beraada di hall tersebut. Maklum, hall ini dipakai kalau ada acara resmi saja. Seketika ia langsung bergidik dan bergegas kembali ke kamarnya dan... Slap! Sebuah kertas terjatuh dibawah kakinya. Dan membuatnya tambah ketakutan.

"Lebih baik gua kembali ke kamar daripada harus berdiri disini sendirian, gua rasa ada yang mengerjai semua ini. Hiiyy."

*******
20 June 2015

Hari ini 5 Seconds Of Summer kebetulan sedang libur tour. Jadi mereka bebas pergi sesuka hati mereka. Luke, Cal, Mike, dan Ash bergegas pergi ke sebuah Café di dekat sungai River yang pemandangannya cukup indah bila dipandang mata.

"Cal, bagaimana aksi mu? Sudah berhasil?" Tanya Luke dengan seksama.

"Dia mengetahuiku, tapi.. aku belum berhasil membuatnya bahagia, karena aku selalu menghindar tiap bertemu dengannya. Dan aku juga tak tahu apakah ia akan hadir di acara pusat kota nanti."

"Oh come on Cal. You are a boy. Lo pasti bisa menghadapi Camilla. Dia itukan teman SMA lo. Lo ga mungkin lupa kan sama dia?" Gua yakin pasti dia masih ada rasa sama lo. Pasti dia bangga sama lo Cal." Kata Ashton dengan bijak.

"Iya Cal, dengerin gua. Lo jangan menghindar. Gua yakin Camilla ga akan pergi dan dia bakal meluk lo setelah dia udah ketemu diri lo yang sekarang. Lagipula, kalau dia 5sosfam, dia pasti bakal ikut kuis itu dan hadir di acara nanti." Mike berkata dengan serius.

"Ya who knows. Semoga aja lah. Thanks ya."

*********
5 Seconds Of Summer melaju dengan mobil nya ke arah pusat kota di London sebelum mereka menyelesaikan tour nya dan kembali ke Aussie. Mereka kesana untuk memberikan hadiah bagi para pemenang kuis yang mereka adakan beberapa waktu yang lalu. Dan Camilla ternyata juga ada disana bersama Nazla.

"Ya, para hadirin sekalian. 5 Seconds Of Summer telah tiba ditempat."

Setelah MC berkata seperti itu, para 5sosfam pun berteriak kegirangan termasuk Camilla. Dan ia seperti.. mengalami masa tiga tahun lalu, dimana ia jatuh cinta pada Calum Hood dan Calum juga mempunyai perasaan yang sama, Luke dan Michael pun juga mendukung mereka. Camilla hanya tak percaya ia menggemari band yang ia sukai dan salah satu member band itu ada seseorang yang membuat hari nya terasa berbunga - bunga.

"OKE, kalau begitu kita sambut. Inilah 5 Seconds Of summer. Beri tepuk tangan!"

Tempat itupun penuh dengan sorak - sorakan para 5sosfam Yang memenuhi area tersebut. 5 Seconds Of Summer pun membuka acara dengan menyanyikan lagu "Beside You" yang sebenarnya dipersembahkan Calum untuk Camilla.

Setelah mereka selesai menyanyikan lagu, mereka langsung mengobrol dengan penonton untuk membuat penonton senang dan tak lama ia mengumumkan siapa pemenang dari kuis itu.

*******
13 May 2015

"Naz, lo tau kan 5sos nanti bakal ngadain acara di pusat kota London nanti tanggal 20 June 2015.. Gua mau ikutan. Pokoknya gua harus menang dalam kuis itu. Gua harus tunjukin kalo gua fans sejatinya mereka. Dan... itu juga buat Calum. Gua kangen dia Naz."

*******

20 June 2015

Pusat kota London meriah se meriah panggung mereka saat tour. Sebait nama mereka sebutkan satu persatu saat itu, dimulai dari pemenang ke-sepuluh sampai pemenang ke-satu. Nama Camilla tak kunjung disebut oleh sang MC. Membuatnya kecewa dan hampir pulang karena ia tak bisa memenangi kuis tersebut. Tetapi nasib berkata lain. Pada saat pemenang pertama yang disebutkan, Camilla justru terbengong - bengong, sedangkan Calum malah berloncat - loncat kegirangan.

"Camilla Harryington."

Camilla baru saja tersadar bahwa namanya terpanggil menjadi juara satu di kuis tersebut dan ia diminta untuk menaiki panggung. Khusus Camilla, Calum yang memberi hadiah tersebut untuknya.

"Hey sweetie, ku kira kau tak akan hadir ke acara ini, dan ku kira kau tak akan menang. Tapi ternyata.. nasib mempertemukan kita disini, ditempat ini, di negara ini, dan aku menemukanmu sekarang. Dan kau adalah penggemar sekaligus orang yang ku cintai, Camilla Harryington."

Calum berkata seperti itu didepan panggung untuk Camilla. Dan semua penggemar 5sos langsung cemburu tapi menikmati moment tersebut. Camilla pun langsung memeluk Calum dengan erat. Begitu juga dengan Calum.

Lalu mereka semua bernyanyi bersama - sama, khususnya Camilla. Ia naik di atas panggung bersama 4 pria itu.

*********

FANGIRL yang kenyataan. 

(maaf bila cerita ini terlalu ngarep, soalnya penulisnya lebay haha *oke abaikan* *peace*)

Wherever You Are

(Notes : y/n itu your name)

*****

Aku mendekatkan tubuh ke dekat tungku api yang sudah kunyalakan di halaman rumah. Cuaca malam hari di London memang sangat dingin hingga aku terjangkit flue. Berbagai lapisan pakaian dan jaket tebal bahkan sudah menempel di tubuhku. Dengan menyalakan tungku api akan terasa lebih baik. Angin malam yang sangat genit, ia memainkan helai rambutku yang terurai sampai berantakan seperti seekor singa. Aku mengambil gitar dan bernyanyi sepanjang malam. Calum memasuki halaman rumahku dengan santainya. Sudah biasa jika ia keluar masuk rumah dengan seenaknya karena aku pun juga begitu. Ia menghentikan nyanyianku, kami duduk berhadapan dan ia bergantian menyanyikanku dengan lagu jadul bandnya.

"It started on a weekend in May
I was looking for attention needed intervention
Felt somebody looking at me
With a powder white complexion feeling the connection
The way she looked was so ridiculous
Every single step 
Had me waiting for the next
Before i knew it, it was serious
Dragged me out of the bar
To the backseat of the car
When the lights go out
She's all i ever think about
The picture burning in my brain
Kissin' in the rain
I can't forget my English love affair."

Ia menatapku sambil bernyanyi. Kurasa ia sengaja menyanyikannya karena lagu itu ia buat pada saat awal pertemuan kami di akhir bulan Mei. Tetapi aku tak terlalu tertarik padanya, mataku justru beralih pad laki-laki disebelah Calum yang berambut blonde dengan bola mata berwarna biru. Ia sangat menggoda. Calum hanya memberi senyuman dan lambaian tangan saat kami bertemu sedangkan pria itu itu memberikan seulas senyum yang kemudian memudar. Lalu pertemuan kami berlanjut hingga saat ini.

Luke Hemmings, pria asal Australia ini yang telah mengubah hariku menjadi lebih bermakna. Tiap kali ku melihatnya di video keek yang ia unggah bersama Michael, Ashton, dan Calum membuatku tertawa berlebihan, terlebih lagi ulah yang dilakukan oleh Calum dan Mike itu sangat konyol menurutku. Tetapi, disatu sisi aku bahagia dapat dipertemukan dengan empat lelaki konyol seperti mereka.

"Nyanyian yang bagus, Cal." Aku bertepuk tangan sembari meneguk secangkir teh hangat dan juga memberikan teh itu kepada Calum.

"Terima kasih, aku membuat lagu itu khusus untukmu." Ia tak kalah semangat mengatakannya dengan aksennya yang khas.

"Aku lebih semangat lagi jika yang menyanyikanku malam ini adalah Luke."

Raut wajahnya seketika berubah. Ia menggelembungkan pipinya yang chubby dan memajukan bibirnya seakan merengek seperti anak kecil dan tak lupa ia memasang wajah puppy face andalannya ketika sedang sedih. Menggemaskan sekali orang ini.

"Cal, stop memasang wajah imutmu itu. Kau membuatku tak bisa berhenti tertawa hahahaha."
Calum tetap memasang wajah puppy face nya agar terlihat menggemaskan. Ya, aku tak menyangkal, seorang pria berwajah imut namun memiliki biceps yang ideal. Tetapi ia tetaplah menggemaskan.

"Y/n, stop memanggil nama Luke atau kau kubiarkan sendiri disini."

"Ya, ya, ya aku mengerti Cal. Dan stop memasang wajah sok imutmu itu." Ia hanya tertawa. Namun beberapa detik kemudian ia berbicara.

"Y/n, bisakah aku bicara?"

"Tidak. Ya tentu saja boleh, Cal silahkan."

"Luke sebenarnya peduli padamu, tapi-"

"Tapi apa, Cal?"

"Sewaktu kami menggelar konser di America, kami berpencar. Aku dan Michael ke Grand Canyon untuk memanjakan mata melihat alam yang indah sedangkan Luke dan Ashton pergi ke Los Angeles, dimana seluruh aktris dan aktor hollywood sebagian berada disana. Lalu, setelah kami selesai berlibur dan kembali ke hotel, Luke bercerita bahwa ia bertemu gadis yang bernama Arzaylea. Tak banyak cakap. Aku mengabaikan dan membiarkan kami berdebat sebentar karena aku tahu kau menyukai Luke dan ia tahu itu. Aku yakin Luke tak tergoda, tapi gadis iblis itu terus menerus menggoda Luke hingga akhirnya menerima permintaan gadis iblis itu untuk menjadi kekasihnya."

Aku tercengang, "A-apa kau bilang-." Belum selesai bicara Calum memotomg pembicaraanku.

"Ashton bilang ternyata Arzaylea sudah di setting hanya untukku dari management. Mungkin karena aku sama sekali tak peduli dengan wanita dan sampai sekarang aku tak memiliki kekasih. Tapi Mike pun juga tak memiliki kekasih, lantas mengapa aku yang dijodohkan dengan Arzaylea? Dan mengapa mereka tak mencoba menjodohkan Mike juga? Huh, aku lebih memilihmu dibanding wanita itu, y/n."

Aku tak bisa berkata-kata lagi. Aku tak menyangka selama ini Luke sudah mempunyai kekasih. Pupus sudah. Tetapi aku beruntung karena gadis itu tak mendekati Calum karena Calum terlalu baik dan terlalu polos. dan aku lebih beruntung karena Calum tak tergoda dengan gadis iblis macam itu. Calum terus saja berkicau disampingku dan aku melamun.

"Y/n? Hey y/n. sudahlah tak usah dipikirkan." Ujar Calum dan Aku masih dalam lamunan.

"HELLOO Y/N, ARE YOU OKAY, GIRL?" Calum berteriak di telingaku. Aku hampir menonjoknya karena terlalu tenggelam dalam dunia sendiri.

"Hey hey calm down girl. Don't be sad. I will always beside you with Mike and Ash." Calum tersenyum sambil memelukku.

*****

Hari-hari berikutnya aku selalu mendengar kabar bahwa si gadis iblis itu sedang berjalan bersama dengan Luke, dinner, dan lain-lain. Ia tak pernah mau berbagi Luke Hemmings dengan para fansnya. Pernah suatu ketika, aku tak sengaja bertemu mereka dan memergokinya. Gadis iblis itu terus berulah dan anehnya Luke tak merasa risih. Aku sendiri risih melihat tingkahnya. Sedetik kemudian, mataku tak bisa berkedip. Aku kaget setengah mati ketika Arzay merapatkan jarak diantara mereka dan.. bibir mereka saling berpaut. Sepertinya sebilah pisau sudah menghujam jantungku hingga diri ini mati rasa. Aku tak merasakan apa-apa. Apa gunanya diriku disini, lebih baik aku meninggalkan tempat ini toh Luke juga tak akan pernah melihatku. Perlahan, air mataku sudah membanjiri wajahku. Aku tak tahu harus berbuat apa hari ini. Si gadis iblis itu juga tak akan tahu bagaimana rasanya.

Aku membendung rasa sakit ini dikamar. Bisa saja ku melakukan hal gila. Tapi aku masih waras. Aku ingat kata-kata dari Mike, Calum dan Ash yang selalu menyemangatiku dengan, "stay strong beautiful, you're gonna be okay." 

Berita telah tersebar bahwa mereka telah berciuman. Berbagai media memotretnya dan mencetak gambar itu ke koran, majalah, dan sebagainya. Aku yang sudah mengetahui hal ini hanya diam sementara disampingku ada Ash dan Mike. Calum sedang sibuk menulis lagu dikamarnya.

"Y/n, kau tahu hal ini?" Ashton berbicara, aku diam seribu bahasa.

"Y/n, bicaralah jangan diam saja. Aku tak suka dengan keadaan seperti ini." Mike menyambung perkataan Ashton.

"Aku tak apa, hanya sedikit pusing." Aku menjawab dengan acuh tak acuh.

"Aku yakin kau sudah mengetahui hal ini lebih dulu. Kalau kau belum mengetahui, kau tak akan berdiam diri seperti ini."

"YA, AKU SUDAH TAHU ASHTON. AKU MENGETAHUINYA." Aku berteriak sekuat tenaga hingga Calum keluar kamar.

"Hey hey ada apa? Kok ribut-ribut? Apa yang kau ributkan? Dan.. Hey, kenapa matamu sembab y/n?" Calum beralih pandang dan memandangi Ashton dan Mike.

"Kau apakan y/n?! Kenapa mata y/n sembab, Ash, Mike!" Calum meninggikan nada bicaranya hingga mereka tersedak teh yang mereka minum."

"Uhuk, hey Cal. Santailah, kami tak menyakiti y/n. Lihat koran itu." Ashton melirik sebuah koran agar Calum mengerti lirikan matanya. Ia ambil koran itu kemudian membantingnya keras-keras.

"ARGH! Luke brengsek! Gadis iblis sialan! Aku tak bisa membiarkan hal ini terjadi. Sudah berapa hari ia tak pulang ke hotel. Mike dan Ash, kau bisa mencarikannya untukku? Kita harus bicara dengannya." Ujar Calum sambil memakai jaket dan mengambil kunci mobil.

"Cal, kau mau kemana? Sudah malam. Kita tak mungkin menemukan Luke." Ujar Mike.

"Mike, Ash. Kita ini lelaki. Kita pasti bisa menemukan Luke. Aku tahu ia dimana."

"Ehm.. Cal, Mike, Ash. Lebih baik aku yang pergi." Ujarku dengan suara pelan hingga berlalu dan berjalan menuju roof top hotel.

"Y/n, kita tak bisa membiarkanmu sendiri. Jangan pergi ke  roof top, please. Aku tahu kau mau melakukan apa. Mereka berbicara berbarengan dan kemudian saling bertatapan dan tertawa. Tawa yang indah.

"Aku hanya ingin menghirup udara segar. Udara disini sejuk."

"Dan setelah itu kau akan hilang akal lalu kau menjatuhkan diri dengan lompat. Tidak. Tak akan kubiarkan." Ujar Michael.

"Kami bisa ikutan mati kalau begitu caranya." Ujar Calum.

"Besok aku akan kembali ke Indonesia, Cal, Mike, Ash."

"AP-APA???!" Mereka berteriak berbarengan.

"Ya, aku akan kembali ke negaraku. Kupikir aku sudah tak ada gunanya lagi disini, percuma. Aku jatuh cinta pada pria berbola mata biru, lalu sakit hati dengan sendirinya."

"Y/n, kami yakin Luke tidak sebejat itu. Kami mengenal Luke. Hanya saja ia tergoda dengan gadis iblis itu."

"Kalau Luke tergoda, kemungkinan besar ia menyukainya. Sudahlah anggap saja aku tak ada selama ini, hanya parasit."

"Y/n, kau tak boleh seperti itu."

"Besok antarkan aku ke bandara pukul tujuh pagi, pesawatku berangkat pukul delapan. Aku sudah membeli tiket pesawat dari jauh-jauh hari tanpa sepengetahuan kalian, jadi kalian tak usah mengkhawatirkanku."

Keheningan mengisi ruangan ini. Kami menangis dan berpelukan bersama-sama. Aku bahagia bertemu dengan mereka termasuk.. Luke Hemmings.

******

Writer's pov

Hari ini y/n kembali ke negaranya. Itu artinya, Kami akan jarang bertemu dengannya. Kami sudah satu jam berada di bandara sebelum keberangkatan y/n. Menunggu gate delapan dibuka, kami bercerita dan tertawa bersama. Tiba-tiba, kami mendngar suara yang tak asing. Kami mengenalnya. Ia berlari susah payah untuk menggapai kami. Dia, Luke.

"Y/n mana y/n?! Aku harus bicara padanya, aku mohon." Pinta Luke dengan amat sangat.

"Buat apa Luke? Sudah terlambat." Michael hampir menonjok lelaki itu tapi Calum menahannya.

"Darimana saja kau? Y/n tak mau bicara denganmu, percuma." Ujar Ashton.

"Biarkan ia berbicara denganku." Ujar y/n dari balik dinding.

"Y/n, maaf. Maafkan aku. Aku tak bermaksud menyakitimu dengan foto itu. Aku tahu kau terluka tapi jangan kembali ke neg-"

Y/n menutup mulut Luke hingga ia tak melanjutkan bicaranya. Ia melantunkan sedikit lagu.

"For a while we pretended
That we never had to end it
But we knew we'd had to say goodbye
You were crying at the airport
When they finally closed the plane door 
I could barely hold it all inside."

Kemudian, Ashton, Michael, Calum dan Luke mengikuti y/n bernyanyi.

"Torn in two
And i know i shouldn't tell you
But i just can't stop thinking of you
Wherever you are."

Mereka menangis bersama, panggilan gate untuk pintu ke delapan telah dibuka. Luke memeluk y/n dengan erat seakan tak mau kehilangan, tetapi semua sudah terlambat.

Y/n juga mengucapkan selamat tinggal untuk Calum, Mike dan Ash karena sudah menemaninya selama tinggal berlbur di London.

"I will always love you." Kata y/n berteriak kepada mereka.

Kamis, 19 Mei 2016

The Emptyness

*Note : disarankan sambil dengerin lagu My Immortal dan Hello by Evanescence, mungkin lebih terasa menyentuh*



*Ini cuma imagine, fan fiction. Jangan dibawa serius. Okay readers ;)*


"Keanna! Jangan sakiti dirimu. Aku mohon, berhentilah. Jika kau bertidak seperti itu terus-menerus, coba bayangkan orang yang kau sayangi sedang menyayat dirinya sendiri di depan orang yang menyayanginya. Rasanya sangat sakit. Sama saja kau menyayat hatiku! Berhentilah Keanna!"

Kata-kata itu terus terngiang ketika aku kembali memikirkan peristiwa kejadian tadi siang. Membuatku sedikit pusing kepala karena memikirkannya. Aku memang laki-laki tak berguna. Dimana aku saat sahabatku lagi dan lagi ingin mencoba bunuh diri?! Dimana aku saat ia membutuhkan pertolongan?! Dimana aku saat hatinya telah hancur berkeping-keping?! Aku malah asyik menemani gadis lain sementara sahabatku sedang dalam keadaan buruk. Oh Tuhan, maafkan aku yang terlalu memikirkan ego sendiri.

*****

"Hey Kean, sudah baikan? Aku mencemaskanmu, kau tahu?" Aku mendatangi kamarnya ketika ibunya mengizinkanku masuk menemuinya.

"Buat apa kau kesini Calum?! Aku lemah. Aku tak berdaya. Aku sakit. Tapi kau tak pernah merasakan hal itu kan?"

"Keanna, berhentilah untuk menjelek-jelekkan dirimu. Kau tak sejelek yang kau kira. Aku yakin kau pasti bisa melawan rasa sakitmu. Tinggalkanlah dia yang hanya membuatmu semakin jatuh. Kau bisa lihat aku disini."

Keanna hanya bisa menangis di bahu sahabatnya, ia memeluk Calum dengan erat seakan ia ingin Calum merasakan perih di dadanya.

"Kau bisa panggil aku, kapanpun kau mau, kapanpun kau membutuhkanku, akan ku usahakan selalu ada untukmu."

"Terimakasih Cal, aku sangat menyayangimu."

"Aku lebih menyayangimu."

Calum menyelimuti Keanna dengan lembut, membiarkan gadis itu tertidur dengan nyenyak. Sudah setahun dirinya sering drop karena ia merasa dirinya selalu saja tersisihkan, orang-orang hanya mementingkan diri sendiri. Bila ada yang datang padanya, itu hanya untuk memanfaatkan dan ada maunya saja. Hanya Calum yang mengerti karena ia pernah mengalami hal yang sama.

*****

"Hei sob, bagaimana kabar Keanna?" Michael bertanya pada Calum usai latihannya dengan group bandnya selesai.

"Sudah lebih baik. Tapi aku harus hati-hati. Dia terus-menerus melakukan self harm dengan cutting herself. Baginya, dengan menyayat semuanya akan lebih baik."

"Oh, turut bersedih Cal. Ashton sudah tau masalah ini? Lebih baik nanti malam kita kerumahnya. Aku ingin menjenguknya. Aku rindu padanya."

"Kau rindu? Memang kau siapa? Tanya Calum dengan nada bicara yang menyindir.

"Tenang sob, aku ini juga temannya. Teman tak akan tega melihat temannya dalam keadaan drop begini."

"Yeah, terimakasih atas pengertianmu."

*****

Keanna membanting piring yang ada disekitarnya. Didepan kekasihnya, ia tak segan-segan untuk menjadi gadis beringas, pemberontak dan keras kepala. Ia mengambil satu pecahan piring yang ia pecahkan tadi.

"Lihat ini Luke! Lihat ini! Kau tahu ini apa? Ini beling sayang, ini benda tajam. Hahaha! Sebuah benda yang sangat menyakitkan jika perlahan-lahan menyentuh diriku! Tangis Keanna pecah, seluruh make up nya hampir luntur ketika air yang menggenangi matanya sudah tak kuat untuk membendung tangisan itu lagi. Walaupun begitu, kecantikannya tak akan hilang ditelan lunturnya make up yang ia kenakan.

"Kau tahu Luke? Sangat remeh dan tak penting untukku bila aku melihat kau berjalan dengan wanita lain, membicarakan gosip tak benar tentang diriku, membuat diriku tak berguna dihadapan orang lain. Aku tak apa. Tak akan kenapa-napa. Oh, apa kau menganggap ini semua hanya permainan belaka? Haha, bahkan selama ini kau tidak menganggapku kekasihmu? Akupun juga begitu Luke, Kita sama jahatnya. Kau mengkhianatiku didepan orang banyak, dan aku mengkhianati keluargaku dengan berbohong kepada mereka bahwa selama ini aku dalam keadaan baik-baik saja. Tetapi tidak sebenarnya. Sekarang aku bebas untuk self harm. Tak ada yang bisa melarangku!"

Keanna mulai menyayat tangannya dengan pelan. Luke tidak berusaha untuk menghentikannya. Ia masih terpaku akan kalimat yang diucapkan Keanna tadi. 

BRUKK!!!

Gebrakan pintu terdengar keras. Begitu melihat pemandangaan yang tak enak dilihat, Calum langsung menghentikan perbuatan Keanna diikuti Ashton dan Michael.

"Keanna, please berhenti! Keanna, lihat aku! Tatap mataku Keanna! Lihat aku!" Calum berusaha menyadarkan Keanna.

"Aku takut Cal, aku takut. Aku tak bisa mengendalikan diriku." Keanna menangis sejadi-jadinya.

"Kau pasti bisa Keanna, tatap mataku!" Calum mengguncang tubuh Keanna lebih keras.

BUMP!!

Satu pukulan berdarat di pipi Luke. Membuat sudut bibir lelaki itu mengeluarkan darah segar.

"Oh, jadi ini lelaki tak tahu diri yang sudah membuat orang yang begitu berarti untukku sekarang menjadi sangat down. Kau tak pantas untuk dikatakan sebagai lelaki, cuih!" Calum membuang ludah sembarang didekat Luke berdiri."

"Mana kekuatanmu? Kau tidak berencana untuk membalas pukulanku, huh?"

Luke seketika pucat pasi, ia tak bisa berbuat apa-apa.

"Memang tak berguna, kalau kau lelaki, harusnya kau membalas pukulanku! Ayo pukul!" Calum mendekatkan tubuhnya untuk dipukul oleh Luke, tetapi Luke hanya diam.

"Calum, sudahlah jangan terlalu emosi." Ashton setengah berteriak menengahi pertengkaran mereka.

"Aku ingin bicara, tetapi aku tak akan memukulmu. Aku tahu kau tak akan kembali seperti keadaan yang baik-baik saja."

"Oke, bicaralah!"

"Aku minta maaf sebesar-besarnya karena telah menyakiti Keanna. Aku memang lepas kendali, emosi sehingga gadis itu menjadi pelampiasanku."

"Heh, dengar! Ia bukan tempat pelampiasan. Kau pikir dengan kata maaf, semuanya akan kembali seperti semula? Coba kau jatuhkan kaca, lalu kau satukan lagi kepingan itu. Apakah akan kembali seperti semula? Kaca itu sudah tak lagi indah! Sebaiknya kau katakan maaf pada Keanna!"

"Ia sedang tak stabil. Aku takut jika bicara padanya malah makin memperkeruh keadaan."

Calum terdiam, meredakan emosi yang dideranya. Michael terus-menerus menyadarkan Keanna, sedangkan Ashton menenangkan Calum.

Michael kembali dengan wajah sembab diwajahnya. Ia meminta maaf bahwa ia tak bisa menenangkan Keanna. Begitu banyak remehan yang ia terima sampai ia menjadi sering melakukan aksi bunuh diri dengan self harm. Ia harap Calum bisa merelakan Keanna pergi. Calum tak menangis melainkan depresi, ia menyesal mengapa tak bisa melindungi gadis itu. Ia menggeram, mengepalkan jarinya dan meninju dinding rumah Keanna. Luke menangis sejadi-jadinya. Menyesali apa yang ia telah berbuat.

"Menangis tak akan bisa menyelesaikan masalah Luke, kau biang keladi semua ini." Ashton berbicara sinis menatap lelaki yang menenggelamkan wajah dikepalan tangannya.

Luke pun gila, ia dibawa ke rumah sakit jiwa. Calum sudah merelakan Keanna pergi dengan tenang. Hanya Ashton dan Michael yang kini mengerti akan dirinya.

*****

If i smile and don't believe
Soon i know i'll wake up from this dream
Don't try to fix me, i'm not broken
But,
These wounds won't seem to heal
This pain is just to real
There just to much that time can not erase 
- Evanescence

Surat Untuk Cinyo

Surat Untuk Cinyo, Cinyo, kamu datang dengan segala keluguanmu. Aku tak ingat kapan tepatnya kamu menghampiri rumahku. Yang kutahu hanyala...