"Mau ngapain?"
"Beli air mineral."
"Sudah, jangan, ya. Kamu duduk aja di sini. Biar aku yang beli."
Ia mengusap kepalaku dengan lembut. Aku terdiam beberapa saat. Tingkahnya membuatku melamun pada hal yang abstrak tidak bisa kupecahkan. Aku memang belum sepenuhnya membuka hati untuk dirinya. Aku belum siap untuk dikecewakan. Aku hanya ingin sendiri dulu sampai waktu datang untuk memberikan yang terbaik. Kemudian, ia datang ketika kondisiku benar-benar dalam keadaan baik. Apa iya aku sudah mulai menaruh hati padanya? Tetapi tak mungkin secepat ini. Mungkin ia hanya sedang berbaik hati padaku. Aku tidak boleh menaruh harap sedikitpun. Tetapi, apa kau tidak curiga bila ia terus-menerus ada di sisimu—di sampingmu tanpa kau pinta?
Ia berjalan ke arahku seusai membeli air mineral. Kutatap netranya yang teduh dan ia tersenyum simpul padaku. Rasa ini memang terbilang aneh. Terkadang manis, terkadang pahit, terkadang asing. Coba jelaskan, rasa apa yang sedsng tertera di hatiku? Aku memang tidak tahu apa yang ada di pikirannya, semoga saja Tuhan selalu melindungi orang baik seperti dirinya. Karena aku tidak mau ia terjebak pada ruang sedu yang ada pada diriku.
#30DWC #30DWCJilid16 #Day24
Tidak ada komentar:
Posting Komentar