Rabu, 19 Juli 2017

Spidyzel (The Friendship between Spiderman and Rapunzel)

Aku menikmati setiap pemandangan hutan yang kulewati dengan telapak kaki telanjang tanpa alas, setelah bertahun-tahun aku berdekam di sebuah kastil tua dan bahkan akupun tak boleh keluar dari ruang kamar. Untung saja, ruangan itu cukup besar. Maka dari itu aku betah walaupun ingin rasanya aku keluar dari kastil yang terpencil itu. Namun sekarang, aku bebas pergi keluar dan merasakan betapa indahnya alam ini dengan hati yang gembira. Sepanjang perjalanan, aku hanya menari, berloncat-loncat riang layaknya anak kecil, dan tak lupa burung-burung itu berkicau menemani dan mengiringiku bernyanyi.

Ada uniknya juga di hutan ini, terdapat sebuah restoran namun sederhana. Mungkin disediakan untuk pengembara yang tersesat atau para petualang yang membutuhkan makanan untuk sepanjang perjalanan lalu dapat mampir ke restoran untuk beristirahat sejenak. Aku sudah hampir setengah perjalanan berada di hutan ini. Karena lelah, aku memutuskan untuk duduk dan merebahkan diri di rerumputan. Tapi aku melihat sesuatu yang ganjil disana, di dahan pohon yang letaknya lumayan jauh dari posisiku saat ini. Tak mau membuang-buang waktu, aku berlari menuju pohon itu. Pohon itu sangat tinggi dan besar sehingga jika ada orang yang berdiri diatas sana, aku akan terlihat sangat kecil dan aku tak peduli. Entah, makhluk apa itu. Aku sama sekali tidak pernah melihat makhluk itu sebelumnya. Tubuhnya berkostum merah dengan jaring laba-laba yang menopang tubuh itu yang berposisi bergantung terbalik.

Aku bingung. Aku ingin menghampirinya tetapi aku takut ia jahat. Aku hanya gadis polos dan lugu yang baru pertama kali keluar rumah.
Tetapi karena rasa penasaranku makin kuat, aku memberanikan diri menghampirinya dengan posisi tubuh terbalik mengikuti dirinya. Jika ia bisa bergantung di pohon dengan tubuh terbalik menggunakan jaring laba-laba, aku juga bisa bergantung menggunakan rambutku yang super panjang ini, lagipula rambutku mempunyai kekuatan. Jadi aku tak perlu khawatir jika rambutku rusak. Kuikatkan rambutku di dahan pohon dan, Hap! Posisiku sekarang sudah sama seperti dirinya. Ia yang tadinya tak menyadari kehadiranku, sekarang ia menatapku dengan penuh tanya, sepertinya ia juga tidak tahu makhluk seperti apa diriku karena aku mempunyai panjang rambut yang berbeda dari manusia pada umumnya. Aku tahu ia ingin berbicara, tetapi ia tak tahu harus berkata apa.

"Hai!" Sambutku padanya. Tetapi ia masih menatapku dengan tatapan aneh penuh tanya.

"Hai!" Sapaku sekali lagi. 

"Siapa kamu? Kenapa posisi tubuhmu mengikutiku? Kau penguntit?" Ucapnya dengan tatapan selidik.

"Hahaha, aku bukan penguntit. Aku bahkan hanya seorang gadis biasa yang sedang berjalan-jalan di hutan, namun kebetulan aku menemukan makhluk aneh yang sedang bergelayutan di dahan pohon. Karena aku penasaran, jadi aku menghampirinya." Aku menjelaskannya dengan senang hati.

"Lalu, rambutmu? Kau juga bisa bergelayutan dan berposisi terbalik di dahan pohon." Tukasnya.

"Namaku Rapunzel, aku biasa hidup di kastil yang tinggi dan sepi. Dimana orang-orang tak bisa dengan mudahnya menemukanku. Dan aku sudah terbiasa memanjat tebing atau bahkan rumahku sendiri dengan rambutku ini. Dan aku hanya ingin melihat bintang. Ohya, bisakah kau membawaku ke tempat dimana aku bisa melihat bintang?" Aku bercerita panjang lebar lagi. Kurasa, aku termasuk orang yang nyaman bercerita kepada siapa saja yang menurutku ia ramah.

"Oh, aku adalah Spiderman. Mutasi manusia, juga pahlawan. Aku mempunyai kemampuan kecepatan super, stamina, ketangkasan, dan daya tahan. Kemampuan untuk berpegangan pada banyak permukaan, Kemampuan untuk menembakkan jaring laba-laba dari pergelangan tangan dan panca indera laba-laba."

"Wow, sangat keren. Aku beruntung bisa bertemu denganmu. Aku punya satu permintaan. Apakah kau mau mengiyakannya?" Aku langsung menggebu-gebu ketika tahu ia dapat menembakkan jaring laba-laba dari telapak tangan.

"Apa itu?" Jawabnya dengan tangkas.

"Ambilkan aku sebuah bintang dan aku akan bahagia. Aku berjanji tidak akan pergi meninggalkan rumah asalkan kau bisa mengambilkan bintang untukku."

"Hah? Kau gila! Bintang itu letaknya sangat tinggi, tinggi sekali. Jaringku tak akan mampu untuk menggapainya." Ia menggelengkan kepalanya sambil berdeham.

"Aku paham, aku hanya ingin melihat bintang saja seperti dalam lukisanku." Aku menundukkan kepala tanpa sadar.

"Begini saja, kau kembali kerumah dan berdiam diri disana."

"Kau menyuruhku kembali? Aku susah payah keluar dari tempat itu kau tahu?! Dan kau menyuruhku kembali? Enak saja. Tak akan! Aku ini sedang melarikan diri!"

"Hey, hey, dengar. Aku belum selesai bicara. Kau kembali ke kastilmu itu, lalu setelah ini aku akan mengantarmu pulang dan menemanimu melihat bintang dari jendela kamarmu. Akan ada lampion berbentuk bintang yang melewati kamarmu. Aku akan menemanimu sampai pelepasan lampion itu berakhir."

"Benarkah? Kau tidak bohong? Yay, horee kalau begitu ayo kita pergi. Lagipula, aku sudah pusing bertengger di dahan pohon dengan posisi terbalik." Aku berteriak bahagia kembali.

"Itu karena kamu tak terbiasa berposisi terbalik. Sudahlah, ayo jalan." Ujarnya sambil berdiri.


Selalu ada hal unik jika kita pergi keluar rumah. Beruntungnya, aku bertemu spiderman ini, biarpun ia cuek tetapi mengesankan. Ia menggendongku karena aku lelah. Tak apalah, sekali-sekali Spiderman harus bertingkah manis dengan gadis polos layaknya anak kecil sepertiku.

Kamis, 16 Februari 2017

Remembering Sunday from All Time Low

He woke up from dreaming and put on his shoes
Started making his way past two in the morning
He hasn't been sober for days
 Leaning now into the breeze
Remembering Sunday, he falls to his knees
They had breakfast together
But two eggs don't last
Like the feeling of what he needs
Now this place seems familiar to him
She pulled on his hand with a devilish grin
She led him upstairs, she led him upstairs
Left him dying to get in

Lelaki itu terbangun dari mimpinya semalam, sesekali mengerjapkan matanya karena masih mengantuk. Ia langsung melihat secercah bayangan matahari dari balik gorden itu. Rupanya waktu sudah menunjukkan pukul 06:00 pagi. Lalu, ia mengenakan sepatunya untuk bersiap-siap pergi menuju suatu tempat. Ia masih terbangun pada pukul 02:00 dini hari, tapi belum juga tersadar akan sesuatu yang membuat jiwanya terpukul.

Masih terbuai dengan hembusan angin yang membuat dirinya nyaman sambil mengenang hari minggu itu, Ia pun jatuh berlutut begitu sampai di depan sebuah cafe. Orang-orang yang kebetulan berlalu-lalang disekitar situ hanya membantunya untuk berdiri dan berkata "Apa dirimu baik-baik saja, Tuan?" Namun yang ditanya hanya mengangguk.

Begini ceritanya, saat itu, ia makan pagi bersama dengan seseorang yang ia anggap spesial di sebuah cafe seberang. Ia memesan dua buah telur, tapi dua telur itu tak akan abadi seperti sebuah perasaan yang kini ia butuhkan.

Kini tempat itu terasa familiar untuknya. Gadis itu menariknya ke lantai atas sambil tersenyum menyeringai, seakan membiarkan lelaki itu masuk untuk makan bersama.

Forgive me, i'm trying to find
My calling, i'm calling at night
I don't mean to bother
But have you seen this girl?
She's been running through my dreams
And it's driving me crazy it seems
I'm going to ask her to marry me

"Maafkan aku, aku hanya sedang berusaha untuk menemukan sesuatu, menunggu sesuatu, yaitu dering telepon tiap malam.
Aku mulai mengetik satu-persatu nomor handphone yang ku punya.
Bukan, bukan maksudku ingin mengganggu mereka yang sudah terlelap. Tapi aku hanya ingin mencari gadis ini, apakah mereka pernah melihatnya? Tolong, ia berlari-lari dan terus merasuki pikiranku. Menari-nari seakan kepalaku ini merupakan panggung kecil untuknya. Padahal ia tak tahu, aku hampir gila karena terus memikirkannya. Dan aku akan memintanya untuk menikah denganku." Gumam lelaki itu dalam hati.

And even though she doesn't believe in love
He's determined to call her bluff
Who could deny these butterflies?
They're filling his gut
Waking the neighbors, unfamiliar faces
He pleads though he tries
But he's only denied
Now he's dying to get inside

Dan meskipun gadisnya tak percaya akan cinta, lelaki itu tetap bertekad untuk merayunya, membujuknya agar ia mau membangun masa depan dengannya. Siapa yang bisa menolak kupu-kupu indah ini untuk tidak berterbangan didalam perutnya karena kebahagiaan sebentar lagi akan dimulai.

Ia memanggil keluar tetangga disekitar rumah si gadis, namun yang terjadi adalah wajah asing yang ia temukan. Lelaki itu kian mencoba, tapi kerap saja ia selalu ditolak. Kini, ia sungguh ingin memasuki rumah gadis itu.

The neighbors said she moved away
Funny how it rained all day
I didn't think much of it then
But it's starting to all make sense
Oh, I can see now that all of these clouds
Are following me in my desperate endeavor
To find my whoever, wherever she may be

"Seorang tetangganya bilang bahwa gadisnya sudah tak tinggal ditempat itu lagi. Sungguh lucu, hujan turun sepanjang hari mengiringi kesedihanku. Mengapa ia tak bilang kepadaku bahwa ia pindah kediaman dan tak tinggal dirumah itu lagi?!
Aku tak banyak memikirkannya, tapi dengan kejadian semua ini mulai masuk akal.
Kini bisa kulihat, bahwa semua awan ini perlahan bergerak mengikuti dalam keputus-asaanku untuk menemukannya, dimanapun ia berada." Lelaki itu duduk bersimpuh, sorot matanya terlihat kosong menatap kedepan.

I'm not coming back (forgive me)
I've done something so terrible
I'm terrified to speak (I'm not calling, I'm not calling)
But you'd expect that from me
I'm mixed up, I'll be blunt, now the rain is just (You're driving me crazy, I'm)
Washing you out of my hair and out of my mind
Keeping an eye on the world
From so many thousands of feet off the ground, I'm over you now
I'm at home in the clouds, and towering over your head

"Maafkan aku yang sebesar-besarnya, aku tak akan datang kembali. Aku telah melalui sesuatu yang mengerikan. Aku takut bicara tapi kau harapkan hal itu dariku. Jujur, perasaanku rasanya seperti campur aduk sekarang, baiklah, aku akan terus terang. Kini hujan menyapumu dari rambutku hingga terjatuh.
Dan disini, dipikiranku, aku terus awasi dunia. Aku berada di ribuan ketinggian dari bumi. Ribuan ketinggian kaki dari dunia nyata, bisakah kau mengejarku? Kini aku ada diatasmu, aku nyaman berada disini, diatas awan, diatas kepalamu." Ujar gadisnya dari atas sana dengan pengakuan.

Well I guess I'll go home now...
I guess I'll go home now...
I guess I'll go home now...
I guess I'll go home

Ternyata gadisnya punya alasan lain. Kini lelaki itu lega mendengar jawabannya. Ia membiarkan gadisnya tenang sekarang, ia tak mau mengganggunya.

"Baiklah kalau itu yang kamu mau, kurasa aku akan kembali kerumah sekarang. 
Kurasa aku akan pulang
Kurasa aku akan pulang..."

~THE END~

Surat Untuk Cinyo

Surat Untuk Cinyo, Cinyo, kamu datang dengan segala keluguanmu. Aku tak ingat kapan tepatnya kamu menghampiri rumahku. Yang kutahu hanyala...