Jumat, 04 Januari 2019

Tentang Rasa yang Berakhir (Bagian 3)

Tamat sebelum waktunya adalah cerita yg dipaksakan selesai sebelum alur ceritanya benar-benar berakhir dan hasilnya pasti akan buruk. Ceritamu pasti akan ditolak oleh penerbit mana pun. Belum apa-apa sudah gugur duluan. Begitu juga dengan dunia perteateran yang dipaksakan berakhir dan gugur lebih dahulu sebelum pentas.

Sama halnya seperti kisahku padamu yang bahkan belum sempat merajut asa. Namun, aku harus berhenti melepas rasa yang pernah ada. Perasaanku ini memang tidak tahu tempat. Aku memang salah telah menitipkan hati padamu. Itu memang salahku. Aku menitipkan rasa pada seseorang yang tentu hatinya bukan milikku dan bukan untukku. Aku membiarkan rasa yang membuatku melambung tinggi merasuki relung jiwaku tanpa izin dari sanubari.

Kini, rasa itu telah kuputus begitu saja setelah perjalanan panjang menyimpan rasa ini rapat-rapat. Kau mungkin tidak pernah merasakan bahwa menyimpan rasa sendirian itu menyakitkan. Sedikit demi sedikit, luka di hatiku mulai terobati. Entah, aku juga tidak pernah bermaksud untuk mengobatinya. Aku sengaja membiarkan luka hati ini terus-menerus menganga sampai akhirnya ia mengering sendiri. Aku tak ingin memaksakan hatiku untuk melupakannya. Aku hanya ingin menunggu waktu sampai aku benar-benar terbiasa melihat kesakitan itu di depan mataku. Sampai aku benar-benar terbiasa menikmati pemandangan yang membuat hatiku remuk ketika melihatnya pamer kemesraan di depan publik. Sampai aku.. tidak mampu lagi untuk mengucap sepatah kata.

Kini rasa itu benar-benar berakhir. Aku tak akan lagi ingin mengetahui sesuatu hal yang berbau tentangmu. Aku tak akan lagi mengisi hari-hariku hanya dengan memikirkanmu. Aku juga tak lagi keberatan bila melihatmu bermesraan dengannya. Hatiku sudah cukup terobati dengan energi positif yang menguasai diriku. Setidaknya, biarkan aku menyembuhkan lukaku yang belum benar-benar kering dengan mengisi kegiatan yang mengundang tawa di hidupku walaupun sebenarnya dibalik itu, tetaplah aku yang terluka daripada dirimu.

#30DWC #30DWCJilid16 #Day26

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Surat Untuk Cinyo

Surat Untuk Cinyo, Cinyo, kamu datang dengan segala keluguanmu. Aku tak ingat kapan tepatnya kamu menghampiri rumahku. Yang kutahu hanyala...