Jumat, 29 Juli 2016

One

"Sweetheart, buka pintunya. Aku tahu kau di dalam. Kau belum makan siang, sejak pagi kau mengurung diri dikamar. Bukalah pintunya." Desak Ashton yang sedari tadi bolak-balik mengetuk pintu kamarku dan mengganggu waktu kesendirianku. Buat apa ia kesini? Mengganggu saja. Lagipula aku tak membutuhkan teman untuk saat ini. Pasti ibu yang menyuruhnya menggedor-gedor pintu kamarku. ARGH!! Kau tahu? Itu adalah hal yang paling kubenci disaat aku sedang ingin sendiri, tetapi orang lain mengganggumu, sial. Ia tak tahu alasanku mengurung diri karena apa. Kalaupun aku bercerita padanya, ia juga tak akan tahu rasanya bagaimana.

"Diam, Ash! Kubilang diam! Sebaiknya kau pulang, itu akan lebih baik dan aku akan baik-baik saja." Bentakku padanya. Aku tahu, seharusnya aku tak membentaknya karena ia tak ada masalah denganku. Tapi aku benci dengan temannya dan lebih tepatnya aku benci pada sahabat dekatnya.

Selang beberapa menit, Ashton tak menjawab. Kemudian, ia menjawab lagi, "Oke y/n. Aku akan menunggumu keluar kamar sampai kau menyentuh makananmu!"

Huh, keras kepala sekali orang itu. memangnya ia tak mendengar perkataanku tadi? Aku benar-benar ingin sendiri. Benar-benar sendiri. Aku masih terlalu marah terlebih lagi kecewa pada saat kulihat layar handphone ku dan membuka Line. Sontak kulempar handphone sampai retak layarnya. Gila memang. Handphone ku lebih berharga daripada dia, tetapi aku malah membanting handphoneku sendiri. Harusnya aku membanting dia, bukan handphoneku.

"Oke-oke, aku keluar, puas?" Kurapihkan rambutku dan menguncirnya. Membersihkan muka seperti biasa sampai terlihat segar walaupun kantung mata masih terlihat jelas dimataku. Aku melihat Ashton sedang merapihkan meja makan.

"Ashton? Kau masih disini? Tanyaku sambil mengucek mata. Ia hanya menjawab bahwa ia akan menungguku sampai aku keluar kamar dan kemudian tersenyum. Baik sekali orang ini. Kemudian ia menyuruhku untuk makan. Ia terlihat seperti seorang kakak dimataku. Ia sangat peduli padaku. Padahal Luke, kakakku tidak memperlakukanku se-spesial ini. Luke lebih jahil dan menyebalkan. Jarang membelikanku mainan, jarang membuat lelucon, sedangkan Ashton berulang kali membelikanku mainan yang lucu agar aku tak kesepian, leluconnya pun kerap membuatku tertawa. Sebenarnya kakakku ini Luke atau Ashton? Mengapa Ashton sangat peduli padaku seperti seorang kakak kepada adiknya? Entahlah, mungkin karena aku adik dari Luke-teman satu bandnya dan ia kenal baik dengan Luke, maka dari itu ia menganggapku seperti adik kesayangannya. Dan lihat saja, bahkan saat kondisiku seperti ini, Ashton yang menghiburku, bukan Luke. Kakak macam apa Luke itu.

Aku menghabiskan makananku. Kenyang sekali rasanya, perutku seakan mau meledak. Kau tahu? Porsi makanku sangat banyak tetapi aku tak bisa gendut. Tak tahu mengapa, padahal aku ingin merasa gemuk karena aku terlalu kurus. Menyebalkan bukan? Disaat para gadis ingin kurus, aku ingin gemuk. Hhh...

"Terimakasih Ashton, aku sangat kenyang hahaha." Tawa lebar menghiasi wajahku dan aku yakin wajahku belepotan makanan.

"Sama-sama sweety, aku sangat senang kau sudah tak sedih  dan aku yakin, hanya makanan yang membuatmu lupa akan kesedihanmu." Ujarnya membuatku tersenyum-senyum sendiri.

"Jangan memanggilku sweety atau sweetheart, Ash. Kalau Luke tahu ia akan mengamuk mungkin."

"Ia tak akan mengamuk, karena ia membiarkanku untuk mendekati adiknya hahaha."

"Kau terlalu pede, Ash. Pede mu besar sekali, wow."

"Yang penting aku bisa melihat tawa lebarmu y/n, aku tak tahan melihatmu seperti tadi. Berantakan tak karuan seperti tak pernah diurusi. Aku jadi bertanya dimana sisi cantikmu? Y/n sedikit lebih jelek hari ini."

"Aku memang jelek, Ash. Siapa bilang aku cantik? Nia lebih cantik dariku." OMG, apa yang barusan aku katakan? Aku menyebut nama Nia. Tak bisa dibiarkan. Ashton kenal dengan Nia. Pasti ia akan bertanya-tanya setelah ini.

"Hey, Nia katamu? Kau lebih menggemaskan dibanding Nia. Aku lebih memilihmu." Ashton terlihat berusaha menghiburku begitu aku tak sengaja menyebut nama Nia.

"Sudahlah, Ash. Sebaiknya kau kembali ke studio bandmu. Luke, Cal dan Mike mungkin sudah menunggu lama disana. Tak usah banyak cakap denganku. Aku tak apa." Aku kembali memurungkan wajah.

"Dengar y/n. Seburuk apapun kau, sejelek apapun kau itu tak masalah. Fisik akan kalah oleh kecantikan hati. Dan hatimu cantik, kau cantik sebenarnya."

"Aku lelah berbicara denganmu. Kau orang ke-empat yang menyebutku cantik setelah Luke, ibu, dan ayah. Sudahlah, sana kembali. Jangan mencoba membuatku bahagia, Ash. Mood ku sedang hancur hari ini."

"Baiklah kalau itu yang kau mau, aku akan pergi. Tapi jangan lupakan makan dan jangan terlalu larut dalam kesedihan ya, aku tak suka itu."

"Iyaa, Ashton. Lebih baik kau yang menjadi kakakku dibanding Luke deh. Terimakasih hari ini."

Ashton melambaikan tangan dan mulai melaju pelan dengan motornya. Aku tak tahu apa yang ia maksud. Ia sangat baik, perhatian dan peduli padaku. Sedangkan Luke? Ia sibuk dengan bandnya, sibuk berkencan dengan Arzaylea kekasihnya, dll. Memang, Luke adalah Lead Vocal di 5sos. Tapi seharusnya ia ingat akan diriku, adiknya karena aku juga tak terlalu menyukai kekasihnya. Dan hari ini semua kekesalanku terbayar oleh hadirnya Ashton.

Ashton memarkir motornya di lahan parkiran studio. Cukup luas dengan dinding penuh ukiran gambar yang berdasarkan cover untuk lagu mereka seperti Castaway, Permanent Vacation, Waste The Night, dll. Alunan musik sudah berdentum dan terdengar pelan dari luar. Tanda bahwa ketiga temannya sudah latihan sedari tadi, bermain akustik tanpa drum dan gitar elektrik. Hanya mengandalkan gitar akustik. Ia disambut oleh ketiga temannya dengan berjabat tangan. Luke sudah mengira bahwa Ashton telat karena mampir kerumah Luke untuk menghibur adiknya. Itu sudah menjadi kebiasaan bagi Luke menyuruh Ashton, dan ia tak keberatan jika Ashton menemani adiknya seharian karena Luke terlalu sibuk.

"Hey bro, gimana sama y/n? Dia baik-baik aja?" Tanya Luke langsung.

"Seperti yang lo bilang, dia baik-baik aja Luke."

"Baguslah, gue ngerasa bersalah sebenernya. Gue kakaknya, gue ditugasin nyokap buat jaga y/n, tapi malah elo yang gantiin tugas itu."

"Gapapa Luke, lagian gue ikhlas kok. Ya itung-itung gue bisa deketin adik lo lah haha."

"Yee, modus lo. Untung temen, coba kalo bukan."

"Kenapa kalo bukan? Mau tonjok? Tonjok aja sini."

"Hahaha, nggaklah. Ashton kan temen gue paling the best. Cuma lo yang bisa hibur y/n, Ash." Luke memukul canda pundak Ashton sambil tertawa. Ashton senang mendengarnya.

Calum dan Mike sdari tadi hanya fokus memainkan kunci gitar dan bass mereka.Tak peduli Luke dan Ashton membicarakan apa, yang penting tugas Calum dan Mike selesai untuk mencari nada pada lagu baru mereka yang akan datang. Luke yang menulis lagu, sedangkan Ashton mencari not balok lagu.

Hari ini cukup lelah bagi mereka karena sibuk mencari not balok, mencari nada iringan lagu, menulis lagu sambil mencari ide bukanlah hal yang mudah. Membutuhkan kreatifitas untuk menyelesaikan itu semua. Mereka kembali kerumah saat petang mulai datang. Luke langsung merebahkan diri ketika sampai dirumah. Tak lupa, ia menyempatkan waktu berdua untuk berbicara dengan y/n.

Luke mengetuk pintu kamar y/n dengan pelan. Ia tahu y/n sudah tertidur karena ini sudah jam dua belas malam. Tapi ia harus berbicara pada y/n saat itu juga.

"Y/n, bangunlah. Aku ingin bicara denganmu." Luke berbicara sambil mengetuk pelan supaya tak mengganggu orang dirumah.

"Y/n, aku sangat perlu bicara. Aku tahu kau dengar y/n. Bukakan pintunya." Luke berkata lagi. Y/n pun membuka pintu beberapa menit kemudian.

"Ada apa Luke? Ini sudah larut malam kau tahu. Aku sangat mengantuk. Lebih baik besok saja bicaranya." Y/n kembali menutup pintu tetapi Luke menahannya.

"Tunggu y/n, aku sangat perlu bicara. Please, dengarkan aku sekali saja." Luke memohon, y/n hanya mengangguk. Ia hampir jatuh karena masih setengah sadar. Untung saja Luke menahannya.

"Baiklah, apa yang ingin kau katakan? Cepat. Aku ingin tidur."

"Kau tiduran saja, biar aku duduk disampingmu, menemanimu sampai kau terlelap. Anggap saja aku sedang mendongengkanmu sebuah cerita seperti dulu."

"Ya sudah, Kau ingin bertanya apa?" Tanya y/n sambil menguap.

"Apa kau menyukai Ashton?"

"Haha, kau gila. Aku menganggap Ashton sudah seperti kakak sendiri. Ia lebih perhatian padaku dibanding dirimu, Luke." Y/n berbicara seperti menyindir Luke.

"Maaf y/n-" Belum sempat Luke berbicara, y/n tengah memotongnya.

"Halah, sudah cukup Luke. Kau terlalu sibuk. Sebenarnya kakakku itu adalah Ashton atau kau? Kau membiarkan Ashton merawatku sedangkan kau malah sibuk dengan yang lain. Lalu kau anggap aku ini apa? Kau seperti menganggapku orang asing yang bukan adikmu." Y/n berbicara agak keras.

"Sstt, y/n. Jangan bicara keras-keras."

"Mengapa? Kau takut ayah dan ibu tahu bahwa yang selama ini anak pertamanya tak pernah berbicara denganku, tak pernah memperhatikanku dan sekarang kau baru mempertanyakan hal ini padaku dengan basa-basi apakah aku menyukai Ashton. Ya, kalau begini caranya mungkin aku akan menyukainya karena ia jauh lebih baik dari kau, dan kelihatannya ia tulus."

"Aku sangat meminta maaf y/n. Maaf karena aku tak pernah ada disaat kau membutuhkanku. Maaf karena aku lebih mementingkan karir dan juga Arzay. Maaf sebesar-besarnya." Celoteh Luke penuh penyesalan.

"Cuma itu? Lalu bagaimana dengan temanmu itu yang bernama Calum?"

Luke langsung terbelalak ketika y/n menyebut nama Calum.

"Maksudmu? Kenapa dengan Calum?" Luke bertanya seolah ia mengetahyu y/n punya rahasia besar dibalik semua ini.

"Luke, sebenarnya aku tak mau membicarakan hal ini karena hatiku masih sakit. Rasanya aku ingin vakum dari line atau instagram. Aku-" Y/n mulai berkaca-kaca.

"Bicaralah dengan pelan y/n. Aku akan mendengarkan." Luke dengan bijak merangkulku dengan hangat.

"Aku menyukai Calum. Sudah lama ku menyukainya. Aku menyimpan perasaan ini sendirian. Aku tak bicara kepada orang lain karena aku tahu mereka akan menganggapku lebay, mimpiku terlalu tinggi. Tapi apa kau menyadari Luke? Tatapanku pada Calum sangatlah berbeda. Aku menatapmu, Ashton, dan Michael itu adalah tatapan biasa. Tetapi, untuk Calum itu berbeda. Aku tahu aku bukan siapa-siapa. Apa yang harus kulakukan ketika aku melihat Calum berdua dengan gadis itu? Mereka terlihat bahagia saat bersama, apa ia tahu ada hati yang terluka? Aku mencintainya Luke. Melihatnya tertawa bersama gadis lain itu terlalu menyakitkan untukku. Apa cinta harus sesakit ini? Apa aku salah jika menyimpan perasaan terhadapnya? Apa aku salah jika menganggapnya seperti laki-laki yang berada di satu lingkungan denganku dan berharap kita akan mengenal satu sama lain? Apa sedikitpun tak ada celah dihatinya untukku? Aku masih belum bisa menerima kenyataan bahwa dia sudah menjadi miliknya, mungkin. Aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan, dari jarak hati berjuta-juta meter aku tersenyum untuknya. If happy is her, i'm happy for you Cal. 😢"

Y/n menangis dipelukan Luke. Luke baru menyadari ternyata selama ini y/n, adiknya sendiri menyukai Calum, sahabatnya. Luke juga tak menyangka perasaan y/n begitu dalam unuk Calum. Ia tahu mengapa seharian ini y/n mengurung diri dikamar. Calum sama sekali tak tahu akan hal ini karena ia tak sadar akan perasaan y/n. Lagipula, Calum sudah mempunyai calon tunangan.

"Y/n, apa yang membuatmu begitu mencintai Calum? Boleh aku tahu?" Ujar Luke.

"Kalau kau minta aku menjawab, baiklah. Sebenarnya cinta tak butuh alasan. Aku menyukainya ketika aku menonton video music bandmu yang berjudul Amnesia. Sejak saat itu aku jatuh cinta padanya, tawanya yang begitu khas. Diantara pria berambut blonde, hanya dia yang berhasil mencuri perhatianku."

"Jadi, kau lebih perhatian pada Calum dibanding denganku?"

"Kau itu kakakku. Mana mungkin aku menyukaimu." Gelak y/n.

"Kakakmu kan tak kalah ganteng dengan Calum. Kau boleh menyukaiku kok." Ujar Luke sambil tertawa.

"Luke, kau ini. pergi sana dari kamarku." Y/n memukul Luke sembari bercanda dan memukulnya dengan bantal.

"Tenang y/n, kau tak perlu khawatir. Jika Calum menyakitimu, aku akan maju demi adikku tercinta. Lagipula, aku akan memberitahu Calum akan hal ini."

"Jangan Luke. Ini rahasia kita. aku tak mau Calum mencintaiku dengan rasa kasihan sementara katamu dia punya calon tunangan? Lebih baik sudahi saja semua ini. Bye, aku mau tidur." Y/n menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Luke hanya tersenyum melihat tingkah adiknya. Setidaknya, Luke sudah berhasil mengambil hati adiknya kembali seperti Ashton peduli kepada y/n.

"Good night, y/n. Semoga kau memimpikan Ashton malam ini." Sela Luke pelan ketika ia beranjak menutup pintu kamar y/n.
~The End~


BHAHAHAH gimana sama imaginenya? Lebay ya? HAHAHA *ketawa lebar* *yang penting hepi*
#malamsabtubaperbersamaemsw #malamsabtubersama5sos

Ada lagu dikit nih, pas banget buat Calum liriknya : 

He takes your hand
I die a little
I watch your eyes
And I'm in riddles
Why can't you look at me like that?

When you walk by
I try to say it
But then I freeze
And never do it
My tongue gets tied
The words get trapped

I hear the beat of my heart getting louder
Whenever I'm near you

But I see you with him
Slow dancing
Tearing me apart
'Cause you don't see
Whenever you kiss him
I'm breaking,

Oh how I wish that was me

(One Direction - I Wish)

Jumat, 22 Juli 2016

The Story Of Us

Backsound :
Bring Me The Horizon - Drown
5SOS -Everything I Didn't Say
Taylor Swift - Teardrops On My Guitar

****
It comes in waves, I close my eyes
Hold my breath and let it bury me
I'm not OK and it's not all right
Won't you drag the lake and bring me home again

Aku tak mengerti apa yang kurasa. Seperti terkena kutukan, ia berharap aku jatuh dalam kegelapan, kesendirian, dan tak ada orang disini. Perlahan lubang yang terdapat di jiwaku kian mendalam dan aku tak tahan lagi dengan keheningan ini, dengan kekosongan ini, dengan keadaan ini. Kesendirian ini sungguh menghantuiku dan beban kian menumpuk sehingga aku tak tahu harus berbuat apa.

Cutting merupakan kebiasaanku jika frustasi mulai datang. Aku terbiasa memasuki rumah sakit, lagi dan lagi. Orang tuaku hanya menangis jika aku melakukannya. Mereka tak bisa menghentikanku karena ia tak tahu bagaimana jadi diriku yang lelah ini. Aku mempunyai teman, bisa dihitung pakai jari. Aku tak mempunyai banyak teman karena keanehanku. Entah, aku ini tak terlihat. Jadi wajar saja jika aku begini. Frustasi, depresi.

****

"Y/n, stop! Stop menyakiti dirimu! Kau gila! Apa yang kau pikirkan, huh?! Please dengarkan aku!" Calum berteriak saat tanganku mulai berlumuran darah. Ia terus mengguncang tubuhku agar aku tersadar, tapi percuma. Aku sudah ada dibawah alam sadarku, dan tiba-tiba semuanya menjadi gelap.

Aku ada disana hari itu. Ya, dirumah sakit. Sebenarnya aku benci untuk berada ditempat ini, tapi keadaanku yang semakin menggila yang membawaku kembali kesini. Terbangun dengan infus, beberapa perban di lengan dan kepalaku. Ada Calum disana, disamping ranjang tempat tidurku, terduduk dengan wajah terbenam ke kasur, Tak lama, Luke memasuki kamar bersama Ashton dan Michael. Mereka meneriakiku dengan semangat karena aku sudah siuman. Mereka juga mengguncang tubuh Calum agar terbangun dari tidurnya.

"Calum!" Teriak Luke.

"Hey, Bro. Y/n sudah siuman." Ujar Ashton.

"Calum jelek, Calum gendut, Calum gembul, Calum.." Michael memotong pembicaraannya sembari memukul Calum dengan gemas.

"Stop it, Mike! Tak lucu. Apa yang kalian bicarakan?" Sontak, mata Calum menatap y/n dengan senang. "Y/n?? Kau sudah sadar? Omg syukurlah, aku sangat senang kau siuman y/n." Calum memeluk y/n dengan rindu.

"Tak usah memelukku, Cal." Y/n menepis lengan Calum dengan kasar.

"Y/n? Mengapa? Ada apa denganmu? Mengapa kau seperti orang yang benci sekali terhadapku?" Ujar Calum lemas dihadapan Y/n.

"Asal kau tahu y/n, aku panik ketika kau berusaha untuk self harm atau cutting seperti itu. Aku takut terjadi apa-apa denganmu y/n. Bahkan aku yang membawamu kerumah sakit." Calum melanjutkan pembicaraannya.

"Dengar, aku memang sudah sakit, Cal. Tak usah kasihani aku." Y/n kembali berbaring dan menutupi wajahnya dengan selimut. Ketiga teman Calum ikut terheran-heran dengan sikap y/n.

"Sudahlah, Cal. Mungkin y/n sedang tak mau diganggu. Lebih baik kita keluar sebentar." Michael merangkul pundak Calum.

Lalu Calum menuruti perintah Michael.

****

"Aku tak mengerti mengapa y/n berubah drastis padaku. Kami tak sedang bertengkar, kami tak sedang dalam masalah, lalu mengapa y/n acuh tak acuh padaku? Apa salahku terhadapnya? Apa aku terlalu cuek? Apa aku tak pernah memperhatikannya ketika ia dalam masalah? Apa semua ini ada sangkut pautnya dengan Nia? Ah aku tak mengerti. Mudah-mudahan ini tak ada sangkut pautnya dengan Nia. Lagipula aku dan Nia hanya sekedar jalan-jalan saat itu." Celetuk Calum dalam hati ketika ia memainkan gitar bassnya untuk konser malam ini. Konser ini adalah pertama kalinya yang mereka adakan di Bridgestone Arena yang berada di wilayah Nashville, TN, US. Calum sangat nervous sebenarnya. Ia sering lupa lirik ketika y/n menonton konser mereka dan berada di posisi paling dekat dengan panggung, itu membuat Calum tak bisa berkutik. Beruntungnya ia hanya lupa lirik dan tak ikut-ikutan lupa akan kuci gitar bassnya.

"Hey Calum. mau minum malam ini?" Tanya Luke dengan semangat. Calum hanya menggelengkan kepala tanda tak menyetujuinya.

"Mengapa Cal? Biasanya kau tertarik." Luke bertanya lagi.

"Tidak untuk malam ini, Luke. Aku pusing memikirkan y/n."

"Tak usah ambil pusing. Sudah ada Nia kan sekarang?"

"Jangan berbicara tentangnya atau kau akan kutendang dari sini. Aku sedang ingin latihan dengan bass ku, Luke."

"Okay, tenang bos. Aku akan pergi."


****

Y/n sedari tadi berdiri memandang Calum tanpa kedip, seakan ia sudah jatuh cinta dengan pesona yang dibuat oleh Calum. Ia tak pernah membuat dirinya disukai orang lain dan mereka akan terpesona padanya, tak pernah. Calum hanya memiliki tawa dan senyuman yang khas yang tak dimiliki siapapun. Bahkan ia terlihat sangat hot ketika ia merokok. ( he's so tall and handsome as hell, he's so bad but he does it so well) Jadi, itu sebabnya mengapa banyak para wanita mendambakannya walaupun Luke, Ashton, dan Michael juga tak kalah tampannya dengan Calum.

Sesaat Calum mendapati y/n tengah menatapnya. Y/n langsung cepat berpaling walaupun ia masih kesal dengannya.

"Y/n? Mengapa setiap aku menatapmu, kau tak pernah membalas tatapanku? Sedangkan aku tak apa jika kau menatapku tanpa sepengetahuanku y/n."

Y/n terdiam.

"Mengapa kau diam y/n?"

"Apa itu membutuhkan suatu jawaban Calum? Apa kau menginginkan sekali aku menjawab pertanyaanmu? Kurasa tak perlu."

"Mengapa y/n?"

"Karena aku membencimu."

Keduanya terdiam. Keheningan merasuki ruangan dan diri mereka. Satupun tak ada yang berani berbicara.

"Ya sudah kalau itu mau mu, aku rela, y/n." Calum kembali menunduk. Y/n berlari sekencang-kencangnya. Menyesali mengapa ia berkata begitu pada Calum.

****

Konser pun dimulai, ribuan bahkan jutaan penonton berteriak histeris saat mereka memainkan intro dari lagu Everything I Didn't Say.


Wait, don't tell me
Heaven is a place on earth
I wish I could rewind all the times that I didn't
Show you what you're really worth
The way that you held me
I wish that I'd put you first
I was wrong I admit, numb from your kiss
While you were slipping through my fingertips

Taking every breath away
With all of the mistakes I've made
From all the letters that I've saved
This is everything I didn't say
I wish I could've made you stay
And I'm the only one to blame
I know that it's a little too late

This is everything I didn't say

Alunan lagu diawali oleh Calum bersama gitar bassnya kemudian diikuti Luke dan Michael di part selanjutnya. Mereka membawakannya dengan hikmat. Seandainya y/n ada disana dan bukan Nia yang menggantikan posisi y/n saat mereka konser. Tak lupa, Arzaylea juga ikut dalam konser mereka. Tapi Nia tak bertegur sapa dengan Arzaylea. mungkin mereka tak mengenali satu sama lain. Lagi dan lagi, Calum lupa lirik ditengah alunan musik yang bergeming, ia tetap melanjutkannya walaupun ia bernyanyi "nananana" dengan ria.

Luke bahagia karena Arzay menontonnya, sedangkan tidak dengan Calum.

****

Kondisi y/n sudah lebih baik dari sebelumnya. Ia berada di luar cafe sambil meneguk secangkir kopi hangat melihat-lihat mobil yang melaju kencang dipinggir jalan. Ia juga sempat mengabari Calum bahwa ia sudah stabil dan menegur Calum dengan sebaik mungkin agar menjaga pertemanan mereka. Ia tak mau calum tersinggung untuk kesekian kalinya. Y/n hanya berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya dan memulai pertemanan lagi. 

Pada hari itu, Calum bercerita tentang Nia kepada y/n. Calum memandang y/n tetapi y/n memasang senyum palsu dihadapannya. Dan Calum tak menyadari itu. Y/n berani bertaruh, Nia pasti sangat cantik sehingga membuat Calum terpikat. Nia pasti punya segalanya yang tak y/n miliki. Calum berbicara pada y/n. Ia tertawa karena Calum lucu sekali. Namun y/n tak melihat orang lain saat Calum disisinya. Calum bilang, dia mabuk kepayang karena Nia dan akhirnya ia menyadarinya. Apakah Calum tahu apa yang y/n pikirkan tiap malam? Bahkan y/n pernah menelpon Calum hanya sekedar menyanyikan Teardrops On My Guitar dari Taylor Swift. Calum hanya bertanya siapa lelaki yang kau sukai? Luke, Mike atau Ashton? Tanya Calum sambil tertawa. Y/n hanya tersenyum dan menjawab, "Dia tak akan pernah menyadarinya, Cal. So, how can i try to be better? Nobody ever lets me in, i can still see you. This ain't the best view. On the outside looking in." 

Hari silih berganti, Luke menyadarkan Calum bahwa lelaki yang y/n sukai adalah Calum. Tapi terlambat, y/n sudah tak tertarik untuk menyukainya. Itu mengapa Calum resah disetiap konser karena tak ada y/n disana melainkan Nia.

Calum menyalakan mesin mobil dan melaju kencang ke arah rumah y/n bersama ketiga temannya. Ia tak peduli apa yang akan terjadi, yang i pikirkan hanyalah berbicara dengan y/n.

Tiga puluh menit kemudian mereka tiba dirumah y/n. Calum mengetuk pintu rumah y/n dengan gugup. Tak tahu apa yang akan ia bicarakan. Y/n membuka pintu beberapa saat dan ia terbelalak ketika ia mendapati Calum berdiri dihadapannya.

"Mau apa kau kesini?" Kata y/n.

"Aku ingin memperbaiki sesuatu." Dengan gugup Calum bicara.

"Aku tak perlu memperbaiki sesuatu itu Cal. Menurutku semuanya sudah beres."

"Tidak y/n, kita harus memperbaiki semua ini."

"Lantas apa yang ingin diperbaiki, Cal."

"Hubungan kita."

"Aku tak punya hubungan denganmu!" Y/n mendorong bahu Calum. Ashton menahan y/n untuk tak emosi.

"Lepas Ash, aku baik-baik saja." Y/n lanjut bicara. Ashton akhirnya melepaskan lengan y/n.

"Calum, aku tahu maksudmu. Kau kesini hanya untuk meminta maaf dan berharap aku akan menyukaimu lagi setelah kau berkencan dengan Nia? Aku tahu apa yang kau pikirkan, Cal. Aku ini hanya sahabatmu, tak lebih dari itu."

"Kau lebih dari itu, y/n. Aku menyadari bahwa kau lebih baik dari Nia setelah apa yang ku dapat ketika aku tak bersamamu y/n."

"Haha, bohong sekali kau. Sangat pintar untuk mempercayai kebohonganmu."

"Y/n, please. Berikan kesempatan sekali lagi untukku. Untuk kita, untuk kami."

"Aku tak marah dengan Luke, Ash, dan Mike. Aku juga tak marah padamu, aku jujur. Dan sebaiknya kau kembali pada Nia."

"Bagaimana jika aku menolak permintaanmu untuk kembali pada Nia dan kemudian aku kembali padamu?"

"Aku tak akan membiarkan kau kembali padaku. Kembalilah pada Nia, Nia lebih membutuhkan kau daripada aku. Aku tak cocok untuk bintang besar sepertimu, Cal. Walaupun aku bahagia tiap kali melihatmu, tapi aku bukanlah siapa-siapa dibanding Nia." Y/n mulai berkaca-kaca.

"Aku tak mau kau menangis."

"Aku tak akan menangis bila kau kembali pada Nia. Ku akui itu. Cinta tak harus memiliki Cal. Mungkin aku memang mencintaimu dan kau memilih Nia, itu lebih baik kedengarannya."

"Maafkan aku, y/n. Aku menyayangimu, sungguh. Aku menyesal y/n."

"Jangan kau sesali semua ini, semua akan berjalan lebih baik. Kau dan aku akan baik-baik saja." 

"Ya sudah kalau begitu kau denganku saja ya, y/n." Ujar Mike sambil mengedipkan mata.

"Haha, lebih baik aku dengan Alex Gaskarth saja Mike hahaha." Celetuk y/n sambil bercanda, Mike hanya menggelembungkan pipinya biar terlihat lucu. "Frustasi ku sudah tak ada artinya lagi, kau berhak bahagia bersama Nia, Cal. 

~THE END~


Rabu, 13 Juli 2016

Bintang Terindah

Teruntuk Calum Hood, bassist favoritku di 5 Seconds Of Summer.

Hai, Calum.

Mungkin kau tak akan pernah tahu bahwa ada seseorang yang amat begitu mencintaimu.
Ia menganggap bahwa kau adalah satu-satunya orang yang bisa membuatnya tertawa tanpa sebab padahal kau berada sangat jauh berjuta-juta sekian meter darinya. Bahkan kau pun tak tahu bahwa ia ada di dunia ini. Tapi, bagaimana bisa ia mencintai orang yang belum pernah ditemui secara langsung dalam kehidupannya? Ya, itulah cinta. Ia mencintaimu dalam diam. Ia bahagia mencintaimu walaupun kau sama sekali tak mengenalnyal. Asal kau tahu, ia sangat menyayangimu, Cal. Ia terlihat panik disaat kau memposting status gundahmu di akun twitter. Mungkin terkadang kau merasa bahwa kau sendirian, beberapa fans menghiraukanmu dan kau merasa tak terlihat oleh mereka. Tapi kau tak sendiri, kadang ia juga merasa seperti itu. Ia tahu bagaimana rasanya dijauhi, ia tahu bagaimana rasanya memendam sejuta perasaan yang telah lama ingin ia ungkapkan tetapi terbungkam dan akhirnya tak terucap. Kau tahu rasanya, Cal? Sakit sekali.
Tetapi itu semua telah terbayar ketika ia melihatmu tersenyum dan bertingkah lucu di video keek atau beberapa video lainnya yang kau unggah bersama ketiga temanmu di youtube. Ia tahu ia bukan siapa-siapa dan ia hanya the girl in a crowded place. Ia juga selalu mengirim direct message lewat twitter atau instagramnya. Namun tak pernah ada notif balasan darimu. Ia memang tak butuh sebuah balasan, karena ia tau kau adalah bintang besar. Bintang yang sulit digapai. Namun ia tak menyesal telah jatuh cinta kepada bintang itu. Mengapa? Karena bintang yang satu ini sangat berbeda. Ia lucu dan menggemaskan. Di lain waktu, ia bisa berubah menjadi sangat tampan dan cool. Kau tahu siapakah "ia" yang kumaksud? "ia" itu adalah gadis yang selalu menunggumu dan itu adalah aku.

Calum tercinta, tertanda.

-emsw-

****

BHAHAHAHAH *SURAT MACAM APA INI 😂*
Ya, sebenernya gue udah pernah bikin surat buat Calum dan udah gue kirim lewat direct message twitter dan instagram. Tapi, yaa gitudeh.. maklumlah dia bintang besar mana mungkin bales direct message dari gue, hiks hiks. *It's okay to cry now 😢*
Tapi guys, surat kali ini atas dasar karena gue iseng malem-malem gatau harus ngapain. Sekali-kali bikin ginian lah ya hahahah
Makasih waktunya udah baca surat tak berfaedah ini 😄



Surat Untuk Cinyo

Surat Untuk Cinyo, Cinyo, kamu datang dengan segala keluguanmu. Aku tak ingat kapan tepatnya kamu menghampiri rumahku. Yang kutahu hanyala...