Kamis, 03 Januari 2019

Tentang Rasa (Bagian 2)

Hari ini rasaku tidak begitu manis seperti hari sebelumnya. Terasa sedikit hambar bila dipikir-pikir. Esok aku akan menghadapi sidang scientific writing sebagai tugas yang harus diselesaikan sebagai seorang mahasiswa aktif di perguruan tinggi, tempat di mana aku menimba ilmu. Aku memang sedikit perasa, maksudku, aku terlalu memikirkan hal apa yang akan ditanyakan besok. Aku terus saja melamun sampai sebuah jemari menepuk pundakku dari belakang.

"Hey, ngapain? Sendirian aja."

Aku yang masih terkejut hanya menatapnya lama.

"Gak usah ngeliatin gitu, nanti naksir."

Pede sekali orang ini. Mengapa ia suka sekali mengganggu waktu me time-ku.

"Kamu yang harusnya gak usah kepedean, aku gak ngeliatin kamu."

"Lha, itu tadi kamu sempat lama menatapku."

"Itu karena aku masih beradaptasi mengembalikan pikiran dari lamunan, paham gak?"

"Iya, iya. Gak usah galak gitu dong. Ya sudah, semangat ya sidangnya. Kalo udah capek, jangan dipaksain baca. Tutup bukunya, lalu tidur. Tetapi.."

"Tapi apa?"

"Jangan lupa mimpiin aku ya, karena kamu tak hanya menjadi bidadari dalam hidupku, namun juga bidadari yang menguni mimpiku. Semangat, cantik."

Ia mengacak-acak rambutku begitu selesai meggombal kemudian berjalan menjauh dari tempatku duduk.

"Oh iya, aku lupa bilang sesuatu. Besok aku akan hadir menemanimu sebagai hadiahmu tentunya." Ia berteriak setelah sekian berada jauh dariku. Aku hanya tertawa mendengarnya. Tanpa disadari, rasa manis perlahan muncul menggantikan rasa hambar yang mengisi hariku.

#30DWC #30DWCJilid16 #Day25

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat Untuk Cinyo

Surat Untuk Cinyo, Cinyo, kamu datang dengan segala keluguanmu. Aku tak ingat kapan tepatnya kamu menghampiri rumahku. Yang kutahu hanyala...