Senin, 16 November 2015

Close As Stranger

Hi guys, udah lama nih gua ga nulis lagi semenjak kuliah. Udah gitu gua juga belum dapet topik yang cocok buat cerpen baru. Jadi, malam ini gua mau repost cerpen gua yang berjudul "Close As Stranger" dari akun wattpad gua : emelsw (di follow ya haha).

Okee, silahkan di baca guys! ^^
....................................................................................

Grezzly PoV

Cuaca cukup cerah dan sangat mendukung untuk berangkat ke kampus. Aku tak lupa bersiap siap serta menjemput sahabat kesayangan ku, Calum. Sebenarnya aku sangat malas untuk berangkat ke kampus karena jadwal kelasku ditukar dengan kelas lain dan dengan sangat terpaksa aku memasuki jadwal belajar di kelas siang. Setelah sampai di rumahnya, aku langsung mengajaknya berangkat bersama - sama. Aku bergembira sekali karena aku termasuk mahasiswi baru di kampus itu dan kebetulan aku mempunyai sahabat yang akan tinggal satu kampus dengan ku itu. Apalagi, aku akan bertemu cowok yang katanya ganteng nan trendy di seantoro kampus. OMG, aku tak bisa membayangkannya.

*****

Setelah menempuh perjalanan panjang yang melelahkan dari rumahku sampai kampus, mengalami traffic jam yang lumayan crowded dan lebih parahnya aku dan Calum menaiki kendaraan bak terbuka karena kami tak punya banyak waktu untuk menaiki bus atau pun angkutan umum, alhasil kami kepanasan dan terkena traffic jam, argh sudahlah -_-

Kami pun memasuki gerbang kampus dan seketika kami memasuki lorong, Calum diteriaki oleh gadis - gadis yang mayoritas menyukai Calum. Jujur sebenarnya aku cemburu dengan keadaan seperti ini, tetapi Calum adalah sahabat terbaik ku sedari kecil. Aku hanya tak suka dengan tingkah para gadis yang terlalu berlebihan dengan Calum, yang aku khawatirkan adalah suatu saat mereka akan menyangka bahwa aku adalah gadisnya, padahal aku hanyalah sahabatnya. Untung nya, Calum hanya tersenyum dan seperti biasa, i can't stop staring at him when his smiling. But i still love him just as "best friend" yeah.

                                      *****
"Wow wow wow itu cowok ganteng nya berlebihann."

Aku berada di depan ruangan musik bergurau sendiri sambil terbengong - bengong melihat si cowok ganteng yang tiba - tiba lewat di hadapanku. Calum sendiri malah asyik memainkan bass nya dengan serius.

"OMG Cal itu ganteng banget ehh liat dong jangan cuekin gua, serius banget sih sama bass lo."

"Duh iya deh ada apaan sih emangnya, sampe lo teriak teriakan gak jelas gitu. Lo suka sama Luke Hemmings? Dia kapten basket disini sekaligus ketua ekskul music di kampus kita. Berkat kerjasama dia dan para member band nya, kampus kita banyak memenangkan lomba music." Ujar Calum sambil memperlihatkan wajah bosan.

"Seriuss Cal? Wuih hebat ya. Jadi namanya itu Luke Hemmings? Thank you udah ngasih tau namanya Cal."

"Wow, pria tampan dengan bola mata yang biru seakan memberikan ku keteduhan." Gumamku dalam hati.

"Udahh jangan diliatin terus ah nanti lo naksir dia loh." Calum tiba - tiba menyadarkanku dari lamunanku tentang Luke.

"Biarin aja sih, kan gua ini yang naksir." Aku langsung membuang muka ke arah luar ruangan. Tetapi, sahabatku ini tak kalah ganteng nya kok, aku saja sampai tak bisa menceritakan bagaimana aku bisa bersahabat dengannya.

"Nanti sore ikut gue ke studio ya Grez."

"Ngapain? Tumben lo ngajak gue ke studio musik." Aku bertanya pada Calum.

"Ga usah banyak nanya, nanti lo juga tau dengan sendirinya kok."

"Oke deh my baby honey Calum."

Calum hanya tersenyum padaku.

                             *****
"Hey guys! I'm coming with my pretty best friend."

Calum memasuki ruangan musiknya sambil merangkul ku seolah aku tak boleh jauh darinya. Namanya juga Calum, ia memang selalu begitu ketika ia mengajakku pergi. Para member band nya pun langsung mempersilahkan Calum untuk duduk dan... sebentar.

Aku melihat sesosok pria sedang memainkan gitarnya dengan serius, pria itu mirip seperti.. ah sudahlah, mungkin aku hanya memikirkannya. Tak mungkin ia berada disini. Aku memang belum mengetahui bahwa selama ini Calum mempunyai sebuah band, mungkin aku yang baru mengetahui nya karena aku memang baru pindah ke Sydney untuk bisa bertemu Calum. Tak lama, Calum memperkenalkan satu persatu personil band nya.

"Okay Grezzly. Aku akan memperkenalkan teman - teman band ku ini. Mungkin selama kau di Indonesia, kau tak pernah mendengar atau jarang mengetahui apa itu 5 Seconds Of Summer kan? Nah, ini dia personilnya. Maaf karena aku tak pernah memberitahumu bahwa aku punya band, itu karena aku sedang sibuk dengan jadwal tour ku akhir akhir ini."

"Yea Grezzly, i'm Ashton. Ashton Irwin. I'm a drummer in this band. But sometimes, i'm singing just a little bit in some songs." Ujar Ashton.

"I'm Michael Clifford. Same with Ashton, i'm singing in some songs but i'm a guitarist." Michael berbicara sambil tersipu malu.
"Yeah, you are so cute and... hey, how about you the boy with a lip piercing?" Aku bertanya pada pria itu tetapi ia hanya diam dan menatapku. Ia hanya berkata "I'm Luke Hemmings and i'm a lead vocal then i'm a guitarist."

Sontak, aku kaget mendengar ia berkata seperti itu. Aku seperti pernah melihat pria ini dan aku menyukainya. Sesaat, mata kami bertemu dan bertatapan. Mereka tak tahu bahwa aku dan Luke saling bertatapan dan kuharap, ini berlangsung dengan lama. Aku pun terpaksa mengeluarkan suara untuk memecahkan keheningan diantara aku dan Luke. Dan aku tahu jawabannya mengapa Calum mengajakku kesini.

"Okay all, i'm Grezzly Pevency. You can call me with "Grezz" or "Grezzly." And i'm Calum's pretty best friend." Oh my god, aku mengatakannya dengan malu - malu sehingga mereka meledekku dengan Calum dan ini membuat pipiku merona, oh tidak! Aku langsung melirik kearah Calum dengan malu malu.

"And for you Grezz, i think you already know me since we are a kid. So i don't have to introduce my self for you, right?" Calum mengatakannya padaku.

"Yeah i know you Cal, haha."

                                  *****
Aku dan Luke semakin dekat semenjak Calum mengajakku untuk bergabung dengan anggota band nya, dan Calum tidak keberatan jika sekarang Luke mengajakku pergi bersamanya. Calum benar - benar mengerti perasaanku. Dan Luke ternyata sangat menyayangiku. Walaupun kami baru mengenal satu sama lain, tetapi seperti ada chemistry diantara kita. Sampai suatu hari, ia mengajakku ke "Shark Island (pulau hiu)".

Dinamai Pulau Hiu (Shark Island) karena konon wilayah ini sangat berbahaya untuk diarungi Para Pelayar di abad ke-19. Hal ini dikarenakan pada jaman itu, landscape pulau ini bisa membuat arus ombak tinggi sehingga membuat hiu-hiu di kedalaman lautan tertarik untuk mengarungi wilayah ini. Tetapi sekarang sudah berubah ketika pulau kecil ini dijadikan sebagai lahan karantina hewan, rekreasi publik, dan sebagian sebagai tempat penyimpanan barang.

Dari sini pemandangannya sangat spektakuler, yaitu pelabuhan sydney lengkap dengan Sydney Harbour Bridge dan the Sydney Opera House. Pada siang hari, kapal-kapal berlayar mengarungi selat ini. Begitu tiba, pengunjung akan disambut pantai dengan pasirnya yang putih dan ombak yang tenang. Di dalam pulau ini disediakan tempat khusus piknik, lengkap dengan meja, kursi, dan gazebo yang diletakkan di bawah bayang-bayang pohon besar.

Disini jalannya cukup berbatu-batu, namun dikelilingi tanaman hijau yang sangat asri. Ada pula area yang ditumbuhi rumput hijau yang sangat luas, layaknya sebuah sabana kecil. Fasilitas umum disini lengkap, mulai dari toilet dan fresh water. Romantisnya, pengelola menawarkan paket pernikahan yang bisa menampung hingga 500 orang di pulau ini.
                                *****
Aku dan Luke semakin dekat semenjak Calum mengajakku untuk bergabung dengan anggota band nya, dan Calum tidak keberatan jika sekarang Luke mengajakku pergi bersamanya. Calum benar - benar mengerti perasaanku. Dan Luke ternyata sangat menyayangiku. Walaupun kami baru mengenal satu sama lain, tetapi seperti ada chemistry diantara kita. Sampai suatu hari, ia mengajakku ke "Shark Island (pulau hiu)".

Dinamai Pulau Hiu (Shark Island) karena konon wilayah ini sangat berbahaya untuk diarungi Para Pelayar di abad ke-19. Hal ini dikarenakan pada jaman itu, landscape pulau ini bisa membuat arus ombak tinggi sehingga membuat hiu-hiu di kedalaman lautan tertarik untuk mengarungi wilayah ini. Tetapi sekarang sudah berubah ketika pulau kecil ini dijadikan sebagai lahan karantina hewan, rekreasi publik, dan sebagian sebagai tempat penyimpanan barang.

Dari sini pemandangannya sangat spektakuler, yaitu pelabuhan sydney lengkap dengan Sydney Harbour Bridge dan the Sydney Opera House. Pada siang hari, kapal-kapal berlayar mengarungi selat ini. Begitu tiba, pengunjung akan disambut pantai dengan pasirnya yang putih dan ombak yang tenang. Di dalam pulau ini disediakan tempat khusus piknik, lengkap dengan meja, kursi, dan gazebo yang diletakkan di bawah bayang-bayang pohon besar.

Disini jalannya cukup berbatu-batu, namun dikelilingi tanaman hijau yang sangat asri. Ada pula area yang ditumbuhi rumput hijau yang sangat luas, layaknya sebuah sabana kecil. Fasilitas umum disini lengkap, mulai dari toilet dan fresh water. Romantisnya, pengelola menawarkan paket pernikahan yang bisa menampung hingga 500 orang di pulau ini.

                                  *****
Calum PoV

"Aku tak menyangka, Grezzly bisa secepat itu dekat dengan Luke.
Jujur, aku cemburu melihatnya berdua dengan Luke, tetapi aku bisa apa. Aku hanyalah sahabat Grezzly dan kami tak lebih dari sekedar itu. Tetapi aku merasa hatiku sakit ketika melihat mereka berdua. Aku harus bagaimana?" Calum bergumam dalam hati memikirkan Grezzly dan Luke.

"Hey Cal, what's up bro?" Ashton dan Michael bersamaan menegur Calum dan memasuki kamar Calum dengan tiba - tiba sehingga Calum terkaget - kaget.

"Astaga, Ash and Mike. Ngapain kalian disini? Kalian membuat ku kaget."

"Hey Cal, apa yang kau pikirkan hah? Si cewek imut yang kemarin kau bawa? Siapa namanya? Aku lupa." Ucap Ashton.

"Si gadis berambut ikal seperti Calum, bola mata gelap seperti Calum, dan imut seperti Calum, Grezzly namanya." Michael mengingat - ingat Greszzly dengan tatapan meledek sehingga berhasil membuat ku tertawa.

"Hahah bisa saja kau Mike. She's my best friend from Indonesia and we're best friend since we're a kid. So i know who she is."

"Yeah, we know that. And we know that you love her, right?" Ashton dan Michael berbicara bersamaan.

"How do you know?" Calum tersipu malu.

"Yeah, we know that because we can see from the way you staring at her, the way you call her, the way you hug her, you're really care all about her, and etc. Eyes can't lie Cal." Ashton dan Michael berusaha membuat Calum yakin.

"Okay okay, now i know that i love her. Thanks for make me realized."

                              *****
Grezzly Pov

"Cal, where are you?" ----tut tut tut----

Aku mencoba menghubungi Calum, tetapi sambungan malah terputus putus.

"Hello Cal? Can you hear me? I need ----tut tut tut-----

Sambungan terputus lagi.

"Ada apa dengan Calum? Dimana dia? Aku butuh dirinya sekarang. Aku ingin ia mendengarku bahwa aku resmi menjadi kekasih Luke setelah kami pergi berdua ke Pulau Hiu. Ia pasti sangat gembira dan terkaget - kaget karena aku bisa menjadi seorang "Luke's girlfriend", tapi dimana ia sekarang? Telpon dari ku saja tak di angkat olehnya."

Aku terus memikirkan Calum dalam hati. Tetapi, tiba - tiba aku merasa sesuatu telah terjadi olehnya. Perasaanku makin tak karuan. Mau tak mau, aku harus mendatangi rumahnya walaupun sekarang sudah jam 10:30 PM. Aku Langsung mengambil kunci mobil dan beralih kerumah Calum. 20 menit kemudian, aku sampai di depan rumahnya. Sepi. Sunyi. Seperti tak ada tanda kehidupan. Ada apa ini?

Ku ambil handphone ku dan langsung mencari kontaknya untuk menghubunginya tetapi tetap tak ada jawaban. "Calum, dimana kau berada." Isak ku dalam hati

                                ******
Ashton dan Michael sibuk mencari Calum ke tempat mereka biasa berkumpul dengan bandnya, semua tempat seperti bar, café, restaurant, studio, fun park, tak ada Calum dimana mana. Apakah Calum menghilang dari Sydney? Lantas kemana ia pergi. Ini benar benar aneh.

Luke dan Grezzly juga tak kalah sibuknya. Mereka bahkan sudah meminta mencarinya, tetapi nihil hasilnya. Grezzly menjadi sering menangis karena kehilangan sosok Calum. Hanya Luke yang bisa menenangkan hatinya. Luke sangat bijak dan ia tak mau Grezzly bersedih.

"Luke, kita mau mencari Calum kemana lagi? Aku sudah lelah mencarinya, seolah olah dia memang ingin mengilang dari ku. Padahal aku sedang tak ada masalah dengannya. Aku merindukannya Luke." Grezzly berkata sembari menangis di bahu Luke.

"Hush, don't say that babe. Aku yakin Calum dalam keadaan baik baik saja. Kau tahu, sebelum aku mengenalmu ia selalu bercerita tentang dirimu yang ternyata.. pada akhirnya aku mencintaimu." Luke berkata sambil tersenyum dan itu membuatku sedikit tenang.

******
Grezzly PoV

Luke memang benar benar baik. Pengertian sekali. Walaupun aku tahu itu membuatnya cemburu ketika aku terus menyebut nama Calum dibanding dirinya. Maafkan aku Luke, untuk saat ini aku merindukan Calum. But you are still the prince in my heart, Luke.
                                    *******
Luke PoV

Dering handphone ku berbunyi saat aku sedang tertidur lelap. Sengaja aku berlama lama mengangkat telpon ku itu, karena aku tahu, Grezzly tak mungkin menelponku tengah malam begini.

"Kring kringg."

Ya oke, aku akan mengangkat.

"Hello there?" Dengan suara mengantuk aku menjawab telpon.

"Oh hi Luke, remember me? I'm Aleisha."

Sontak, aku kaget dengan suara di seberang.

"Apa? Aleisha? Mau apa dia menelponku tengah malam begini. Ku kira ia tak akan mencari ku setelah kejadian itu terjadi." Gumam ku dalam hati.

"Hello Luke, are you there? I really miss you babe." Dengan manjanya ia memanggil namaku. Ugh aku sangat membenci dirinya.

"Ada apa kau menelpon ku tengah malam? Aku sangat mengantuk dan mari kita akhiri pembicaraan in---" Belum sempat aku menyelesaikan omonganku, Aleisha langsung memotong pembicaraanku.

"Wait Luke. Bisakah kau mendengarku sebentar? Oke aku mengerti aku salah. Tetapi setelah hubungan kita berakhir dan aku beralih kepada Michael, itu hanya untuk pelampiasan. Dan aku terpaksa menembak Michael karena aku iri padamu Luke. Kau mendapatkan gadis yang begitu cantik dan sayang padamu. Tetapi aku? Ayolah Luke, kembali padaku. Aku masih menyayangimu."

"Ugh, lagi lagi aku benci dengan gadis ini. Mau apa dia? Ia sudah membuat ku kecewa dengan memutuskan hubungan ini disaat aku sedang begitu sayang kepadanya, tetapi ia mengakhirinya begitu saja dan lebih parahnya, ia menembak sahabatku sendiri, Michael. Dan itu membuatku sakit. Sakit sekali melihat orang yang ku sayang melukai ku begitu saja mengakhirinya, setelah hubungan ini berakhir, ia menjelaskan bahwa ia sebenarnya menyayangi Michael semenjak Michael masuk kedalam anggota band ku. Apa apaan itu. Dan sekarang ia memintaku kembali padanya? Tak akan."

"Hey Luke, jawab. Mengapa kau terdiam? Apa kau masih memikirkan ku?" Mendengar Aleisha berbicara saja sudah membuatku muak dengannya.

"Aku tak akan kembali padamu. You hurt me, you broke my heart, you try to cheating on me, and also you wanna destroy me and my girlfriend now? Oh damn. I hate you."

"But Luke, please hear me now. I still love you Luke. I miss you."

"Please, don't call me again. You don't know what i feel. It's such a knife that stab my heart. Really hurt. You don't know what i feel. Listen to me, don't call me again." Aku langsung mematikan telpon ku itu dari gadis itu. Ia tak mengeri akan apa yang kurasakan. Melihat Grezzly sedih itu sudah membuatku terpuruk. Aku harap, aku tak akan bertemu Aleisha lagi, aku tak mau Grezzly makin sedih.

                               ******
Grezzly PoV

Sinar mentari pagi menerobos jendela kamarku. Dengan malas, aku bangun dari tempat tidur dan mencoba untuk menghubungi Calum.

Nihil. Tetap tak ada jawaban darinya. Ia benar benar membuatku khawatir. Aku ke Sydney hanya untuk menemuinya dan untuk melanjutkan study ku disini, tetapi Calum malah menghilang entah kemana, sudah sebulan tak ada kabar darinya. Seolah diantara kami sudah seperti orang yang tak saling kenal.

Akhirnya aku membuka jejaring sosialku, path. Aku ingin mengepost lagu "Close As Stranger". Baru beberapa detik aku mengepost, seseorang telah menyukai post ku, dan aku kaget siapa yang telah like post-an ku itu. Ia masih ada. Dan ia masih ingat dengan diriku. Lantas mengapa ia pergi meninggalkanku tanpa bilang sepatah katapun? Aku langsung membuka path talk untuk chatting dengannya dan aku memulai chat terlehih dahulu.

"Cal?"

"Is it you?"

"This is real account of Calum Hood? Oh my god, i miss you so much Cal. I miss you everyday, everytime."

Lalu, tak ada balasan.

Seriously, ia membuatku kesal. Mengapa ia tak membalas pesan dariku? Sedangkan ia barusan telah like post-an ku.

*****
Calum PoV

"Maafkan aku jika aku menghilang begitu saja dari mu Grezz. Aku hanya tak mau kau tahu tentang perasaanku. Aku tak pernah bermaksud untuk membuat mu kesal, tetapi aku terpaksa melakukan ini. Berat rasanya untuk menjauh darimu, i miss you so much. Aku bilang, aku baik baik saja. Tetapi nyatanya aku tak baik baik saja. Aku juga merasakan sedih. Bila kau butuh diriku, kau bisa menghubungiku. Tapi itu tak mungkin, karena kau tak tahu dimana aku berada sekarang. You're everything to me. Tetapi, sayangnya kau sudah mempunyai Luke. Aku harap, Luke bisa menjagamu seperti aku menjagamu Grezz. Kau tahu, tiap malam aku selalu menyanyikanmu sebuah lagu diiringi dengan gitarku dibawah sinar rembulan dan diterangi bintang bintang yang cantik. Malam ku tak pernah gelap. Kau tahu? Karena malamku selalu ditemani dengan wajahmu yang terus membayangiku. Kau tahu, aku selalu memikirkanmu. Aku tak bisa tanpamu sobat. Kau bisa simpan semua kenangan kita Grezz, ingat. Aku tak pernah pergi darimu. Aku mengerti, aku salah telah mencintai sahabatku sendiri, dan aku mengerti terkadang cinta tak harus memiliki satu sama lain. Maafkan aku Grezz ku. Maaf jika kita ibarat orang yang tak saling kenal sekarang. I wish i was beside you now."

Much Love From Me,
Calum Hood.

Aku menangis begitu menulis sepucuk surat untuk Grezzly. Ku harap ia dalam keadaan baik baik saja.

                                   ********
Grezzly PoV

"Oh, everyday
You feel a little bit further away
And I don't know what to say

Are we wasting time,
Talking on a broken line?
Telling you I haven't seen your face in ages
I feel like we're as close as strangers
Won't give up
Even though it hurts so much
Every night I'm losing you in a thousand faces
Now it feels we're as close as strangers"

******

"Entah kenapa, tiap aku menyenandungkan lagu "Close As Stranger" karya dia dan grup band nya, aku semakin berpikir bahwa lama kelamaan aku dan Calum seperti sedekat orang yang tak saling kenal. Andai saja ia mengetahui perasaanku. Semakin tak karuan ketika aku melihat Luke dengan seorang gadis ketika aku pergi keluar sebentar sewaktu itu. Luke membuatku down seketika. Loving can hurt sometimes. I falling for your eyes, but they don't know me yet, Cal." Gumam ku dalam hati.

******

Aku kembali ke kampus seperti biasa, tanpa Calum. Hanya Luke seperti biasa yang selalu terlihat mempesona. Biarkan aku menyimpan rasa kecewa ku untuk Luke sendirian tanpa ia mengetahuinya, sesekali ia bertanya. "Mengapa kau terdiam ketika aku bertanya tentangmu Grezz? Aku kekasihmu." Luke berkata, dan aku hanya diam. Pernah sesekali aku memberontak ketika aku tak sengaja melihat Luke berjalan dengan seorang gadis. Aku tak tahu namanya, tetapi gadis itu seolah ingin membuatku jealous. Aku ingin bercerita kepada Calum tetapi apalah daya. Jarak yang memisahkan kita.

Semakin hari, keadaan kampus semakin tak wajar. Seperti semua orang sudah tahu bahwa Luke are cheating on me. Tetapi ia tak selingkuh dariku. Dan pasti gadis itulah yang menyebarkan gosip tak karuan tentangku. Pernah suatu hari aku melakukan hal gila, aku merasakan pusing yang amat sangat dan aku ingin meminum banyak obat tetapi Luke menahanku untuk berbuat hal itu. Luke bilang ia tak cinta dengan gadis yg bernama Aleisha itu. Tetapi aku sakit ketika melihat mereka berjalan bersama. Luke hanya berkata bahwa ia terpaksa melakukan itu dan ia berani membuktikan kalau ia memang lebih menyayangiku dibanding Aleisha. Oke, aku akhirnya percaya padanya. Dan Luke pun memelukku dengan erat seperti tak mau kehilanganku.

                                ******
Aleisha tak berhenti menerorku sampai disitu. Ia terus membicarakanku kepada para mahasiswa di kampus. Apa salahku padanya? Apa ia cemburu padaku karena aku berpacaran dengan Luke? Hey, Aleisha sudah menjadi mantannya. Dan ia tak berhak melarang Luke untuk berpacaran dengan siapapun. Oh god, aku merindukan Calum. Sekali lagi, aku merindukan Calum. Aku merindukan tawa nya, aku merindukan suaranya, aku merindukan cara ia memelukku. Hangat rasanya. Kurasa, aku tak bisa melepas Calum walaupun Luke sudah menjadi kekasihku.

******

Mungkin aku memang sudah gila. Bahkan aku menyangka bahwa Calum sudah tak ada. Gila. Aku berlari ke roof top kampus dan bersiap - siap untuk melompat. Aku tak tahan dengan ulah Aleisha dan aku merindukan Calum. Aku pun memejamkan mata, Angin berhembus kencang memainkan rambutku yang tergerai seakan menuntut ku untuk melompat sekarang juga, satu dari kedua kaki ku sudah melayang ke udara, dan....

Seseorang memelukku dari belakang. Ia melarang ku untuk melompat. Ada urusan apa ia melarangku untuk melompat. Luke tak mungkin menyelamatkanku karena ia sedang ada urusan dengan acara rapat ketua dari masing - masing ekskul. Orang ini masih saja memelukku dan aku mencoba melepaskan, tetapi terlalu sulit untuk melepaskannya.

"Grezzly, aku menyanyangimu. Tolong jangan lakukan hal gila! Please. Aku ingin kau hidup. Aku tak ingin kau mati dengan cara yang tragis seperti ini. Kau mengerti?!" Aku menyayangimu Grezz."

Aku lalu melihat wajah menyebut namaku. Aku kaget setengah mati. Calum ada disini. Sejak kapan? Kapan ia kembali ke Sydney dan mulai berkuliah? Ia benar benar misterius. Sangat sangat misterius.

"Ca-- Cal?" Aku memanggil namanya dengan terbata bata.

"I-- Iya, Grezz. Aku disini. Aku dihadapan mu sekarang." Calum berlinang air mata.

Mataku mulai berkaca kaca dan mulai berlinang air mata. Calum kembali. Ia baik baik saja.

"Cal?"

"Grezz?" Calum menjawabku.

"Kau, sudah kembali? Kau kemana saja? Aku tak bisa tanpamu Cal. Kau tahu itu."

"Maafkan aku Grezz, ceritanya panjang."

"Kau bisa cerita padaku jika kau ada masalah Cal."

"Ya aku tahu, aku akan memberikanmu sesuatu nanti."

"Apa itu?"

"Aku akan memberinya lewat Luke."

"What? Jangan. Kau gila. Nanti dia cemburu."

"Tidak, ia tak akan cemburu. Ia sudah mengenalku sejak lama. Dan ia sudah membiarkan hal ini terjadi. Uhm.. kau masih menyayangiku, bukan?"

"Kenapa kau masih bertanya? Kau pun sudah tau jawabannya."

"Hahaha ternyata kau masih sama seperti dulu. Oke, jangan pernah bertinhkah gila seperti ini lagi ya, my prettiest girl i've ever seen."

Wow, Calum menyebutku bukan lagi dengan "my pretty best friend". Tetapi "my prettiest girl i've ever seen.

                                  ******
Aku bercerita kepada Ashton, Michael, dan Luke bahwa Calum sudah kembali. Ia hanya pergi sebentar, aku yakin ia akan kembali padaku karena kami memang tak terpisahkan.

********

Sesuai janji Calum sewaktu itu, ia ternyata mengirimi ku sebuah surat. Yang isinya

I was made to keep your body warm
But I'm cold as the wind blows
So hold me in your arms
'Cause I'll be by your side wherever you fall
In the dead of night whenever you call
And please don't fight these hands that are holding you
My hands are holding you

Look at these hands at my side
They swallowed the grave on that night
When I drank the world's sin
So I could carry you in
And give you life
I want to give you life

And I'll be by your side wherever you fall
In the dead of night whenever you call
And please don't fight these hands that are holding you
My hands are holding you

'Cause I, I love you
I want you to know
That I, yeah I'll love you
I'll never let you go, no, no

*Ed Sheeran - Kiss Me
 Tenth Avenue North - By Your Side*

Selasa, 22 September 2015

Sad Imagination

When you're sad, i always ask you, "Why are you so sad, friend?"  

But you never answer that question and you always refused me without explanation.

Just so you know, i will always be there for you. 

But, why when i'm sad you never make me laugh?  

Whereas.. i always be there for you whenever you need me. So, what should i do? if one day i do the same thing that i'll never be there for you, please don't ask "why?" because I was already disappointed in you. You'll never understand and feel what i felt.

Just A Girl In The Crowded Place

I know that...

I'll never be able to see his face in my real life.
I'll never be able to stay with him evertime, everyday.
I'll never be able to hug him when i'm scared.
I'll never be able to holding his hand.
I'll never be able to see him played his bass.
I'll never be able to listen him sing me to sleep.
It's so sad, it's hurt..

Because i know,
Yeah, i'm just another girl in the crowded place.

Rabu, 16 September 2015

The Girl Who Cried Wolf

There is a girl who always cry like a wolf. 
She always hides her sadness because she didn't want to be pitied. 
She always pretended strong but i know, her heart is fragile.
She always covered her grief with a smile. 
If she knew, i will always love her. 
I will always be there whenever she needed me. 
Why she didn't realize it?
I love her, more than anymore.
If I'm louder, would her see me?
I was embarrassed to reveal it, but my heart will always be for her.
Because, she is the sun of my life.
I don't care what other people say.
Love, doesn't need a reason :)

Sabtu, 12 September 2015

Senja

Sudah lama aku berdiam diri di tepi pantai.
Terduduk menopang dagu sambil menatap indahnya langit senja.
Bias oranye kemerahan menghiasi antariksa dengan indah.
Kemudian, awan mulai berarak seakan mengerti apa yang kurasakan.
Matahari pun mulai tenggelam dengan pelan.
Seakan ia malu untuk mengatakan sesuatu.
Aku membiarkan kaki ku tersapu oleh dinginnya air laut.
Dan membiarkan rambutku terurai dimainkan oleh angin pantai.
Duhai senja,
Apakah kau mau untuk membawaku bersama dengan kehangatan mu?
Karena, sinar mu membuat diri ini hangat ketika aku menemukan sosok pria dikala itu.
Ya, aku telah jatuh cinta pada pria berbola mata hazel yang ku temui di saat itu.

#Sajak #Puisi #Senja

Rabu, 02 September 2015

The Weird & A Unique Boy I've Ever Seen

This time, i'll tell you about the weird and a unique boy i've ever seen. Because i know, maybe.. some of my friends feel bored if i constantly tell them about this guy. Okay, i'm going to start.

His name is Calum Hood. He is a band member of  my favorite band, that is "5 Seconds Of Summer" and he is my favorite member. He is a bassist. But sometimes he sings in the songs of his band. You should know, all member of  5SOS can sing, they're sing while playing a musical istrument each other like Ashton playing a drummer, Michael playing a guitar, Luke playing a guitar, and Calum play a bass.

As you know, i love Calum Hood. I like the way he smile, the way he play a bass, the way he sing and he really like his pet, it's a dog and i'm jealous with his dog haha, okay you can say i'm a weird girl. Because he always bring his dog to wherever he is. He always took his dog photographed together, sleep together, walk together and etc. I think he loves his dog more than a girl haha lol, but that's why i love him so much and everytime i see him smile, everytime i see him singing, playing a bass, talking, smiling, it's make feel.. ugh i don't know what i feel cause i'm happy. When he joked with Ashton, Luke, and Mike, he's the most bizarre and he looks verry funny and cutie boy.

He had had a relationship with a girl named Maddy Harris, but they're broke up when Calum joined on his band. they only had a relationship for three months, but until now they're still being a good friend, uhh so cute, right? Yeah, Maddy is Calum's friend when he were in high school then they had a relation ship and eventually they're broke up. I ship them because they're cute couple although i'm hurt but i'm okay because Calum still love his dog more than a girl, lol.

Nah, i think it's enough for me to tell you about my boyfriend in a dream, Calum Hood. Thank you for reading ;)

~The end~





Sabtu, 29 Agustus 2015

Imagine 5SOS (Heartbreak Girl)

Hi, readers! Gue mau memposting sebuah imagine dari lagu Heartbreak Girl  by 5 Seconds Of Summer nih. Gue harap kalian tak pernah bosan untuk membaca karya gue, karena gue akan sering meng-share imagine/fan fiction/short story yang kebanyakan nama tokohnya dari 5 Seconds Of Summer. Karena mereka favorite gue hahaha, okelah kalian bisa lihat dibawah ini yaa.

*************************************************************************************

Hari ini perasaan hati lo tuh lagi hancur banget, lo lagi kesel, marah, sedih karena lo lagi berantem sama pacar lo, yaitu Michael. Tapi lo bingung mau cerita ke siapa. Michael selalu bikin emosi lo naik, tanpa tahu perasan lo. Lo udah berkali - kali nemuin dia lagi cheating sama cewe lain, jalan bareng sama cewe lain, mengabaikan lo saat lo butuh dia tapi dia malah sia - siain lo, sakit gak tuh?! :') Dan gak lama kemudian, akhirnya lo menyadari bahwa lo punya Calum yang selalu siap dengerin cerita lo. Bahkan lo sering gedor gedor pintu rumahnya cuma karena lo mau curhat sama dia. Calum itu sahabat lo dari kecil, lo sama dia tuh udah karib banget deh.

Malam ini lo kerumahnya dia buat nangis sesenggukan, dan Calum udah terbiasa dengan situasi seperti ini. Calum cuma meluk lo dan membelai rambut lo, dia gak mau lo terus - terusan sedih, karena baginya, lo itu bagaikan rembulan yang selalu menyinari bumi tanpa kenal lelah, lo satu - satunya cewek yang dia sayang. Dan tanpa lo sadari, lo udah menyinari hidup Calum dari kalian kecil.

Lo dipersilahkan masuk dan duduk di sofanya. Calum akan membuatkan teh hangat agar lo ngerasa nyaman, sedangkan lo masih asik nangis sambil makan permen. Lo juga tau, Calum itu selain bassist  di 5SOS, dia juga suka bikin lagu buat band nya. Lo pun pergi ke kamar Calum, lo penasaran dengan lagu - lagu yang akan ditulisnya untuk album barunya nanti. Tak usah ditanya lagi, ruang kamarnya pun penuh kertas berserakan. Kertas - kertas rapih bertuliskan lagu - lagu. Tiba - tiba lo penasaran dengan kertas yang tergulung di bawah tempat tidur, lalu lo ambil kertas itu yang isinya :

You call me up,
It's like a broken record
Saying that your heart hurts
That you never get over him getting over you,
And you end up crying
And I end up lying,
'Cause I'm just a sucker for anything that you do

I dedicate this song to you,
The one who never sees the truth,
That I can take away your hurt, heartbreak girl.
Hold you tight straight through the day light,
I'm right here, when you gonna realize
That I'm your cure, heartbreak girl

Lo bingung dengan isi lagu itu dan lo kaget ketika menyadari bahwa sedari tadi Calum udah berdiri disamping lo, entah itu kapan yang pasti lo gak menyadari karena lo terlalu sibuk mikirin maksud dari lagu itu. Calum tersenyum memandangi diri lo. Dan lo minta penjelasan kalo lagu itu buat siapa, dan Calum tetap gak mau mengakuinya. Alhasil, lo ngambek. Akhirnya, Calum nyerah daripada harus ngeliat biadari nya itu ngambek. Dan Calum bilang saat itu juga kalo lagu itu dia bikin "khusus buat elo." Lo pun nangis kembali, tetapi kali ini nangis karena lo terharu, kenapa gak dari dulu lo sadar bahwa ada yang sayang banget sama lo. Lo memeluk Calum, ia bilang "i love you so much my best fiend, forgive me." Lo menggelengkan kepala dan berkata, "Hussh, don't talk like that. You kow, i love you too Cal."

Malam ini, lo seneng banget karena udah nemuin orang yang tepat. Lalu, gimana dengan Michael? 
Tenang, lo dan Michael udah putus malam itu juga, hari itu juga. Bukan maksud Calum ingin menghacurkan hubungan lo dengan Michael, tetapi ia hanya tak mau bidadari nya terluka. Dan Michael menyadari hal itu, ia sangat menyesal karena telah menyia - nyiakannmu.

~The End~
#gajelas #ya #ceritanya #jadi #baper #sendiri #yang #nulis #norak #deh #hahaha #maafkan.

Jumat, 28 Agustus 2015

Falling In Love With An Impossible Boy

Erica as you.
Genre : romance.

*Erica's pov*

Malam di London kali ini lumayan dingin menurutku. Jalanan di luar sana juga tak sebising biasanya. Baguslah, itu membuatku nyaman akan keadaan ini. Menyadari bahwa aku telah merantau dari Indonesia ke London itu bukanlah hal mudah. Bisa saja suatu waktu nanti aku akan merasa homesick akan keadaan di Indonesia. Ya walaupun terkadang aku merasa benci dengan banyaknya koruptor, banjir dimana - mana, banyak warga Indonesia yang masih belum tertib akan keadaan dan menjaga kelestarian lingkungan tetapi aku tetap mencintai negara dan kota kelahiranku, yaitu Jakarta.

*flashback

13 Maret 2011. Hari itu tepat dimana aku genap berulang tahun ke - 20 tahun. Dan di hari itu juga aku mendapat kejutan bahwa aku diterima di universitas ternama di London, University of Cambridge.
University of Cambridge adalah pecahan dari University of Oxford. Sama seperti Oxford, University of Cambridge juga mampu menjadi universitas yang bergengsi di Britania Raya, bahkan dunia. Ketatnya persaingan antara University of Oxford dan University of Cambridge, membuat masyarakat sering menjulukinya dengan Oxbridge. Kedua perguruan tinggi ini memang memiliki peraturan seleksi yang ketat, karena keduanya memang merupakan perguruan tinggi paling bergengsi di Britania Raya bahkan dunia. Dalam peringkat QS World University Rankings®, University of Cambridge menempati peringkat universitas terbaik pertama di Inggris dan terbaik ke -3 di dunia.
Dan akhirnya aku harus meninggalkan Indonesia secepatnya. Keluarga, sahabat, teman, kenangan demi kenangan harus ku tinggalkan demi mengejar sebuah cita - cita. Tetapi, semua itu tak akan pernah ku lupakan. Karena mereka adalah separuh dari kehidupanku. Karena mereka, aku tak bisa apa - apa, mereka yang selalu men-support diriku kapan pun itu.
Dua minggu kemudian, aku berangkat menuju bandara bersama keluarga dan beberapa kawan - kawanku. Aku akan meninggalkan tempat dimana aku dilahirkan. Suara - suara pemberitahuan pun mulai muncul, tanda keberangkatan pesawat yang akan ku tumpangi akan segera berangkat. Aku belum siap untuk meninggalkan Indonesia, tetapi beberapa dari mereka memelukku dengan sangat erat seperti tak mau aku pergi. Kami menangis bersama. Tetapi, yakinlah. Aku akan selalu mengingat dirimu keluarga dan kawan - kawanku. I always be there for you although i will stay in London for a long time.
                                                            **************
*Now

Sekitar pukul sembilan pagi tadi aku sudah berada di hall kampus untuk menunggu seseorang datang menemuiku. Aku sedikit sebal karena sudah tiga jam aku menunggu orang itu tetapi orang yang tunggu belum juga tiba, menyebalkan sekali, bukan?

Setelah lama aku menunggu, dua puluh menit kemudian ia muncul dengan wajah tak bersalah, omg apa yang ia lakukan sehingga ia bisa datang terlambat --"

"Hei, maafkan aku Erica. Aku sudah telat berjam - jam. Aku minta maaf sekali." ternyata Luke menepati janjinya untuk bertemu denganku. Ia bahkan berbicara dengan nada sangat berhati - hati karena menurutnya, aku adalah gadis yang pemarah jika kemauanku tak dituruti. Tapi itu hanya berlaku hanya untuk Luke, tidak untuk yang lain.

Aku hanya mengangguk pelan sambil menyunggingkan senyum agar ia berhenti memohon - mohon meminta maaf padaku, karena saat ini aku benar - benar tak ingin berdebat dengannya. Luke Hemmings, ia adalah orang yang pertama kali ku temui saat aku tiba di University of Cambridge. Ia juga yang mengenalkanku pada beberapa tempat yang berada di universitas itu. Aku dan Luke akhirnya semakin dekat dan ia adalah sahabatku sampai sekarang. Ia adalah orang yang unik, mempunyai bola mata indah yang berwarna biru yang membuatku merasa teduh, berambut blonde, bertubuh tinggi dan mempunyai lip piercing di bibirnya, but he's not a bad boy. He's a good boy, really really good boy for me. Mungkin tuhan juga mengirimkan bonus untukku, karenaNya aku bisa bertemu seorang Luke Hemmings, ia salah satu anggota favorite ku setelah Calum Hood. I think i'm a lucky girl.

Kami pun beranjak dari hall kampus menuju sebuah studio dengan menggunakan mobil. Entah itu studio apa, yang jelas aku sama sekali tak tahu mengapa ia mengajakku ke sebuah studio, bayangkan. Aku menunggu mungkin sekitar tiga jam lebih dan ia hanya mengajakku ke sebuah studio yang letaknya tak terlalu jauh dari kampus. Itu sangat membuatku lelah. Kalau begitu caranya, aku bisa berkunjung kerumah Luke daripada harus menunggu berjam-jam seperti orang hilang tak tau arah. Luke kembali menatapku. Ia tahu aku kesal padanya, tetapi aku tak menggubrisnya, kami sudah terbiasa dengan kondisi seperti ini.

Sesampainya kami di depan studio, Luke langsung memasuki ruangan itu dengan mudahnya. Sedangkan aku, untuk memasukinya saja sudah di hadang oleh bodyguard yang berbadan besar itu, dan Luke sama sekali tak menyadari bahwa aku telah di hadang, "Oh sialnya diriku." gumamku dalam hati. Aku pun berteriak memanggil nama Luke, dengan sigap ia langsung menengok dan menolongku dari bodyguard itu dan berkata kepada si bodyguard bahwa aku adalah princess nya. Luke memang pandai berkata - kata, harus ku akui itu. Tak heran bahwa terkadang aku merasa Luke sedang menunjukan kata - kata yang paling romantisnya itu padaku, dan aku tahu itu hanya sebuah candaan.

 Akhirnya, Luke berhasil membebaskanku dari si bodyguard berbadan besar itu. Mungkin aku akan pingsan jika Luke tak cepat - cepat menolongku, karena aku di himpit oleh kedua bodyguardnya yang berbadan besar. Tak lama kemudian aku dan Luke memasuki sebuah ruangan bertuliskan "This is a room only for the member of 5 Seconds Of Summer." Wow, seriously? This is a room of 5 Seconds Of Summer? OMG, Luke brought me to here. I can't believe it, i'm really happy because i'll meet Ashton, Michael, and... Calum,  someone who i loved in the silence.

Aku masih terbengong - bengong karena aku tak percaya aku berada di tempat ini. Harusnya aku tak terlalu kaget bahwa suatu saat Luke akan membawa ku ke studio nya, aku pun mengenyahkan khayalan itu, tetapi aku salah. Ternyata mimpiku menjadi kenyataan.

Luke pun mengagetkanku dari lamunanku, tak kusadari bahwa sosok pria berbaju hitam, berambut mohawk, berbola mata hitam tengah menatapku dari jarak dekat sambil memainkan bass nya. Omg, itu Calum. Aku tak menyangka bisa bertemu dengannya disini. aku sangat berterima kasih pada Luke karena nya, aku bisa bertemu dengan 5 Seconds Of Summer dan juga.. bertemu dengan Calum. Mungkin aku gila karena aku jatuh cinta dan mencintai seorang bassist terkenal, tetapi aku tak dapat menyebutkan mengapa aku mencintainya. Kali pertama aku melihatnya di video clip yang berjudul "Amnesia" aku langsung tertarik padanya.

                                                 *****************

Semenjak Luke mengajakku mendatangi studionya, Calum dan aku semakin dekat. Sebenarnya aku sangat bahagia dengan keadaan ini, bahkan aku masih menganggap bahwa ini hanya mimpi. Tetapi aku selalu mencubit pipiku, kalau terasa sakit, artinya bukan mimpi haha. Dan kau tahu, ini memang bukan mimpi, aku yakin sebentar lagi kalian akan jealous padaku karena aku sangat beruntung, hihihi :p *abaikan*

*Calum's pov*

Aku melihat dirinya saat Luke membawanya masuk ke dalam studio kami. Awalnya aku sama sekali tak ingin memperhatikan gadis itu. Tetapi perasaanku mengatakan bahwa aku harus melihatnya. Aku pun menatapnya sampai tak berkedip, aku tak tahu mengapa. Mungkin aku akan jatuh cinta padanya. Aku dapat melihat pipinya memerah pada saat aku bertatapan dengannya, aku harap ia menyukai ku . Tetapi, kak Mali melarangku untuk tak berpacaran dengan gadis manapun setelah aku mengalami sakit hati yang sangat dalam sekitar tiga tahun lalu.Tetapi mata ini tak bisa untuk berhenti menatap gadis itu, ia terlalu menggemaskan bagiku. Kami berdua mulai dekat, kelihatannya ia juga tak keberatan jika aku mengajaknya pergi berdua. Dan Luke, ia juga senang aku bahagia ketika aku pergi bersama dengan sahabatnya, Erica.

Malam itu, aku mengajaknya ke suatu tempat yang pastinya romantis untuk dikunjungi. Aku sudah menyuruhnya untuk bersiap - siap memakai baju yang casual tetapi tetap hangat untuk dipakai, karena sekarang sedang winter. Tiba waktunya untuk menjemput dirinya. Ia terlihat sangat anggun, aku sangat terpana olehnya. Aku juga berbusana casual, karena kami hanya pergi ke tempat kincir raksasa yang disebut London Eye. London Eye tampak indah, sedikit demi sedikit butiran salju berjatuhan ke kaca, Erica terlihat sangat senang. Sama sepertiku, aku jatuh cinta padanya tetapi aku malu untuk mengatakannya, padahal sebelumnya aku tak pernah begini. Entah mengapa, Erica seperti membiusku untuk masuk kedalam kehidupannya. Ia sangat sempurna bagiku.

*Erica's pov*

Aku merasa nyaman malam ini. Dibawah sinar rembulan dan cahaya bintang, Calum menemaniku. Kami berada disatu tempat yang sama, disebuah ruang ruang London Eye sambil melihat pemanangan di luar sana. London di malam hari sungguh indah, aku  bisa melihat sungai river terhampar luas, bagunan bangunan tingkat yang kokoh membuatku takjub, ia mendekapku dengan erat saat aku kedinginan dan membiarkan diri ini terhanyut oleh nafasnya yang hangat, aku seperti tak mau kehilangan momen ini. Aku bisa berkencan dengan seorang Calum Hood, bassist favorite ku. Kurasa, kami seperti lebih dari sekedar teman. I can see from the way hee look at me, the way he kiss my lips when i'm mad, the way he hug me when i'm sad. I know i loved him. But i don't dare to say this feeling to him.

                                                   *********************



*Erica's pov*
 

Delapan tahun aku berada di negara asing tanpa sanak saudara, bahkan aku sendirian berada di negara itu . Tetapi, aku bahagia hidup disana bersama sahabat baruku dan tentunya, Calum. Kau tahu, sebentar lagi aku akan sarjana dan kembali melanjutkan kehidupan nyataku di Indonesia. Rasanya aku ingin selamanya tinggal disini bersama mereka, tetapi aku juga merasakan rindu yang amat dalam kepada negara ku dan keluarga ku. Mungkin aku akan say goodbye kepada Luke, Calum, Ashton, dan Michael. Saat ini aku lebih baik merebahkan tubuhku keatas kasur, dan mengabil secarik kertas untuk... ya kau tahulah, untuk menulis sebuah puisi yang mungkin tidak akan diketahui oleh Calum.

Aku terdiam dalam kesunyian.
Dimana, hanya ada aku di ruangan ini.
Tanpa kata - kata yang terucap.
Sejenak, aku diam membisu ketika menyadari bahwa aku betul - betul mencintainya.
Hanya dari kejauhan, aku dapat melihat dirinya.
Tetapi, aku tak bisa melihat dirinya secara langsung.
Aku hanya dapat melihatnya.. dari sebuah layar.
Yang entah kapan, aku dapat bertemu dan bertatapan langsung dengannya.
Jika diriku berhasil menemui dirinya, pasti akan sulit baginya untuk mencintai diriku.
 I'm falling in love with an impossible boy, just called "Calum"

Aku tak tahu apakah ia juga mempunyai perasaan yang sama. Tetapi, biarlah aku menyimpan perasaan ini sendirian. Ia tak mungkin mengejar diriku karena ia seorang bassist terkenal.

*Calum's pov*

Aku melihat seorang gadis berdiri di depanku.
Dengan rambut di kuncir dua layaknya anak kecil.
Ia begitu menggemaskan bagiku.
Saat itu aku ragu untuk berkata bahwa aku mencintainya.
Tetapi, lama kelamaan rasa ini makin tumbuh.
Aku tahu aku salah karena terlanjur mencintainya.
Aku tak bisa menjadikannya gadisku.
Tetapi aku menyayanginya.
Mungkin, siapapun yang membaca puisi ini tak mengerti perasaanku sekarang.
Kacau balau karena terus memikirkannya.
Maafkan aku, Erica.
Aku rasa, perasaan ini akan terpendam selamanya.

                                                          ******************
*Erica's pov*

London, 23 July 2019.

Akhirnya hari yang ku tunggu pun tiba. Hari ini aku akan kembali ke Indonesia dan aku akan bertemu dengan orang - orang yang ku cintai. Luke, Ashton, dan Michael datang menjemputku di apartment yang aku tempati. Tak ada Calum. Sesekali aku bertanya pada Luke "Dimana Calum berada? Aku ingin menemui dirinya (aku merindukannya)" Luke menjawab bahwa Calum sedang ada acara keluarga yang sangat penting, jadi ia tak bisa hadir menemanimu ke bandara dan tentunya sudah ada Luke, Ashton, dan Michael yang akan menemanimu dan Luke juga bilang bahwa Calum merindukanmu Erica, ia sangat meminta maaf karena tak bisa hadir. Sebenarnya ia menyayangimu, tetapi.. ia belum mau untuk memulai sebuah hubungan karena ia pernah mengalami sakit hati yang amat dalam tiga tahun silam, tetapi percayalah padaku bahwa Calum menyayangimu.
Aku kecewa dalam hati. Aku merindukannya. Aku salah telah mncintai seorang bassist dan ia tak akan pernah mengejarku. Ah sudahlah, mungkin hanya diriku yang terlalu menginginkan dirinya, aku pun juga sudah bahagia pernah berkencan bersamanya, dan aku juga bahagia mempunyai sahabat sebaik Luke. Terimakasih untuk Universty of Cambridge yang sudah mengajarkanku banyak hal, terimakasih untuk panorama selama di London, Terimakasih untuk 5 Seconds Of Summer sudah memberiku banyak hadiah dan membuat para 5sosfam jealous padaku, dan terimakasih untuk Calum sudah menjadi bagian hidupku selama aku berada di London. Aku pun berpelukan dengan Luke, Ashton, dan Michael. Tak lupa, Bryana kekasih Ashton juga datang untuk menemuiku. Aku bahagia sekali. Pintu pesawat sudah dibuka, aku memasuki pesawat dengan perasaan sedih namun bahagia. Aku tak apa Calum tak hadir menemuiku, yang pasti aku masih mencintainya dan terus melihat dirinya hanya melalui sebuah layar.

~The End~

Hayoo, baper gakk? Kalo imagine nya kurang  ngena atau kurang jelas maafkan saja ya karena saya masih penulis amatir, hahaha *peace* okay, semoga kalian menyukainya, readers! good night ^,^ 

Selasa, 25 Agustus 2015

About Secondhand Serenade

Hi guys! Kali ini saya akan merekomendasikan lagu lagu dari band favourite saya setelah 5SOS.
Nah, band ini bernama Secondhand Serenade. Band ini sedikit lebih melow dibanding 5SOS, akan tetapi group band ini bergenre Accoustic Pop Rock. Mulai dari albumnya yang berjudul Awake, A Twist In My Story, Hear Me Now lebih banyak menggunakan alunan akustik dan lagu lagu tersebut menggambarkan isi hati sang vocalist (John Vesely) kepada sang istri akibat cerai nya pernikahan mereka beberapa tahun silam. Nah, bagi yang suka lagu melow atau galau banyak nih lagunya yang bagus - bagus, contohnya :

  1. It's Not Over
  2. Broken
  3. Like A Knife
  4. Hear Me Now
  5. Only Hope
  6. Nothing Left To Say
  7. Goodbye
  8. Stranger
  9. Is There Anybody Out There
  10. Distance
  11. Never Too Late
  12. Pretend
  13. Something More
  14. Why
  15. Stay Close Don't Go
Itulah sebagian lagu yang terdapat di album Awake, A Twist In My Story, Hear Me Now.
Tapi tenang saja, tak semuanya lagu nya itu galau kok, buktinya ada Your Call, Vulnerable, Fall For You, Maybe, A Twist In My Story, World Turns, Awake dan lain sebagainya yang menyentuh dihati haha. Tapi kalian kalau mau bergalau ria, jangam terlalu larut. Nanti malah makin sedih, terus happy nya kapan? * Okay lupakan* haha.

Ia baru saja mengeluarkan album baru berjudul "Undefeated" yang dirilis pada tahun 2014 kemarin. Dan kalian tahu? Ia sudah tak galau lagi lhoo, lagu lagunya kembali ceria, seperti Shake It Off, I Don't Wanna, Let Me In See All, Undefeated, Fly By, Come Back To Me, Price We Pay, La La Love, dan di album ini hanya terdapat satu lagu galau yang berjudul Nothing Left To Say, asyik kan haha.

Saya itu dulu Serenader (sebutan fandom Secondhand Serenade). Karena itu, saya tahu banyak tentang band ini, tetapi setelah saya mendengar lagu Amnesia dari 5 Seconds Of Summer, lama kelamaan saya jatuh cinta pada band tersebut apalagi dengan membernya yang bernama Calum Hood. 

Okelah, sekian artikel dari saya. Semoga para pembaca menyukainya ya! ;)

Sabtu, 22 Agustus 2015

Some of the Song Lyrics from 5SOS

Hi readers, i feel bored tonight and let me post some lyrics from my favorite band (5SOS) Okay! Hope you like it ;)

"Beside You"

(Luke)
Within a minute I was all packed up.
I've got a ticket to another world.
I don't wanna go.
I don't wanna go.

(Calum)
The silent words are hard to speak.
When your thoughts are all I see.
"Don't ever leave," she said to me.

(Luke)
When we both fall asleep underneath the same sky.
To the beat of our hearts at the same time.
So close but so far away.

(Can you hear me?)

(Luke)
[Chorus:]
She sleeps alone.
My heart wants to come home.
I wish I was, I wish I was beside you.
She lies awake.
I'm trying to find the words to say.
I wish I was, I wish I was beside you.

(Calum)
Another day and I'm somewhere new.
I made a promise that I'll come home soon.
Bring me back, bring me back to you.

(Luke)
When we both wake up underneath the same sun.
Time stops, I wish that I could rewind.
So close but so far away.

[Chorus:]
She sleeps alone.
My heart wants to come home.
I wish I was, I wish I was beside you.
She lies awake.
I'm trying to find the words to say.
I wish I was, I wish I was beside you.

There are pieces of us both
Under every city light
And they're shining as we fade into the night

She sleeps alone.
My heart wants to come home.
I wish I was, I wish I was...

[Chorus:]
She sleeps alone.
My heart wants to come home.
I wish I was, I wish I was beside you.
She lies awake.
I'm trying to find the words to say.
I wish I was, I wish I was beside you.

She lies awake.
Beside you.
I wish I was, I wish I was...

She sleeps alone.
My heart wants to come home.
I wish I was, I wish I was..

                                               **************************

"Good Girls"
 

(Michael)

Do do do d-do do do do do do
She's a good girl
She's Daddy's favorite
He's saved for Harvard
(Calum)
He know she'll make it
(Michael)
She's good at school
She's never truant
She can speak French
(Calum)
(I think she's fluent)
'Cause every night she studies hard in her room

 (Michael)
At least that's what her parents assume
(Calum)
But she sneaks out the window to meet with her boyfriend
Here's what she told me the time that I caught her

[Chorus:]
She said to me,
"Forget what you thought
'Cause good girls are bad girls that haven't been caught.
So just turn around and forget what you saw
'Cause good girls are bad girls that haven't been caught."

Whoa oh oh oh- oh whoa oh
Good girls are bad girls that haven't been caught
Whoa oh oh oh- oh whoa oh
Good girls are bad girls that haven't been caught

(Calum)
She's a good girl
A straight A student
She's really into
All that self-improvement
(Michael)
I swear she lives in that library
 (Calum)
But if you ask her she'll say,
(Michael)
"That's where you'll find me!"

(Luke)
But if you look then you won't find her there
She may be clever but she just acts too square
'Cause in the back of the room where nobody looks
She'll be with her boyfriend
(Michael)
She's not reading books!

[Chorus:]
She said to me,
"Forget what you thought
'Cause good girls are bad girls that haven't been caught.
So just turn around and forget what you saw
'Cause good girls are bad girls that haven't been caught."

Do do do d-do do do do do do
Good girls are bad girls and good girls are bad girls
Do do do d-do do do do do do
Good girls are bad girls and good girls are bad girls

(Ashton)
She's a good girl
(She's a good girl)
Hasn't been caught
(She's a good girl)
She's a good girl
(She's a good girl)
Hasn't been caught... caught... caught... caught... caught... caught... caught... caught...

[Chorus:]
She said to me,
"Forget what you thought
'Cause good girls are bad girls that haven't been caught.
So just turn around and forget what you saw
'Cause good girls are bad girls that haven't been caught."

She said to me,
(She said to me)
"Forget what you thought
'Cause good girls are bad girls that haven't been caught.
So just turn around
(Just turn around)
And forget what you saw
'Cause good girls are bad girls that haven't been caught."

Whoa oh oh oh-oh whoa oh
Good girls are bad girls that haven't been caught
Whoa oh oh oh-oh whoa oh
Good girls are bad girls that haven't been caught
Whoa oh oh oh- oh whoa oh
Whoa oh oh- oh oh whoa oh
Good girls are bad girls that haven't been caught

I Wish



Siang itu, terik matahari menyinari kota Jakarta. Waktu dimana semua orang sibuk dengan pekerjaannya, dan lalu lalang kendaraan tak henti-hentinya melalui kota itu. Namun Amberly, gadis remaja yang periang itu malah asik memotret pemandangan dengan asyiknya di atas pohon yang berada di tempat yang tidak terlalu bising. Sinar matahari mulai memasuki celah-celah pohon, membuat suasana menjadi tentram dan sunyi. Semuanya terlihat dengan jelas, angin sepoi-sepoi membelai rambutnya dengan santainya sehingga membuatnya sedikit mengantuk. Akhirnya, perlahan Amberly memejamkan mata, sedikit demi sedikit mulai memasuki dunia mimpi dan tiba-tiba ia merasa tubuhnya sakit sekali seperti tertimpa batu, sehingga ia terbangun dan terpaksa menghentikan mimpinya. Ternyata, ia telah menimpa seseorang yang berada dibawah pohon. Aaah tidakk!
***

Brukkkkk, “Aduh! Kok sakit sih, lagi enak tidur diatas pohon malah jatoh.” Ujar Amberly sambil menggaruk-garuk kepalanya. Sontak, ia kaget dan terdiam karena telah menimpa seseorang.

“Heh! Makanya kalo tidur itu jangan disembarang tempat. Jatoh kan jadinya. Udah bagus ada gua disini, jadinya elo ga terlalu kesakitan.” Celetuk Adelio membalas perkataan Amberly.

“Yeeh yaudah sih gausah nyolot bisa kali yaa.” Dengan tampang jutek, Amberly berbicara padanya.

“Gausah sok imut lo.” Adelio bergegas pergi dari tempat itu sambil memasang muka masam.

“Eh lo kok ngeselin banget sih!” Lalu, Amberly melanjutkan memotret tanpa memikirkan kejadian tadi. Dan diam-diam ia mengambil gambar Adelio ketika sudah berjalan menjauh.

****

“Gila itu orang, songong banget. Bukannya terima kasih karena dibawah pohon ada gua tapi kenapa dia malah marah-marah sih. Udah jutek, galak lagi ckck.” Gumam Adelio ketika tiba di rumahnya dan seketika ia langsung merebahkan diri di kamar.

“Wuihh kenapa bro, lagi kesel? Biar gua tebak. Pasti orangnya itu cewek yaa?” Tiba-tiba Ejian, adik Adelio mengagetkannya dari belakang.

“Ah lo ngagetin gua tau ga, kalo mau main nanti aja. Lagi ga mood nih.”

“Hehehe tenaang, gua kesini bukan mau ngajak main kok tapi mau minjem playstation lo. Boleh ya??”

“Oh kirain mau main, yaudah sana ambil.”

“Aseekk, nanti malem gua balikin playstationnya.” Ejian berjalan kembali keluar dan membiarkan Adelio sendirian kembali. Dalam diam, terbesit bayang bayang Amberly dibenaknya yang membuat Adelio sedikit terpesona.

****

Keesokan harinya, Adelio mengendarai Kawasaki Ninjanya dengan lincah di parkiran SMAN 05 Jakarta, dan turun dari motor dengan gaya yang cool dan selalu memikat hati para gadis.

“Hai Lio, gua punya surat buat lu. Dan lu bisa liat di loker lu. Dibaca yah.” Dengan centilnya gadis itu berlalu, tetapi Adelio tetap biasa saja dengan situasi seperti ini. Karena ia memang pria popular disekolahnya, Ketika ia memasuki kelas XII.IPA 2. Tiba-tiba ia terdiam dan sorotan matanya tertuju pada gadis yang duduk dipojok kelas.

Ia merasa bahwa ia pernah melihat gadis itu. Gadis yang dituju pun akhirnya menyadari bahwa sedari tadi ada yang memperhatikannya. Dan Adelio sengaja duduk didepan kursi Amberly.

“Eh?” Adelio memanggil gadis itu sambil ragu-ragu.

“Hmm, siapa ya? Tapi tunggu, biar gua inget-inget. Sebelumnya kita pernah ketemu. Oh yaaa! Lu cowok ngeselin yang waktu itu ada dibawah pohon kan?”

“Oh iya, lo cewek yang songong itu kan? Ah kenapa harus lo lagi sih.”

“Ngomong-ngomong, ngapain lo duduk disini? Sana pindah. Gua ga mau duduk deket lo.”

“Jutek banget sih, bodo amat. Yang penting gua mau nya duduk disini.”

Please, jangan ganggu gua! Oke gua minta maaf karena waktu itu gua jutek, dan sekarang gua minta jangan ganggu gua, oke!”

“Ga mau! Lo harus tanggung jawab.”

“Loh? Tanggung jawab apa?”

“Karena elo adalah orang yang udah berurusan sama gue. Mulai sekarang elo harus jadi orang yang mau nemenin gua kemana pun gua pergi. Ya ibaratnya, lo itu jadi bayangan gua lah.”

“Dih? Gabisa gitu dong...” Belum sempat Amberly melanjutkan pembicaraannya, Adelio langsung meninggalkannya dan bergegas keluar.

Amberly pun langsung merasa kesal karena Adelio tidak mendengarkan omongannya. Ternyata, Adelio pergi ke ruang osis untuk melihat-lihat beberapa foto siswa-siswi yang berhasil memenangkan lomba di berbagai perlombaan.

Salah satunya, tertera foto Amberly yang sedang memotret pegunungan dari kejauhan. Karena potretannya sangat mengesankan, ia mendapat juara I di lomba “Kreasi Fotografi Kreatif.” Tak sadar, seulas senyum tersungging disana.

Waktu kian berjalan dengan cepat. Seperti perkataan Adelio pada Amberly, ia selalu mengikuti Amberly kemanapun ia pergi. Tetapi, tetap saja Amberly bersikap dingin padanya. Tak sengaja ketika Amberly baru memasuki tangga utama sekolah, ia menabrak seseorang yang bertubuh tegap dan tubuh itu langsung melindungi dirinya agar Amberly tak jatuh. Mata itupun bertemu. Amberly tak sengaja menabrak pria tampan disekolah ini. Dan orang itu adalah Adelio

“Woy, kalo jalan bisa liat-liat ga?” ekspresi Amberly terlihat biasa saja tetapi cara ia berbicara seperti menyindir. Dengan kikuk, Adelio membalas perkataannya.

“Yah elo lagi kan ckck, bilang aja sih kalo nge-fans. Gausah menutup diri dari kenyataan deh.” Adelio sebisa mungkin menutupi kecanggungannya dengan berbicara seperti itu.

“Elo jadi orang kepedean banget.” Ucap Amberly sambil berlalu. Adelio hanya bisa menatap gadis itu dari kejauhan.

Sesaat ia berteriak,

“Dengar Amberly, awas aja kalo sampe lo beneran naksir gue. Dan, gue yakin ga lama lagi lo bakal naksir gue!”

****

Adelio bersenandung di dalam kamar sambil memainkan gitarnya, melihat-lihat foto-foto kelasnya nya disaat ia kelas tiga SMA. Dan tak pernah ia sadari, matanya terpaku pada sesosok gadis yang berdiri dipojok kelas itu, sebenarnya ia sudah menyukai Amberly sedari ia duduk dikelas satu. Memang mereka tidak pernah sekelas, Tetapi ia selalu mengawasi Amberly semenjak kejadian yang mempertemukan mereka dibawah pohon.
Ia meyangkal pikiran itu karena Amberly adalah gadis yang jutek, sampai akhirnya mereka dapat satu kelas di kelas XII.IPA 2 ini. Adelio pun mulai mengambil secarik kertas untuk menulis sebuah puisi :

Malam ini, aku melihat bintang tersenyum padaku
Membuat hati ini bahagia saat melihatnya
Dan membuat diri ini ingin berkata bahwa aku mulai menyayanginya
Tetapi, ada satu hal yang menghambatku untuk berkata
Ia terlalu dingin
Aku tak tahu bagaimana cara untuk menyampaikan ini padanya
Aku tak tahu apa yang dirasakannya ketika kita sedang berbicara
Dan menatap matanya pun aku tak mampu
Satu hal yang ingin ku tanyakan, apakah ia menyimpan perasaan yang sama?

Sebersit bayangan Amberly tiba-tiba memenuhi benaknya ketika ia selesai menulis sebuah puisi.

“Apa-apaan ini? Seorang Adelio, cowok popular disekolah bisa-bisanya mempimpikan seorang cewek jutek dan dingin kayak dia? Mikir apa gua ini? gua bisa dapetin cewek yang lebih manis daripada dia tapi kenapa gua malah naksir dia sih?” ucapannya yang keras membuat Ejian adiknya, tersadar untuk meledek kakaknya itu.

“Hai kak, marah-marah lagi ya? Sama siapa sih? Pastinya sama si cewek jutek kan?”

“Sok tau aja lu.”

“Yeeh serius guaa, tadi gua denger lo nyebut-nyebut si cewek jutek itu. Kalo boleh tau, siapa sih namanya?”

“Ah udah ga usah banyak nanya. Pergi sana!”

“Ga mau, gua akan terus disini sampe lo ngasih tau nama si cewek jutek itu.”

“Oke oke, gua bakal kasih tau. Namanya Amberly, orangnya blasteran.
Cantik sih tapi juteknya ga nahan bro!”

“Waah boleh juga tuh hahaha.”

“Eh, pokoknya awas aja kalo lo juga naksir!”

“Hahaha, gua ga bakal naksir kok sama Amberly. Kenal juga enggak.” Ejian pun langsung keluar kamar ketika ia sudah tahu siapa gadis yang disukai kakaknya.

****

Keesokan harinya, Adelio melihat Amberly sedang berbonceng sepeda dengan siswa kelas XII.IPS 1, bernama Alexander. Seketika Adelio geram melihatnya. Ternyata, tanpa sepengetauan Adelio, ia memang sudah dekat dengan Alexander. Tetapi amberly tidak pernah mengumbar rahasia ini, termasuk siswa siswi lainnya tak pernah tahu bahwa Alexander adalah kekasihnya. Amberly tak mau ini menjadi masalah berikutnya dengan Adelio dan ia juga tak mau Alexander salah paham. Maka sengaja Adelio berjalan melewati mereka dengan tatapan tidak suka.

Setelah ia melewatinya, ia bergegas untuk menunggu Amberly didepan kelas, dan kebetulan arah kelas Amberly dan Alexander tidak searah, maka dari itu Adelio berani untuk menunggu Amberly disana.

“Amberly tunggu, jangan masuk kelas sebelum gua bolehin.”

“Lho, kenapa?”

“Sejak kapan lo pacaran sama Alexander?”

“Emangnya perlu banget lo tau?”

“Ya perlu dong. Kan gua udah pernah bilang kalo kemanapun gua pergi, lo harus ada disamping gua. Tapi karena elo selalu ngelak, yaudah gua terpaksa bebasin lo.”

“Emangnya lo siapa gua? Terserah gua dong mau jalan sama siapa. Dan satu hal, gua udah terlanjur sayang Alexander.” Dengan sigap, Amberly mendorong pintu kelas hingga berdebam.

“Amberly, gua sayang lo.” Dengan pelan, Adelio mengucapkannya.

****

Hingga saatnya tiba, Adelio sengaja berangkat pagi sekali untuk bisa menaruh puisi yang pernah ia buat untuk Amberly dan meletakkannya dimejanya. Dan ia membuat aba-aba kepada teman-temannya agar tidak berbicara kepada Amberly kalau yang membuat puisi itu adalah Adelio. Dan sesaat kemudian, Amberly datang dan menemukan sepucuk surat puisi itu.

“Ini dari siapa?” Amberly bicara pada teman sebangkunya.

“Gua ga tau.”

“Oh, buat siapa emang?”

“Katanya sih buat elu.”

“Oh buat gua, kirain buat elu.”

“Ya enggaklah, buat apaan gua dikasih surat. Lagian kalo mau ngomong lewat sms/bbm kan bisa.”

“Ahahaha iya juga sih. Siapa ya kira-kira? Ngomong lewat sms/bbm kan bisa, udah gitu ngomong langsung kan lebih enak, kenapa ngirim surat ya?”

“Ga tau lah, mungkin aja dia ga pede. Atau mungkin dia suka lo kali.”

“Suka? Gua gaada yang suka kok. Lagian kan gua udah ada Alexander dan itu cuma lu aja yang tau.”

“Udah pokoknya lu baca aja isinya. Dan itu terserah lu mau pilih Alexander atau orang yang nulis surat itu buat lu.”

“Hmm, okelah. Itu gampang. Lagian, tanpa sepengetahuan orang-orang gua udah lama ga sama Alexander lagi. Dia udah pindah ke Amsterdam. Negara asalnya.”

Adelio hanya bisa melihatnya tanpa berkata-kata. Ia sangat senang Amberly bisa tersenyum seperti itu dan andai saja amberly bisa mengetahui siapa penulis dari surat puisi itu. Ia langsung pura-pura memasang muka kecut ketika Amberly mendekat.

“Eh, Adelio. Lu tau yang bikin surat ini siapa?”

“Kepo banget lu.”

“Seriusan gua pengen tau Adelio. Please don’t make me angry with you again.  I just want us peace. Kita tuh dari pertama masuk kelas dua belas masa marahan terus sih.”

“Nah ini yang gua suka. Akhirnya lu ngalah juga.”

“Del, gua kaya gini bukannya gua kalah atas perlakuan lo selama ini. Tapi karena gua cuma pengen lo sadar, dan lo bisa mandang gua sebagai temen dan bukan sebagai musuh.”

“Hmm, tapi sayangnya gua masih ga suka sama tingkah lo Amber.”

“Oh gitu?!? Jadi lo ga terima nih? Oke, sampe kapan pun gua ga bakal minta maaf duluan lagi. Jahat banget sih lo!”

“Okay, lo pikir gua takut? Haha!”

Amberly pun menjauh dengan rasa jengkel yang menggebu-gebu. Ia tak menyangka Adelio tidak mau memaafkannya.
Tetapi nasib berkata lain, mereka disatukan dalam kelompok Bahasa Indonesia yang mau tak mau mereka harus bekerja sama. Mereka bekerja dengan acuh tak acuh, saling mendiamkan satu sama lain, bahkan setiap Amberly ingin bertanya kepada Adelio, ia hanya mengacuhkannya dan mendiamkannya. Hatinya keras seperti baja. Padahal Amberly sudah bersikap sewajarnya layaknya seorang teman. Amberly benar-benar tak habis pikir dengan pria yang satu ini.

“Gua bener-bener bingung sama tingkah Adelio yang kian waktu, kian hari, kian detik selalu begitu. Dan kenapa setiap gua mau hubungi dia selalu gabisa?!? Kenapa dia ga maafin gua sih? Tempramen banget. Gua emosi juga ada alasannya. Jadi dia ga berhak buat terus-terusan jutekin gua.” Ungkapnya dalam hati yang membuat kepalanya semakin pening.”

“Eh, ngapain lo bengong? Bukannya kerja malah bengong. Mikirin siapa sih.” Sontak, suara Adelio menyadarkannya dalam lamunan itu.

“Ngapain lo nanyain? Emang peduli?”

“Gua cuma mau kasih tau kalo nanti sore kita ketemuan di taman.”

“Buat apa?”

“Ya mau ngerjain tugas ini lah, jangan geer dulu deh. Gaada yang mau ngajak nge-date lo kok.”

“Yeeh siapa juga yang geer, lagian gua ga bakal dateng kok.”

“Pokoknya awas aja kalo lo ga dateng, gua ga bakal tulis nama lo.”

“Duhh ribet banget sih! Iya, gua bakal dateng janji.”

Selesailah pembicaraan mereka pada saat itu. Amberly lega karena telah berbicara padanya. Tetapi ia tak siap untuk bertemu Adelio di taman. Ia masih terlalu takut untuk menatap matanya.

****

Amberly tiba tepat waktu dari waktu yang sudah ditentukan Adelio dan rupanya Adelio belum datang. Lagi-lagi pernyataan itu membuat Amberly kesal karena merasa dibohongi Adelio. Tetapi, beberapa jam kemudian Adelio datang dengan Kawasaki Ninjanya dan membuat amberly deg-degan, bahkan amberly selalu meyakinkan dirinya agar tidak jatuh cinta padanya. Adelio pun mendekat dan menyapa Amberly dengan santainya seakan ia lupa akan janjinya.

“Eh Adelio yang sok kegantengan, lo tau ini udah jam berapa? Udah hampir maghrib dan elo baru dateng? Keterlaluan banget sih. Lo mau bohongin gua? Ga bakalan gua mau percaya. Sekali lagi lo ngajak janjian, gua ga bakal dateng! Dan ini udah mau malem, gua harus pulang.”

Dengan sigap, Adelio langsung menyambar tangan amberly dan membuat gadis itu terdiam.

“Mau apa lagi? Udah ga ada lagi yang mau di omongin kan? Lepasin, gua mau balik. Lagian, emang di mata lo gua itu penting? Udahlah, gua itu orang asing kan bagi lo?!”

Adelio hanya menatap mata itu dan malah menggenggamnya lebih erat. Amberly berusaha untuk menyingkirkan tangan itu, tetapi tangan itu terlalu kuat.

“Apa lagi sih hah? Belum puas lo nyakitin gua dengan sikap dan sifat lo yang kaya gitu? Lo diemin gue, ga pernah tanggepin gua kalo gua nanya kelompok, lo selalu salahin gue, keegoisan lo dan lo ga mau maafin gue. Sekarang apa lagi? Lo mau bikin gua tambah marah?!!”

Pelan-pelan Adelio melepaskan genggaman itu, perlahan Amberly sedikit mengeluarkan air mata karena tidak kuat dengan tingkah Adelio yang selalu mengganggunya.

“Amber, dengerin ya. Gua ga pernah mau nyari masalah sama lo.”

“Apa? Ga pernah nyari masalah? Lo ga nyadar ya? Bener-bener parah. Lo tuh selalu menyangkal apa yang terjadi tau ga!”

“Seriusan, gua suka nyari masalah sama lo karena gua suka sama sifat dan sikap lo yang kuat, yang ga mau kalah sama gua, yang tegar. Gua suka tiap lo lagi marah dan tiap kita bicara. Gua suka cara lo ngomong waktu kita ketemu di bawah pohon. Gua suka cara lo waktu lagi potret pemandangan. Dan gua suka, tapi gua terlalu malu dan terlalu takut buat bilang hal ini kalo.. s-sse-benernya gua sayang lo Amber.”

Amberly terpaku untuk medengar perkataan ini. Ia tak percaya orang yang selama ini ia benci akhirnya menyukainya.

“Duhh, please deh jangan bikin gua tambah pusing sama kata-kata lo deh.”

“Tapi gua ga bohong Amber, believe me.”

“Terus, lo mau ngapain?”

“Ya gua mau sekarang, hari ini dan detik ini juga kita baikan.”

“Serius? Seorang Adelio, cowok popular disekolah yang banyak disukain cewek itu bisa naksir gue? Ahaha it’s impossible, right?”

“Gua serius banget Amberly.”

“Hmm, okedeh gua pegang kata-kata lo. Tapi.. sorry gua ga bisa bales perasaan lo.”

“Ke-kenapa Amber?”

“Tadinya gua sempet ada perasaan, tapi gua udah terlanjur move on dan gua ga bisa pertahanin perasaan ini karena..” Amberly pun menunduk dan tak berani menatap mata itu.

“Karena apa Amber? Apa lo masih kecewa sama gue?”

“Bukan, gua ga kecewa. Tapi gua ga bisa terima kenyataan ini. Tolong jangan paksa gua, please.”

“Gua tau lo kecewa, maaf banget Amber. Tapi gua harap kita bisa baikan dan berteman.”

“Iya gapapa.. penyesalan itu selalu datang belakangan, hmm, kalo mau kerja kelompok kayaknya besok aja. Lu bisa kerumah gua kok.”

Tiba-tiba sesosok pria bertubuh tinggi, memakai kaos biru dilapisi jaket jeans datang mendekati mereka dan menjemput Amberly.

“Hai Amberly, Lagi sama temen ya?” pria itu pun menyapa mereka sambil tersenyum.

“Hai, iya sebentar lagi mau pulang kok. Kamu tumben dateng? Cari aku ya?” Pria itu mengiyakan pertanyaan Amberly dan berkenalan dengan Adelio.

“Kenalkan, nama saya Nadhif. Teman Amberly.” Ia pun menjabat tangan Adelio dengan ramah. Seketika hati Adelio remuk karena ternyata Amberly sedang dekat dengan pria lain selain dirinya. Ternyata Adelio telat menyadari semua ini karena keegoisannya.

“Gua Adelio, teman sekelasnya. Jaga Amberly ya. Jangan bikin dia kecewa.”

“Itu pasti, gua udah kenal Amber lama banget sebelum dia masuk SMA, tapi Amber ga pernah cerita ke siapa pun. Dia orangnya itu ga gampang untuk menceritakan sesuatu ke orang yang belum dia kenal dekat.”

“Baguslah, jadi gua ga cemas.”

“Oke deh, gua sama Amberly balik dulu ya. Lu hati-hati.”
Dan Amberly melambaikan tangannya sambil tersenyum kepada Adelio.

****

Langit di sore hari itu kebetulan sedikit mendung, seperti hati Adelio yang sedang berkecamuk. Menelusuri sungai di sepanjang taman. Ia tak mengerti apa yang terjadi. Ia pikir ini akan berakhir indah tapi ternyata berbanding terbalik dengan kenyataannya. Ia mencoba untuk berpura-pura kuat tetapi gagal. Amberly bersama Nadhif. Ia menyesal karena tidak mengakui perasaannya terhadap Amberly lebih awal.
****

~He takes your hand,
I die a little
I wacth your eyes,
And I’m in riddle
Why can’t you look at me like that?~ One Direction – I Wish

“Lo tuh ibarat bintang, yang bersinar di malam hari. Tapi susah banget buat  di gapai, orang yang selalu memancarkan cahaya di hidup gue tapi gue ga bisa memiliki lo.”
-Adelio.

“Lo itu ibarat bayangan yang selalu ngikutin gua kemana pun gua pergi, tapi ga pernah nunjukin kalo sosok lo tuh kaya apa, lo baru menunjukannya setelah lo mengakui semuanya.”-Amberly

                                             “THE END”

Surat Untuk Cinyo

Surat Untuk Cinyo, Cinyo, kamu datang dengan segala keluguanmu. Aku tak ingat kapan tepatnya kamu menghampiri rumahku. Yang kutahu hanyala...