Sebentar, aku ingin menyampaikan sesuatu
padamu.
Jadi begini, berulang kali kau sanggup dan
rela mengirimi surat cinta kepadanya. Siang-malam kau ukir kata-kata indah
hanya untuk memujinya di dalam surat itu. Bahkan kau tak hanya menuliskannya
sebuah surat, tapi kau juga membuatkannya sebuah lagu menggunakan iringan gitar
sampai jadilah sebuah melodi nan indah. Atau juga kau rela menggambar dan
melukiskan sebuah potret tentang dirinya. Namun ia yang kau tuju tak kunjung
membalas perasaanmu, suratmu, atau teks pesan yang kau kirimkan, maupun semua
yang telah kau beri padanya. Berulang kali pula bayangan tentang dirinya selalu
muncul dalam benak, bahkan sampai terbawa mimpi. Kau gila atau apa? Sudah tahu
cintamu tak terbalas, masih saja kau rela menunggunya.
Sekali lagi, aku heran. Aku bangga dengan
hatimu yang tak mudah koyak dan goyah.
Kemudian aku menemukan pencerahan dibalik
semua ini—dibalik keteguhanmu dalam mencintai seseorang yang bahkan kau rela
hatimu tercabik-cabik kala mendengar kabar bahwa orang yang kau cinta telah
berpuan.
Oh pantas saja, ternyata ia adalah seorang
publik figur. Sosok yang dikagumi dan dicintai seluruh gadis yang ada di muka
bumi. Aku pun sering berujar bahwa diriku hanyalah sebatas upil kecil yang
tidak beraturan bentuknya. Banyak pria yang kau cintai tapi tak kunjung
terbalas. Contohnya, aku mencintai bassist dari salah satu band favorit asal
Australia, atau tokoh yang memerankan Peter Kavinsky, atau pula gadis-gadis
lain yang menyukai para boyband dan publik figur lainnya.
Kalau begitu, kapan kau ingin berhenti
mencintai mereka? Sampai kapanpun cintamu tidak akan tersambut karena ia yang
kau cinta tidak akan mengenalimu. Coba, belajarlah mencintai ia yang sedang
mengagumimu dalam diam walaupun kau tak tahu bahwa ada seseorang yang
menyayangimu selama ini tanpa sepengetahuanmu. Cintanya juga tak terbalas
karena kau selalu sibuk memikirkan tokoh idolamu itu.
#30DWC #30DWCJilid16 #Day3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar